Supir Pribadi Bobol Rumah Majikan Sendiri

                  
Surabaya Newsweek -  Sangat disayangkan aksi nekad yang dilakukan oleh supir pribadi pasalnya, rumah majikan sendiri dijadikan target pencurian , gara- gara gajian yang diterimanya tidak bisa melunasi  hutang- hutangnya selama ini  


Dengan ulahnya itu Ia ditangkap polisi karena membawa kabur motor majikannya. Parahnya lagi, aksi nekat itu dilakukan karena ketagihan foya- foya dan jajan perempuan seks komersial (PSK).


Diketahui  Supir Pribadi  yang bernama Imanuel D (50 ) adalah , Warga Wonorejo, Surabaya, yang diringkus Unit Jatanum, Satreskrim Polrestabes Surabaya. Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar, menyatakan jika, tersangka adalah sopir pribadi sang majikan bernama M Ali Basjar, warga Wonorejo, Surabaya.


"Pertama, tersangka mencuri tiga buah BPKB mobil milik korban, dan digadaikan ke koperasi. Yang terakhir, tersangka mencuri motor milik korban dan keluar dari pekerjaannya," terang Lily di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (5/12/2016).


Dari pengakuan tersangka, lanjut Lily, hasil dari kejahatannya ini digunakan untuk foya-foya dan main perempuan nakal. Modusnya, saat majikan pergi ke luar kota, kemudian tersangka meminta bantuan tukang kunci untuk membuat duplikat kunci lemari


Lemari majikannya dibobol. Tiga BPKB masing-masing Nissan type Grand Livina Ultm Nopol L 1862 NU, ‎Toyota Etios Nopol L 1676 RK digondol. Begitupula motor Honda Nopol L 6487 RG dibawanya kabur.


"Saat berniat keluar dari pekerjaannya pada Desember 2015 kemarin, tersangka juga membawa lari motor Honda Supra L 6018 ES," sambung Lily.


Di hadapan penyidik, tersangka yang 15 tahun menjadi sopir pribadi korban ini berdalih melakukan pencurian di rumah sang majikan karena terbelit utang.  BPKB-nya digadaikan Rp 39.800.000, motornya dijual Rp 7 juta.


Selain untuk membayar utang, uang hasil dari megggadaikan BPKB dan penjualann motor itu, aku tersangka, juga untuk foya-foya. Tersangka yang mengaku sudah bekerja 15 tahun jadi sopir pribadi itu merasa tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-harinya.


"Saya diberi uang makan perhari Rp 70 ribu, dan gaji bulanan Rp 500 ribu. Karena gak cukup untuk bayar utang dan hidup sehari-hari, terpaksa saya mencuri," kata tersangka.


Menariknya, sisa uang haram itu digunakan untuk kencan dengan PSK di eks lokalisasi Dolly yang sudah ditutup oleh Tri Rismaharini saat menjadi wali kota. "Saya datang ke Dolly, tiap dua hari kadang tiga hari sekali," katanya.


Kok masih bisa kencan dengan PSK di eks Dolly? "Masih bisa booking sembunyi-sembunyi. Sekali kencan, sekarang Rp 500 ribu," jawabnya.


Camat Sawahan M Yunus yang dikonfirmasi mengaku terkejut dengan pengkuan tersangka. "Wah masih ada yang nekat juga ada yang sembunyi-sembunyi. Saya akan razia lebih sering biar eks Dolly bersih dari prostitusi," kata M Yunus saat dihubungi melalui telepon.


Sebagai camat yang membawahi wilayah Dolly, Yunus wajib untuk menjaga kawasan itu steril dari prostitusi. "Padahal saya bersama kepolisian sudah sering razia, kok masih ada yang nekat," katanya.


Ia menduga para PSK yang 'jualan' itu dengan modus pamer foto yang dilakukan para mucikari. "Transaksinya di luar, bisa sewa hotel atau losmen. Saya sudah sering nemukan orang nawarkan foto PSK dan kita sikat," katanya. ( Ham )



Lebih baru Lebih lama
Advertisement