JOMBANG - Polisi terus melakukan penyelidikan terkait
meninggalnya empat bocah SD Negeri Sukorejo 1 karena tenggelam di kubangan
bekas tambang ilegal galian C Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak. Jika terbukti
melakukan kelalaian, tiga guru pendamping otubond bisa ditetapkan sebagai
tersangka.
Demikian ditegaskan Kapolsek Perak AKP Mudjiono ketika
diwawancara wartawan tentang perkembangan kasus tersebut, Senin (14/12).
"Penyelidikan terus kita lakukan. Jika para guru pendamping itu terbukti
lalai, maka bisa ditetapkan menjadi tersangka. Penentuan itu masih menunggu
hasil gelar perkara," ujar Mudjiono.
Mudjiono melanjutkan, para guru pendamping seharusnya
hati-hati sebelum mengajak siswanya ke luar sekolah. Mereka bisa melihat apakah
lokasi bekas tambang itu berbahaya atau tidak. Sehingga petaka tersebut bisa
dihindari. Ketiga guru yang dimaksud masing-masing, Suat Budi santoso, Rohmanu
Roqim, dan Wiwik Kamaindrawati.
Pihak sekolah menganggap peristiwa tragis yang menimpa empat
anak didik mereka itu bagian dari musibah. “Saat kejadian saya masih
mendampingi siswa yang lain dan dua guru yang lain mendampingi siswa lain yang
mengeluh sakit,” kata Suat. Para guru menurutnya sudah memperingatkan anak-anak
agar tidak mendekat di lokasi kolam karena bahaya.
Suat mengaku tak tahu persis bagaimana empat anak didiknya mengalami musibah
tersebut. “Saya datang belakangan dan tahunya dilapori anak-anak bahwa ada yang
hilang dan tenggelam,” ujarnya. Para guru memang susah mengawasi anak satu per
satu karena lokasi bekas tambang galian yang luas dan dan berbukit.
Terpisah, Kepala SD Negeri Sukorejo 1 Sunarno mengatakan
bahwa peristiwa tersebut adalah musibah. Oleh karena itu, pihaknya berharap
kejadian tragis tersebut tidak berbuntut panjang. "Ini musibah. Kami
berharap penyelesainnya secara damai. Tidak sampai ke ranah hukum," ujar
Sunarno.
Empat siswa kelas IV SD Negeri Sukorejo 1,
Kecamatan Perak, Jombang, tewas tenggelam di kolam bekas lahan galian C saat
kegiatan jalan sehat dan pengelan lingkungan, Sabtu (12/12/2015). Empat korban
adalah Eva Trianggarini (10), Fatikhatul Khusna Aprilia (10), Anggi Arianti
(10), dan Devi Anugrah Cahyani (11).(ko/bj)