Surabaya
Newsweek – Kasus anak hilang terus bergulir dan terus bertambah, kali ini Erri Indra Kausar (20 tahun) mendadak meninggalkan
keluarganya. Mahasiswa ITS jurusan Elektro Kelas EB angkatan tahun 2013 itu
diduga terkait Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) di luar Jawa .
Belum jelas kemana perginya. Saat pergi, ia membawa tas rangsel
dan barang yang disimpan di dalam kardus. "Sudah kita laporkan Polda
Jatim," kata Erna Nurindra, ibunda Erri saat ditemui di rumahnya di
kawasan Komplek TNI AL, Kenjeran, Senin (11/1/2016) malam.
Menurut ibunda, Erri pergi pada setelah disusul kawannya pada
Senin, 17 Agustus 2015 sore. "Nggak pamit mau kemana, ya biasa kayak
biasanya kayak kalau ada kegiatan," kata Erna.
Hingga Pukul 21.OO Wib, tidak ada kabar dari Erri yang alumnus
SMAN 3 Surabaya ini. "Saya pikir ada kegiatan tapi besoknya saya terasa
anak ini kok ga ada kabar sama sekali. Saya telpon ga bisa, saya SMS ndak
dibalas," katanya.
Pada hari ke empat, Erna menyadari jika adanya menghilang. Namun
pada hari yang sama, Erri menghubungi melalui ponsel ke ibunya. "Saya
nangis nangis, saya tanya tidak ngaku posisinya di mana. Ia menanyakan kondisi
bapak dan ibu saja serta kakaknya," ungkap Erna.
Pada Tanggal 9 September 2015, Erri mengirimkan pesan melalui
SMS kepada keluarga. Ia mengabarkan kondisinya baik dan berada di suatu tempat
di luar Pulau Jawa. "Sampai sekarang SMS itu saya simpan," kata dia.
Erna menyatakan tidak mengetahui anaknya terlibat Organisasi
Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) Kota Surabaya. "Saya tidak tahu, ya
bapaknya yang menduga-duga itu," katanya.
Erna berharap Erri segera pulang dan berkumpul kembali ke
keluarga. Erna mengungkapknya jika anaknya bungsu ini sebagai sosok yang
pendiam. "Saya kangen, ya semoga segera pulang dan sehat-sehat
saja," katanya.
Yang mengejutkan ibunya, Erri diam-diam sudah menyiapkan kepergiannya
jauh-jauh hari. Sebab, Erri sudah menyiapkan selembar surat tulisan tangan yang
ditinggal di dalam kamar.
"Surat itu kita temukan dua minggu setelah Erry tidak
pulang di dalam kotak di kamarnya," kata Erna.
"Bapak malam ini Senin (11/1/2016) lagi ke Polda Jatim menanyakan kelanjutan laporannya," tambahnya
"Bapak malam ini Senin (11/1/2016) lagi ke Polda Jatim menanyakan kelanjutan laporannya," tambahnya
Namun, usaha Suharijono mendatangi Polda Jatim tidak mendapat jawaban memuaskan. Ayah Erri yang merupakan pensiunan TNI AL disarankan untuk pergi ke Yogyakarta.
"Saya malah disuruh koordinasi dengan
Polda DIY. Alasannya, karena yang berhasil menemukan dr Rica adalah Polda DIY,
kata petugas intelkam Polda Jatim, siapa tahu disana bisa mengetahui keberadaan
Erri," ujar Suharijono saat, dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.
Bahkan Hari sempat memprotes pernyataan salah
satu anggota intel Polda Jatim yang menyarankan dirinya ke Polda DIY.
"Saya kan warga Surabaya dan saya laporan disini. Kok disuruh ke
Yogyakarta," ujarnya.
Hari sapaan akrab ayah kandung Erri juga
mengungkapkan berbagai upaya pencarian anaknya juga dilakukan secara individu serta
meminta bantuan intel Lantamal V TNI AL dengan harapan bisa segera ditemukan.
"Saya pernah sampai ke Pontianak setelah
hasil pelacakan sinyal yang dilakukan intel Lantamal V menunjukkan jika Erri
berada di Pontianak. Seminggu saya kesana tapi hasilnya nihil," ujarnya.
Pernah juga terlacak sinyal Erri berada di
Anyer, Banten. Hari pun langsung bergerak mencari anaknya. "Saat itu,
posisi sinyal Erri berada di pantai Anyer. Setelah sampai disana, hasilnya sama
dengan dengan Pontianak," imbuh Hari.
Terkahir posisi Erri, lanjut Hari dari
pelacakan sinyal ada di Kima, Tamalanrea Makasar, Sulawesi Selatan. Namun, lagi
lagi upaya pencarian tidak ada hasil.
Perlu diketahui bahwa, Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Awalnya, organisasi berlambang sinar matahari berwarna oranye ini terdiri dari 14 DPD.
Tidak ada update soal jumlah kepengurusan, namun di website lain
disebutkan jumlah kepengurusan berkembang hingga 34 DPD.
Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia.
Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para
pejabat serakah dan kerap bertindak amoral. Kenyataan ini membuat kami terpicu
untuk berbuat.
Program kerja Gafatar diantaranya ketahanan dan kemandirian
pangan. Mereka memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan
kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Update terakhir webiste
dilakukan pada 29 Mei 2015. Isinya soal kegiatan perkemahan angkatan III di
Bogor.
Juga ada beberapa berita terkait Gafatar. Salah satunya soal
pernyataan Ketum Gafatar Mahful Tumanurung. "Gafatar Bukan Organisasi
Keagamaan," demikian judul postingan tertanggal 28 Februari 2015 itu.
"Gafatar tidak akan berevolusi menjadi organisasi keagamaan
dan politik," kata Mahful sambil mengimbau anggota agar tidak melacurkan
diri dan menggadaikan organisasi untuk kepentingan sesaat. ( Ham )