BONDOWOSO – Proyek
pembangunan jembatan senilai ratusan juta tahun anggaran 2014 yang di kerjakan
oleh salah satu CV yang ada di Kabupaten Bondowoso sudah ambruk dan retak
(pecah). Bahkan, ambruknya jembatan tersebut bukan pertama kalinya, akan tetapi
yang ketiga kalinya. Proyek jembatan tersebut terletak di Dusun Karang Sengon
Desa Gunosari Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. Diduga kuat pekerjaan
tersebut dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai dengan spesifikasi. Bahkan,
diduga ada aroma bau yang tidak sedap alias korupsi terhadap pelaksanaan proyek
jembatan yang menghubungkan antar Desa Gunusari – Kembang.
Saat Soerabaia Newsweek investigasi ke desa tersebut, terbukti saat ini kondisi jembatan sudah mengalami kerusakan terutama di bagian (TPT) Tangkis Penahan Tanah plengsengan. Bahkan kerusakan sudah tergolong sangat parah karena ada sebagian plengsengannya sudah ambruk dan sudah terpisah dari badan jembatan. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka dikhwatirkan kerusakan akan bertambah parah apalagi saat ini sedang memasuki musim hujan.
Setelah media Soerabaia Newsweek mengkonfirmasi P.In selaku warga setempat membenarkan, jika pelaksanaan pembangunan proyek jembatan tersebut tahun 2014 kemarin. Dan ambruknya jembatan tersebut bukan yang pertama kali akan tetapi, yang ketiga kali. P.In menambahkan, dengan kejadian ambruknya jembatan tersebut kami selaku masyarakat petani yang mempunyai lahan pertanian di pinggiran jembatan tersebut sudah jelas – jelas rugi karena bibit yang baru ditanam tidak mungkin akan hidup karena tertimbun, ucapnya.
Sehingga masyarakat menilai betapa lemahnya Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Bondowoso selaku fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan proyek jembatan tersebut.Sebetulnya dari awal masyarakat setempat yang berada disekitar lokasi proyek jembatan tersebut, sudah mengeluh akan kinerja pelaksana yang terkesan asal-asalan dalam melaksanakan pekerjaan proyek jembatan tersebut. Bahkan bahan campuran pasir dengan semen tidak sesuai dengan RAB.
Dengan ambruknya
jembatan tersebut masyarakat sekitar ditempat itu masih belum ada yang memberi
tanda rambu-rambu bagi pengendara roda 2 maupun roda 4 agar tidak terlalu
mengambil pinggir jalan agar supaya berhati-hati jika hendak mau melintas di
jalan tersebut. Sedangkan lampu penerangan dilokasi sangat minim dan rawan akan
terjadinya kecelakaan dimalam hari. Sementara dinas terkait Bina Marga dan
Cipta Karya belum bisa dikonfirmasi. Hingga berita ini di turunkan...Bersambung.
(Tok/Hen)