Tambang Emas Gunung Tumpang Pitu Membara



Banyuwangi - Pertambangan emas yang berada di Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi yang dikelola PT BUMI SUKSES INDO (BSI) pada hari Rabu (25/11) yang berada di wilayah desa Sumber Agung kecamatan Pesanggrahan Banyuwangi yang jaraknya dengan kota Banyuwangi kurang lebih 80 km dibakar  massa.


Kerusuhan yang dipicu oleh tidak ada kepuasan warga, terhadap adanya tambang emas yang ada di Gunung Tumpang itu dikelola oleh PT. BSI sejauh ini tidak menimbulkan manfaat bagi warga sekitarnya. Selain itu, bagi nelayan di kawasan Pantai Selatan ini sangat dirugikan. Sebab, air laut dengan adanya pertambangan emas ini banyak menimbulkan pencemaran terhadap air laut, sehingga pendapatan nelayan tersebut menjadi  berkurang. Tetapi ungkapan warga itu masih dalam penyelidikan polisi atas kebenarannya.


Keamanan sangat ketat, Polisi yang dibantu oleh aparat TNI  yang membantu  mengamankan kerusuhan di tambang emas Tumpang Pitu kurang lebih 1000 personil yang terdiri dari Polda Jatim, dari Polres Jember maupun Polres Banyuwangi yang tersebar untuk mengamankan aset PT. BSI yang berada di desa Sumber Agung kecamatan Pesanggrahan Banyuwangi.


Kebakaran yang dilakukan oleh masa itu menimbulkan kerugian bagi pihak PT. BSI dimana aset yang dibakar meliputi kantor, alat-alat berat, truk, sepeda motor milik Polisi di areal pertambangan , akan tetapi semua itu telah diamankan oleh Polda Jatim, yang diberi garis Polisi sebagai alat penyelidikan.


Sebetulnya PT BSI ini keberadaannya menurut Pemeritah Kabupaten Banyuwangi maun pihak PT,BSI merupakan pertambangan yang Legal, tetapi menurut warga masyarakat sekitar apa yang sudah dikerjakan dalam pengelolaan tambang emas Tumpang Pitu ini sampai saat ini belum menikmati hasil tambang emas itu, akhirnya warga memberanikan diri untuk memberontak. Dikabarkan, peristiwa itu bermula dari pertemuan antara warga dengan jajaran Forpimda Banyuwangi di Hotel Baru Indah, Jajag, Kecamatan Gambiran, Rabu (25/11) pukul 09.00.


Pertemuan itu adalah sosialisasi tentang rencana produksi penambangan emas di Tumpang Pitu oleh PT BSI, tapi warga tetap menolak keberadaan penambangan di daerahnya. Dalam pertemuan itu, terjadi perdebatan panjang dengan argumentasi bersahut-sahutan yang ujung-ujungnya menemui jalan buntu. Warga tersinggung dengan pernyataan Kapolres Banyuwangi Bustoni Purnama yang hadir dalam pertemuan itu. Karena situasinya makin memanas, pertemuan itu bubar tanpa menghasilkan kesepakatan.


Warga yang kecewa dengan pertemuan itu melampiskan kemarahan dengan mendatangi petak 8 di kawasan tambang PT BSI. Warga sempat memblokade jalan masuk di kawasan tambang. Warga yang emosi membakar beberapa sepeda motor yang ada dalam base camp PT BSI. Personil keamanan pun mengeluarkan tembakan peringatan agar warga menghentikan aksi brutalnya. Tembakan peringatan itu ada yang mengenai warga. Dan, warga makin beringas dan terus melawan, melihat rekan ada yang tertembak. Tembakan peringatan terus terdengar.


Pada bagian lainnya, Kapolda Jatim, Irjen Pol.Anton Setiaji yang didampingi Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol.R.Prabowo Argo Yuwono, usai sholat Jum’at, (17/11) menyatakan PT BSI adalah perusahaan resmi yang sudah memiliki ijin pertambangan dan berhak melakukan penambangan di Tumpang Pitu.


“Sekarang kondisi yang berada di areal penambangan sudah tenang dan kondusif. Proses pengamanan dan pembubaran massa sesuai standar operasi prosesdur (SOP),” ujarnya. Pasca aksi massa di areal penambangan Tumpang Pitu, polisi dan aparat gabungan TNI masih berjaga-jaga di areal penambangan PT BSI. (tim)


Lebih baru Lebih lama
Advertisement