JOMBANG - Selain dendam soal
warisan, Sadi (69), warga Desa Cangkringrandu, Kecamatan Perak, Kabupaten
Jombang tega membunuh kerabatnya sendiri, Hartono (55), karena dipicu ketersinggungan.
Sadi tidak terima karena dipelototi oleh korban saat bekerja di sawah. Sadi
naik pitam, kemudian berlanjut duel di tengah sawah.
Dalam duel tersebut Sadi bersenjata kayu sepanjang 1,5 meter. Sedangkan
Hartono bersenjata sabit dan cangkul. Saling pukul terjadi. Sadi sempat
tersungkur. Namun dia bangkit hingga akhirnya berhasil menghantamkan kayu
sebesar lengan orang dewasa itu ke kepala Hartono.
"Saya pukul menggunakan kayu sebanyak dua kali mengenai kepala dan
wajahnya. Setelah itu korban saya pukuli menggunakan tangan kosong," ujar
Sadi berkisah, Selasa (15/12/2015). Mengetahui korbannya tewas, Sadi bingung. Dia kemudian mengubur jenazah
Hartono di pinggir sawah, yakni saluran irigasi. Setelah itu jasad korban
ditimbuni tanah. "Tidak dalam. Hanya beberapa sentimeter. Bahkan
kepalanya tidak ikut saya timbun. Saya bingung," katanya menambahkan.
Disinggung latar belakang aksi keji itu, Sadi mengatakan bahwa dirinya
merasa tersinggung. Ceritanya, saat itu Sadi sedang menanam kacang tanah. Ia
membawa kayu sepanjang 1,5 meter untuk melubangi tanah. Nah, lubang tersebut
kemudian dimasuki biji kacang.
Saat matahari sedang terik-teriknya, Hartono melintas di sawah tersebut. Dia
membawa mangga yang baru saja dipetik dari pohon. Saat dekat dengan pelaku,
Hartono terus memelototinya. Panasnya cuaca membuat emosi Sadi cepat
terpantik. Tanpa babibu, duel dua pria yang masih kerabat ini pun terjadi.
"Saya dibacok menggunakan sabit. Kemudian dihantam pakai cangkul. Namun
saya bisa mengelak. Hingga akhirnya korban saya pukul menggunakan kayu gejik
hingga tewas. Saya hanya membela diri," katanya menambahkan.
Disinggung tentang motif pembunuhan, Sadi hanya mengatakan soal
ketersinggungan. Namun demikian, dia sempat mengungkapkan bahwa antara keluarga
Sadi dengan keluarga Hartono kurang harmonis. Apakah soal warisan?
"Ah tidak benar. Saya mendapatkan tanah pekarangan itu membeli dari orang
tua," katanya mengelak.
Pengakuan Sadi itu berbeda dengan hasil penyidikan. Menurut Kasatreskrim
Polres Jombang AKP Wahyu Hidayat, pelaku terlibat perang dingin dengan korban
sejak lama. Semua itu dipicu oleh soal warisan. Karena merasa sudah
membeli tanah keluarga, Sadi kemudian membangun pagar tembok di pekarangan
tersebut.
Namun ironis, belakangan pagar tersebut justru dirobohkan Hartono. Nah,
sejak itulah dua kerabat itu berselisih paham. Padahal, istri Sadi dan istri
Hartono adalah saudara kandung. "Itu pengakuan dari pelaku. Namun
demikian, kita masih terus melakukan pendalaman," katanya.
Wahyu menambahkan, selain menetapkan Sadi sebagai tersangka, pihaknya juga
menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, cangkul, sabit, kayu sepanjang 1,5
meter, serta buah mangga satu kardus.
Seperti diberitakan, mayat Hartono ditemukan
pada Sabtu (12/12) di area persawahan desa setempat. Saat ditemukan, tubuh
Hartono penuh luka. Sudah begitu, tubuh korban juga nyaris tertanam dalam
tanah. Tidak jauh dari lokasi, petugas menemukan cangkul dan sabit yang
berlumuran darah. (Ko/bj)