Surabaya Newswek- Setelah kemarin, salah satu
peneliti muda asal Kota Surabaya berhasil menjadi trending topic di media massa atas inovasinya dalam menciptakan
pelindung kepala (helm) yang mampu menyerap panas. Kini, Pemerintah Kota (Pemkot)
melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, kembali menggelar acara yang
bertajuk Surabaya Young Scientist Competition 2015. Total ada 278 materi
penelitian yang terbagi menjadi lima bidang, yaitu enviromental science, life
science, fisika, komputer dan matematika.
Acara bergengsi yang diikuti oleh
peneliti muda kota Surabaya, mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama hingga Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuaran ini, digelar
selama dua hari 12 dan 13 Oktober di Gedung Balai Pemuda. Acara dihadiri oleh
Asisten IV Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surabaya Eko Haryanto, Kepala
Dinas Pendikikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan, Anggota Komisi D Kota Surabaya
Bidang Kesejahteraan Rakyat Reni Astuti, dan Direktur CYS (Center for Young
Scientists) Surya University Monika Raharti.
Eko Haryanto dalam sambutannya
mengatakan, ternyata banyak pelajar yang tertarik dengan bidang penelitian
setelah mendapat fasilitas dari sekolah. Bahkan, peningkatan kualitas sekolah
pun terjadi. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya sekolah yang ikut,
penambahan partisipan pun tak hanya terjadi di sekolah yang berada di wilayah
pusat, namun banyak juga yang berasal dari sekolah yang jauh dari pusat kota.
Direktur CYS Monika Raharti
memberikan apresiasi tinggi kepada para partisipan yang ikut bergabung, Kota
Surabaya menjadi satu dari 11 wilayah di Indonsia yang memiliki partisipan
paling banyak dengan jangka waktu paling singkat. Selain itu, tiap tahunnya
kualitas penelitian juga semakin meningkat. Nantinya, 50 bahan penelitian akan
mengikuti penilaian final di Kota Jogjakarta pada akhir Oktober.
Satu yang menarik perhatian Eko
haryanto dan Ikhsan adalah inovasi penggunaan telepon genggam sebagai kunci
motor yang dilengkapi dengan alarm anti begal dan pencuri karya siswa SMPN 41
Surabaya. Jika motor dinyalakan, kemudian pemilik menghubungi telepon genggam
yang terdapat di dalam motor yang telah dimodifikasi, maka alarm akan berbunyi
sebagai penanda motor tersebut sedang dicuri.
Selain itu, SMPN 41 juga mampu
mencampur limbah air bekas cucian dengan menambahkan buah mengkudu, yang diolah
dan mampu menyalakan empat buah lampu LED. Keny Erviati selaku guru pembimbing
peneliti belia SMPN 41 menjelaskan, bahwa pada tahun 2014 SMPN 41 meraih
penghargaan delapan besar di tingkat nasional berkat inovasi magic calculator,
alat purwarupa yang mampu menghitung jumlah pengujung yang melintasi alat
tersebut, dan sudah diterapkan di perpustakaan milik mereka.
Dan di tahun ini, SMPN 41 kembali
dengan pemanfaatan barisan arimatika dan korespondensi pada kartu pintar yang
dibuat dari kartu pengenal bekas yang mampu melakukan pendeteksian identitas
siswa.
Adhelia Roro dan Kahterine, siswi
kelas XII SMAN 13 juga mampu mengajak Kepala Dispendik Surabaya dan Asisten IV
Pemkot Surabaya untuk mencicipi makanan ringan berupa nugget yang diolah dari
buah mengkudu, dan bermanfaat untuk mengurangi resiko hipertensi.
Ikhasan menambahkan, bahwa
partisipan peneliti belia meningkat tiap tahunnya, terjadi peningkatan sebanyak
71 partisipan pada tahun 2015, dan pada tahun 2014 diikuti oleh 207 partisipan.
Ikhsan juga berharap, akan dibentuknya club peneliti di masing-masing sekolah.
“Karena dunia penelitian sangat menarik untuk pelajar. Harapannya, kedepan
produk para peneliti ini bisa diproduksi secara massal,” imbuh Ikhsan. ( Ham )