BONDOWOSO – Sungguh ironis. Pekerjaan proyek peningkatan pembangunan sistem sarana dan prasarana air bersih serta perpipaan yang dikerjakan oleh CV.Dhiel Kontraktor beralamat JL. A Yani G. Bahagia RT. 032 RW. 004 Bondowoso. Dengan total anggaran sebesar Rp.494.450.000,- tahun 2015, melalui Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Bondowoso, tepatnya di Desa Gayam Kecamatan Botolinggo Kabupaten Bondowoso, disinyalir proyek tersebut tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan dikerjakan asal-asalan, dan ada aroma bau yang tidak sedap terhadap pekerjaan proyek yang berada di Desa Gayam.
Terbukti saat ini proyek peningkatan pembangunan sistem sarana dan prasarana air bersih serta perpipaan yang di harapkan oleh masyarakat guna untuk membantu penyediaan suplai air bersih tenyata sampai sekarang mangkrak tidak berfungsi dan bahkan tidak pernah dirasakan manfaatnya.
Setelah tim Soerabaia Newsweek melakukan investigasi ke lokasi tersebut ditemukan indikasi. Bahwa, pelaksanaan kegiatan proyek peningkatan pembangunan sistem sarana dan prasarana air bersih serta perpipaan, hanya dijadikan bancakan untuk mencari keuntungan semata dan memperkaya diri sendiri bahkan bukan kwalitas dan kwantitas yang di utamakan. Terbukti dengan adanya bukti fisik, berupa tempat pengambilan air bagi masyarakat.
Ternyata, belum dipakai sudah banyak yang hancur dan rusak, bahkan pipa sudah ada yang terlentang di bahu jalan. Seharusnya pipa tersebut ada di dalam galian tanah, kurang lebih kedalaman galian sekitar 50 Cm, kenyataanya yang terjadi di lokasi tersebut hanya kedalaman galian hanya sekitar 20 Cm. Diduga kuat pekerjaan tersebut sudah ada main mata dan kongkalikong antara konsultan, pengawas dan rekanan.
Saat Soerabaia Newsweek mengkonfirmasi salah satu warga yang tidak mau di sebut namanya menyampaikan, sebetulnya proyek pembangunan sistem sarana dan prasarana air bersih serta perpipaan sangat membantu masyarakat. Karena masyarakat di sini mayoritas mengambil air ke aliran sungai baik untuk memasak dan mandi. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan sangat di sayangkan, karena proyek tersebut tidak pernah mengalir airnya sampai hari ini.
Seharusnya sebelum melakukan kegiatan ini harus dikaji dulu, terutama sumber air yang akan dijadikan untuk sarana dan prasarana air bersih. Apalagi proyek tersebut sudah menghabiskan anggaran yang cukup besar. Kalau seperti ini terus menerus dibiarkan, tidak ada penanganan yang serius siapakah yang bertanggung jawab, ucapnya dengan nada Tanya. Hingga berita ini di turunkan pihak yang bersangkutan baik Dinas terkait maupun kontraktor belum bisa dikonfirmasi terkait berita ini diturunkan. Bersambung..? (Tok/Hen)