SURABAYA - Proyek pelaksanaan konstruksi
tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal
Surabaya dan Pintu Air milik BBWS, dengan biaya yang tidak sedikit, yang
digelontor lewat APBN, sudah kelihatan miring dan patah. Padahal, baru beberapa
bulan dinyatakan sudah selesai. Tentu ini akan menjadi pertanyaan publik,
apakah pekerjaan ini sudah sesuai bestek yang sudah diisyaratkan atau
memang sebaliknya menyimpang dari kontrak kerja yang sudah disepakati.
Terbukti, pekerjaan proyek kontruksi tanggul Kali
Lamong, faktanya tanggul mengalami kemiringan dan patah. Disinyalir proyek
tersebut kurang adanya perencanaan dan pelaksanaan yang matang, sehingga
bisa dikatakan bahwa, proyek tersebut dikerjakan asal –asalan oleh kontraktor
sebagai pelaksananya.
Perlu diketahui bahwa,realisasi pembangunan
kontruksi tanggul Kali Lamong dan Pintu Air diwilayah Kecamatan Pakal, yang
juga temasuk wilayah Kelurahan Sumberrejo , merupakan hasil koordinasi antara
Pemkot Surabaya dengan Provinsi Jatim untuk mengantisipasi luapan banjir dari
Kali Lamong yang lokasi diperbatasan Surabaya dan Gresik, yang selama ini
sering terjadi banjir.
Vinsensius Awey anggota komisi C DPRD Surabaya
menilai bahwa, kondisi proyek menurutnya amburadul. Dirinya mengaku prihatinan
sekaligus kecewa, terhadap hasil kinerja pihak-pihak yang terkait, dengan
pelaksanaan proyek pembangunan tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan
Sumberrejo Kecamatan Pakal Surabaya. “Pelaksanaannya selesai pada tanggal 10
Desember 2015, namun hanya disisi sebelah kanan, sebelah kiri masih belum. Dan,
fatalnya sudah mulai mengalami kerusakan dua minggu kemudian. Bahkan di awal
Januari lebih kelihatan parah lagi, yakni- terjadi kemiringan,” katanya. Rabu
(20/1/2016).
Masih kata Vinsensius Awey , Secara detil pada
minggu kedua Januari, kemiringannya semakin parah bahkan, terjadi patahan di
tiga titik pada struktur di posisi tanggul betonnya. “Kami minta kepada Pemkot
Surabaya yang dalam hal ini Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, untuk segera
berkoordinasi secepatnya dengan pihak BBWS, untuk dilakukan perbaikan, jika
tidak, maka jika curah hujan tinggi dan air laut pasang maka, akibatnya akan
fatal tanggul bisa jebol dan dampaknya adalah, warga Surabaya disekitar
tanggul yang kebanjiran,” ungkapnya.
Terlepas dari pembangunan Tanggul yang
dinilai amburadul, Awey juga menyoroti konstruksi bangunan Pintu Air,
yang pelaksanaannya telah selesai dua tahun silam. Yang diketahui, ternyata
hanya dibangun dengan konstruksi pasangan bata merah, yang diplester dengan
campuran pasir dan semen. “Setahu saya konstruksi tanggul air itu, dengan cor
beton dengan ketebalan tertentu, namun yang terbangun disana hanya,
pasangan bata yang dilapisi pasangan campuran semen dan pasir, wajar saja jika
kondisinya sekarang sudah ambrol,” tambah politisi asal Partai Nasdem ini.
Meskipun, pekerjaan ini menjadi bagian dari BBWS,
kami sebagai anggota dewan Surabaya, tetap meminta pemkot, untuk segera berkoordinasi
dengan BBWS, karena kesalahan ini, ada pada pelaksanaan namun, lebih kepada
pengawasan dan perencanaan. “Saya melihat, petugas rayon dilapangan serta,
konsultan pengawasnya tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, saya
berharap kepala dinas PU, tidak hanya sekedar menerima laporan yang sifatnya
“Yes Men” saja, tetapi juga turut melakukan check list dilokasi,”
ujarnya.
Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum
( PU ) Bina Marga Dan Pematusan Erna Purnawati via telpon selulernya enggan untuk
menerima, padahal dering masuk sudah terdengar, sampai berita ini
dipublikasikan, Kepala Dinas PU Bina Marga Dan Pematusan Pemkot Surabaya Erna
Purnawati memilih diam seribu bahasa. ( Ham )