Jembatan Bambu Gantung |
BANYUWANGI - Warga dukuh Welud dusun Kunir desa
Singojuruh keamatan Singojuruh Banyuwangi yang berjumlah kurang lebih 40 KK,
kurang menikmati fasilitas seperti warga masyarakat desa Singojuruh yang
lainnya, sebab dukuh Welud keberadaannya jauh berjarak kurang lebih 4 Km dari
kantor desa Singojuruh maupun kecamatan.
Yang lebih memelas lagi, dukuh Welut masyarakatnya berkelompok
jalannya aspal tetapi rusak berat, kalau malam jalannya gelap, kanan kiri masih
semak tanaman pohon keras, jarak jalan yang rusak dengan dusun Kunir sekitar 3
Km, dari dusun Kunir kr jalan raya sekitar 1,5 Km keadaannya juga rusak berat.
Warga masyarakat kalau keluar rumah, kalau pulang
malam hujan lagi kebanyakan menginap disaudaranya, tidak berani pulang
kerumahnya karena gelap dan jalannya rusak lagi.
Akan tetapi dukuh welud kalau keluar melaluli desa
tetangga seperti desa Parijatah Kulon kecamatan Srono jarak tempuhnya lebih
dekat kurang lebih 1 Km, akan tetapi harus melalui jembatan gantung yang
terbuat dari bambu, yang cukup berbahaya bagi pengendara sepeda motor. Tetapi
jembatan bambu sangat membantu sekali, biar berbahaya jarak tempuh ke jalan
raya cukup dekat.
Kepala desa Singojuruh ,Sahuni Ssen.MM telah membuat
program pengusulan pembangunan Jembatan beton bersama 3 desa yaitu desa
Singojuruh sendiri, desa Gumirih dan desa Parijatah Kulon kepada pemerintah
Daerah Banyuwangi, sebab keberadaan jembatan yang diusulkan pembangunannya
berada di ujung perbatasan tiga desa tersebut.
Jembatan yang
diusulkan itu dengan volume 23 X 6 X 7 X 1m, yang nanti akan bermanfaat bagi
warga masyarakat dukuh Welud khususnya dan warga yang lain pada umumnya.
Sedangkan jembatan itu nanti akan mempunyai manfaat yang sangat banyak,
seperti; mempelancar tranportasi hasil pertanian, memperlancar perekonomian
masyarakat ke 3 desa, membuka isolasi tranformasi, komonikasi masyarakat ketiga
desa dan meningkatkan harga jual tanah atau NJOP ke tiga desa. Ungkapnya (jok)