SIDOARJO – Jelang lelang bandeng, empat ekor bandeng
masuk nominasi terbesar yang diikutkan dalam lelang Bandeng kawak Sidoarjo
2015, selasa (22/12).
Bandeng Kawak Sidoarjo itu digelar dalam rangka memeriahkan
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H, sebagai tradisi khas Sidoarjo yang
sudah lama digelar oleh petambak dan pemkab Sidoarjo.
“Untuk bisa seberat 10 kg, paling tidak membutuhkan waktu 8
tahun,” ujar Sultoni, salah satu petambak yang ikut bandeng kawak tahun ini.
Menurutnya, agar petambak biasanya menyisakan ratusan ekor
ikan bandeng yang dipanen untuk dibudidaya lagi sampai besar. Dari ratusan ekor
itu, perkembangannya tidak sama ada yang cepat besar dan ada yang
perkembangannya lama.
Dalam acara bandeng kawak yang digelar, Selasa
(22/12/2015), empat bandeng yang turut serta sebagai nominasi.
Pertama, bandeng milik dr Fatih, warga Jalan Seroja,
Gang Gajah No 3, Sidoarjo dari tambak Kepetingan, umur 5 tahun berat 4,58 kg. Kedua,
Abdullah Mukhlis, warga Jalan Malik Ibrahim 45, asal tambak Bromo, umur 3 tahun
dengan berat 4,14 kilogram.
Ketiga, bandeng milik Robi Angriawan, warga Magersari,
Sidoarjo dari tambak Kalikajang, Sidoarjo umur 7 tahun dengan berat 6,39
kilorgram.
Empat, bandeng milik H Saiful Bahri Sekardangan I/I
Sidoarjo bandengnya dari Tambak Kamira, Sekardangan, umur 6 tahun, berat 3,95
kilogram.
Mereka bisa dikatakan langganan tiap tahun ikut festival
bandeng kawak dan mereka mempunyai stok cukup banyak bandeng berukuran besar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Sidoarjo, Vino Rudy
Muntiawan, yang membuka festival bandeng kawak itu menjelaskan jika tradisi
petambak itu harus dilestarikan sebagai tradisi khas Sidoarjo .
“Kita berharap agar tiap tahun kegiatan semacam ini tetap digelar.
Karena ini tradisi yang harus dilestarikan.Bukan itu saja, semakin tahun
cakupannya semakin luas dan kemeriahannya,” ungkapnya.
Menurutnya, rangkaian acara lelang bandeng
seperti bazar ikan bandeng yang dijual dengan 50 % dari harga pasar volumenya
harus semakin banyak.(had)