PT. Moderna Tehnik Perkasa Sapu Proyek Kakap
Surabaya Newsweek - PT Moderna Tehnik Perkasa dari
Blitar berhasil ‘menyapu
bersih’ sejumlah proyek kelas ‘kakap’ di kawasan eks Karesidenan Kediri dan
sekitarnya di antaranya; di Kabupaten
Trenggalek,Tulungagung, Bojonegoro, Kediri, Blitar dan Kota
Blitar dengan nilai fantastis, yaitu sekitar Rp 108 miliar lebih.
Proyek yang digarap berasal dari dana APBD tahun
2015 bervariasi, yaitu; proyek peningkatan jalan, pemeliharaan jalan,
pembangunan gedung olah raga tertutup, pembangunan stadion olahraga dan
terakhir pembangunan gedung SMAN 4 Kota Blitar. Proyek-proyek tersebut bernilai
Rp 7 miliar lebih hingga Rp 12 miliar lebih berjumlah 11 proyek atau diduga
melebihi SKP atau sisa kemampuan paket yang ditentukan dalam Perpres No.4 tahun
2015 tentang pengadaan barang dan jasa yang berakibat pekerjaan yang ditangani
menjadi amburadul karena kelebihan beban kemampuannya.
Tentu saja, dengan adanya dugaan melebihi kapasitas
SKP, maka pekerjaan yang ditangani oleh PT Moderna Teknik Perkasa menjadi amburadul dan terkesan asal – asalan sehingga menuai
banyak kritikan
dari masyarakat maupun LSM (lembaga swadaya masyarakat). Pasalnya, lemahnya pengawasan dari Satker
(satuan kerja) yang menangani proyek tersebut ataupun konsultan pengawas.
Hal ini tidak terlepas berawal dari Unit Layanan
Pengadaan (ULP)sebagai unit terdepan dalam pengadaan barang dan jasa milik
pemerintah yang lemah dalam menegakkan aturan yang dilaksanakan. Anggota
kelompok kerja ULP/pejabat terkesan kurang menghayati tugas pokok dan
kewenangannya dan tidak menggali seluas-luasnya dalam melakukan evaluasi
administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk sehingga
melaksanakan tugasnya tidak secara benar dan asal menjalankan tugasnya.
Seperti yang dikutip dari Unit Layanan Pengadaan
Kabupaten Trenggalek dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh LSM terhadap
PT Moderna Teknik Perkasa yang ditandatangani Drs.Totok Rudianto, MM, Kepala
ULP Trenggalek tertanggal 13 Juli 2015.
Intinya, berdasarkan isian data kualifikasi PT
Moderna Teknik Perkasa yang bersangkutan melaksanakan subbidang pekerjaan yang
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 2009 s/d 2014, terbanyak pada
tahun 2014, yaitu ; 8 paket pekerjaan. SKP = 1,2 x 8 = 9,6 ~ 10 paket pekerjaan.
Padahal, paket pekerjaan yang dimenangkan oleh PT Moderna Teknik Perkasa pada
tahun 2015 berjumlah sekitar 11 proyek atau melebihi sisa kemampuan paket atau
SKP yang ditetapkan dalam Perpres No.4 tahun 2015.`PT Moderna Teknik Perkasa,
lolos untuk memenangi tender proyek pembangunan gedung SMAN 4 Blitar dengan
nilai sebesar Rp 12,2 miliar.
Namun, ada sejumlah proyek yang ditangani oleh PT
Moderna Teknik Perkasa yang dikomandani Susilo Prabowo, ST dalam pantauan tim Soerabaia
Newsweek yang semestinya bisa ditangani oleh perusahaan berskala
kecil-kecil. Tetapi, dalam pelaksanaannya dijadikan satu paket sehingga proyek
yang mestinya bisa ditangani usaha kecil tidak bisa ditangani dan ditenderkan
dengan perusahaan berskala besar yang mengikuti tender.
Contohnya, proyek peningkatan jalan ruas jalan
Kaligentong-Sumberbendo; Sumberbendo-Sumberdadap; Tenggong-Ngubalan;
Selorejo-Ngubalan; Sumberagung-Kates; Domasan-Puworejo;TVRI-Sumberdadap
Kabupaten Tulungagung bernilai Rp 17,6 miliar. “Proyek ini menyakitkan bagi
masyarakat Tulungagung, karena pengusaha asal Tulungagung sendiri tidak bisa
mendapatkan proyek di daerahnya sendiri karena nilai proyeknya besar,” ucap
pengusaha kontraktor asal Tulungagung yang enggan disebutkan jati dirinya.
Lain lagi, cerita yang dipaparkan Subadi (50) Warga Desa Banaran Kecamatan Tugu
Kabupaten Trenggalek Senin, (26/10), Proyek Pemeliharaan berkala, Kedungsigit – Karangan,
Nglongsor – Buluagung; Buluagung – Banaran, Sumber – Ngentrong, Dermosari – Garen,
Sumberingin – Sukowetan, Tamanan – Sumberingin, dengan anggaran di HPS Rp 8.
503. 708. 000,- dikerjakan asal – asalan dan diprediksi tidak bertahan lama,
ungkapnya.
Masih menurutnya,
hal ini terjadi diduga karena lemahnya pengawasan dari Dinas PU Binamarga dan
Pengairan Trenggalek serta konsultan pengawas. “Pasalnya, pekerjaanpengecoran yang baru saja di gelar sudah hancur, namun saat ini nekat diberikan pelapis Hotmix dan diprediksi tidak akan bertahan
lama,” imbuhnya.
Selanjutnya Hardi
Rangga, SH Wakil Ketua LSM Laskar Anti Korupsi Indonesia DPC Trenggalek
menegaskan, hal ini juga terjadi di paket pekerjaan Pemeliharaan Berkala, Jalan
Gandusari – Krandegan, Wonorejo – Senden, Senden – Pakel, Gandusari – Kampak,
Wonanti – Kedekan dengan nilai HPS Rp 7. 674. 429. 000,- karena diduga hasil
pekerjaan tidak akan bertahan lama serta masyarakat pengguna jalan hanya bisa
menikmati jalan yang mulus hanya sebentar, ungkapnya. Berdasarkan pemantauannya, Wakil Ketua DPC LSM Laskar Anti Korupsi Indonesia,
kedua Proyek tersebut dikerjakan PT Moderna Tehnik Perkasa dari kota Blitar
yang setiap tahunnya merajai proyek besar yang bersumberkan APBD Trenggalek.
Ditambahkannya, perbuatan atau tindakan
penyedia barang/jasa yang dapat dikenakan sanksi, sesuai Perpres No.4 tahun
2015 tentang pengadaan barang dan jasa, pasal 118, ayat (1) huruf C dan ayat
(2) a. sanksi administrasi, b. sanksi pencantuman dalam daftar hitam, c.
gugatan secara perdata dan/atau d. pelaporan secara pidana kepada pihak yang
berwenang.
”Jadi, PT Moderna Teknik Perkasa dapat
dikualifikasikan atau dikategorikan telah membuat dan menyampaikan dokumen
dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan
barang/jasa yang ditentukan dalam dokumen pengadaan. Untuk itu, Dia mendapatkan
sanksi tersebut,” pungkasnya.
Pada bagian lainnya, Direktur PT Moderna Teknik
Perkasa, Susilo Prabowo ST, yang dikenal dengan panggilan akrab Embun menolak
tudingan tersebut “Njenengan dapat data darimana ? Setahu
saya tidak melebihi dari SKP yang ditentukan. Ya, sebaiknya
ditanyakan ke Dinas PU (Pekerjaan Umum, red.) aja.Kan dia yang tahu dan boleh
ikut lelang,” katanya mengelak dalam jawaban pada pertanyaan yang diajukan
melalui SMS, Jum’at, (23/10).
Sementara itu, M. Sidik, Kepala Dinas Pendidikan
Kota Blitar sebagai PA (pengguna anggaran) dan Satuan Kerjanya (Satker) yang
dihubungi untuk konfirmasi terkait proyek pembangunan gedung SMAN 4, terdapat
nada sambung dalam ponsel yang bersangkutan, tapi tidak diangkat nada dering
tersebut. Ada apa ini… Bersambung (tim)