Pemkot Perkuat Kemitraan Menuju Terciptanya Daya Saing UMKM Di Pasar Global






Surabaya Newsweek - Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya kembali menggelar menggelar Konsolidasi Perencanaan Penanaman Modal Daerah (KPPMD) tahun 2015 . Bertempat di Hotel Oval, acara tersebut dilakukan sebagai salah satu sarana bagi aparatur pemerintahan untuk melakukan sinergi dengan berbagai pihak seperti, perbankan, hingga prinsipal.

Acara yang juga dihadiri Camat se-Kota Surabaya ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan menuju terciptanya daya saing UMKM di pasar global, utamanya dalam hal melakukan identifikasi dan penyusunan program kegiatan serta memecahkan berbagai permasalahan terkait penanaman modal.

Kepala Bidang Kerjasama dan Promosi BKPPM Surabaya, Witarko Agung Samudra menjelaskan, persiapan Kota Surabaya dalam menyambut MEA salah satunya adalah menyiapkan agenda konsolidasi di akhir tahun. Dari hasil konsolidasi tersebut nantinya diharapkan menjadi rumusan untuk perencanaan penanaman modal Kota Surabaya, yang nantinya akan digunakan sebagai basis aktifitas penanaman saham di tahun 2016.

“BKKPM secara aktif melakukan selektif terhadap ribuan UMKM dan Koperasi di Kota Surabaya. Nantinya, setelah terpilih dilakukan sinergi antara UMKM dan Koperasi dengan berbagai investor,” imbuh Witarko

Untuk memperkuat UMKM dalam persaingan global,  BKKMP melakukan berbagai upaya mulai dari, pengembangan sentra-sentra ekonomi baru melalui pengembangan sektor strategis yang sesuai daya dukung lingkungan dan potensi unggulan. Hingga memberikan fasilitas kemitraan dalam bentuk MoU antara UMKM terpilih dengan usaha skala provinsi dan nasional. Seperti kemitraan UMKM dengan Asosiasi eksportir dan produsen handicraft Indonesia,” terang Anis.

Yusdi Ernawan, Kepala Seksi Kemitraan dan Permodalan Dinas Koperasi (Dinkop) Surabaya menjelaskan, pihaknya memberikan fasilitias berupa temu usaha antara UMKM dan Koperasi dengan lembaga keuangan hingga BUMN. Selain itu, Dinkop juga memberikan berbagai pelatihan terkait administrasi hingga pemasaran produk koperasi.

“Setiap tahunnya dilakukan temu usaha antara investor dengan sekitar 150 badan koperasi, hal tersebut dilakukan secara bertahap. Dari 1630 koperasi yang ada di Surabaya, terhitung 834 koperasi yang Aktif Rapat Akhir Tahunan (RAT). Sedangkan yang aktif  tidak mengerjakan RAT dilakukan pembinaan. Jika koperasi  tersebut mati suri, maka dilakukan revitalisasi. Namun, untuk koperasi yang sudah tidak bisa di-revitalisasi, sesuai UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian maka dilakukan pembubaran,” imbuh Yusdi. (Ham )
                                                                                                 





Lebih baru Lebih lama
Advertisement