Surabaya
Newsweek - Pasca gugurnya Pasangan Calon ( Paslon ) Rasiyo – Dhimam Abror yang diusung
melalui partai Demokrat dan partai PAN,
yang ditetapkan oleh Komisioner KPU Surabaya. Membuat Pasangan Calon Risma –
Wisnu sebagai Incumbent angkat bicara , menurut Risma gugurnya pasangan calon
Rasiyo – Dhimam Abror , saya ( Risma – Red ) mengatakan selalu ada sesuatu yang aneh , tapi
saya tidak menuduh siapa – siapa.
Saat di tanya apakah ada kecerobohan
KPU dan ada yang bermain, risma
mengatakan,” saya tidak pernah bilang seperti itu, saya
cuma ngomong ada yang aneh, saya tidak berani nuduh, yang berani nuduh dan ngecek
itu pasti bukan saya, tapi yang berwajib. Cuma saya bilang ada yang aneh.
Kalau memang kenyataanya seperti itu
,ya sudah mau apa lagi, tidak ada yang
bisa mencegah apapun didunia ini, siapapun.
Menurut Risma bahwa, dibalik pilkada
ini, ada 3 juta lebih warga Surabaya yang menunggu bagaimana kedepan.
Ketika disinggung Skenario apa yang
disiapkan, apakah tetap optimis 2015 atau 2017, Risma menjelaskan,” Tidak ada. Saya tidak pernah menskenario,
tanya teman teman PDIP. Secara pribadi saya tidak ada.
Jika, Pilkada Surabaya ditunda 2017,
mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya ini menuturkan bahwa, pihaknya melanjutkan
pekerjaannya,” saya sudah menyiapkan
plan saya. Saya sudah katakan bahwa jabatan itu tidak boleh diminta dan saya
tidak akan meminta. Walikota, Gubernur, Presiden. Bahaya ini di Padang Mahsyar
nanti ditanyain duluan,” ujarnya.
Siapa yang bisa pastikan 2017, saya
belum tentu hidup. Nanti saya akan kasih tahu kalau sudah kerja.
“Yang jelas, supaya warga ada
kepastian, seperti saya. Saya beda dengan pejabat struktural. Kepala dinas
bertanggungjawab pada walikota. Walikota bertanggungjawab langsung pada rakyat.
Itulah sebetulnya menjadi penting kepala daerah untuk rakyatnya. Kemudian
disitulah rakyatnya menggantungkan hidupnya. Saya berharap warga Surabaya tetap
optimis tidak boleh pesimis, kita tahu semua akhir 2015, menghadapi era baru.
Warga Surabaya harus realistis dan cerdas menyikapi ini supaya apa yg sudah
kita bangun selama ini,”tandasnya.
Ia menambahkan, membangunnya tidak
hanya berkeringat tapi juga harus berdarah, tangan saya patah, kemarin harus
masuk got sampai harus di rontgen kaki saya patah jadi artinya berkeringat dan
berdarah jadi harus kita jaga semua supaya kesinambungan pembangunan Surabaya
ini tetap berlangsung dengan baik, sesuai dengan cita cita kita bersama dapat
lebih sejahtera,”tambah Risma. ( Ham )