Anggota brimob yang mengikuti napak tilas menyerahkan bendera Merah Putih kepada Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Iman Sumantri. |
SURABAYA - Napak Tilas dalam mengenang perjuangan Pahlawan Nasional Purnawirawan Komisaris Jendral DR. H. Moehammad Jasin yang diikuti 1700 peserta, Kamis (21/1), telah tiba di tujuan akhir, yakni Mapolrestabes Surabaya. Peserta yang terdiri dari personil Polri, TNI, dan pecinta sejarah.
Peserta napak tilas yang telah sampai di Mapolres
Sore itu, telah melakukan perjalanan selama empat hari dari titik awal. Dimulai
dari titik pemberangkatan yang bertempat di Alun-Alun Kota Madiun, Senin
(18/1), peserta yang di dominasi oleh anggota Brimob itu berjalan melewati rute
di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur.
Adapun kota dan kabupaten yang dilewati serta
disinggahi peserta, diantaranya Kabupaten Madiun, Nganjuk, Kediri, Blitar,
Malang, Pasuruan, dan Sidoarjo. Total jarak tempuh yang dilewati peserta, yakni
sepanjan 330 kilometer. Jarak tersebut dibagi dalam 50 etape, setiap etape
diikuti 30 peserta.
Acara penyambutan peserta di Polrestabes Surabaya,
dihadiri oleh anak dari M. Yasin dan bekas pembantu dari pahlawan nasional yang
berperan banyak dalam perjuangan 10 November yang terjadi di Surabaya. Keduanya,
yakni- Rubiyanti Jasin dan Brigjend Luhut L Panjaitan. Putri M. Yasin itu
terharu dan menahan air matanya agar tidak membasahi pipinya saat menyambut
peserta. Dia merasakan sosok ayahnya hadir ditengah-tengah peserta yang sangat
bersemangat.
M Jasin adalah seorang perwira tinggi polisi
berpangkat Komisaris Jenderal. Jasin lahir di Bau-bau, Suton, Sulawesi Tenggara
pada 9 Juni 1920. Dia meninggal dalam usia 92 tahun pada 3 Mei 2012 di RS Polri
Kramat Jati dan dimakamkan keesokan harinya di TMP Kalibata. Jasin dikenal
sebagai bapak Brimob dan mendapat gelar pahlawan nasional pada November 2015.
Jasin adalah satu-satunya pahlawan nasional dari unsur polisi.
Mantan pembantu M. Yasin, Brigjen Pol Luhut
Panjaitan, Jumat (21/1), saat ditemui disela-sela acara, menceritakan semangat
dan perjuangan mantan majikannya saat penjajahan. Salah satunya, Beliau yang
merebut senjata dari penjajah untuk pertempuran 10 Nopember yang terjadi di
Surabaya.
Napak tilas yang dilakukan peserta diakuinya tidak
sebanding dan hanyalah sebagaian kecil dari perjuangan yang dilakukan M. Yasin.
Semua rute yang dilewati peserta merupakan tempat Jasin bertugas saat perang.
Jendral bintang satu yang bertugas di Mabes Polri itu sudah mendampingi Jasin
mulai dari 1983 hingga akhir hayatnya di tahun 2013. Dia mengharapkan agar
napak tilas ini dilakukan setiap tahunnya.
"Saya pernah mengusulkan kepada Presiden agar
napak tilas ini digelar setiap tahun dengan rute Sabang sampai Merauke,"
tambah Luhut.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Iman Sumantri,
menambahkan acara napak tilas yang digelar pertama kali sejak M. Jasin
ditetapkan sebagai pahlawan nasional itu rencananya bakal digelar saat HUT
Brimob tahun depan. Rutenya akan lebih panjang, yakni Sabang hingga Mereuke.
Dalam acara penyambutan peserta napak tilas
tersebut, terdapat upacara yang rangkaian acaranya penyerahan bendera Merah
Putih, Tribrata, Pataka Brimob, dan dokumen arsip M. Jasin. Dalam upacara itu,
dilakukan juga penyiraman air kendi ke perwakilan anggota brimob dan pemecahan
kendi oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Iman Sumantri, selaku Inspektur
upacara. Selain itu terdapat juga hiburan reog ponorogo. (dio)