JOMBANG
– Meski sering
diingatkan oleh media,
kaitannya dengan program bantuan dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan)
seakan ibarat “Biar
Anjing Menggonggong Kafilah Tetap Berlalu”, itulah
ungkapan peribahasa yang tepat bagi GAPOKTAN (gabungan
kelompok tani) desa Pulosari kecamatan Bareng kabupaten Jombang.
Ini disebabkan
kurang seriusnya unsur penanganan instansi yang terlibat di dalamnya, khususnya
dinas pertanian Kabupaten Jombang dan jajarannya yang sampai saat ini terkesan
dibiarkan.
Menurut Mulyono (41 th) sebagai salah
satu pengurus Gapoktan saat ditemui wartawan (27/1), dikatakan bahwa tunggakan masing-masing kelompok antara lain Sumbermulyo
Rp 18 juta, kelompok Pulosari Rp 5 juta.
Selebihnya ditangan ketua Gapoktan, sebut saja
Jakfar, yang
kebetulan orangnya pergi meninggalkan rumah karena berbagai masalah yang ada. Khususnya, program PUAP yang dialihkan ke Bank Jatim.
Sementara Kepala Desa Pulosari Rokim menyampaikan pada surat kabar SbNewsweek (28/02/2016) di kantor kerjanya ,
sebetulnya pencairan
dana dari dinas pertanian yang berjumlah
Rp 100 juta itu cair saat dirinya belum menjabat, namun pihaknya bersama Babinsa
yang sudah ada kewenangan tentang hal ini akan berusaha menyelesaikan masalah
yang ada.
Sedangkan, Yasin selaku PPL (Petugas Penyuluh Lapang)
Pertanian
Kecamatan Bareng tak bisa berbuat banyak karena ketua Gapoktan sulit ditemui alasannya. Dalam tempat berbeda
saat di kantor kerjanya.
Camat Agus Jauhari (43) akan ikut turun tangan untuk ambil bagian dalam hal ini, karena menyangkut uang negara yang harus dimanfaatkan dengan sebagaimana
mestinya
menurut petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan. (Jito)