Surabaya Newsweek - Kota Surabaya adalah kota metropolis yang masih
menyimpan banyak peninggalan dan kenangan masa lalu, yang tentunya bisa
memberikan semangat untuk para generasi muda untuk menggali kembali kenangan
tesebut dan menjadikannya ide untuk penciptaan karya seni.
Bertujuan untuk menghidupkan kembali masa keemasan kawasan
Tunjungan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dinas Budaya dan
Pariwisata (Disbudpar) Surabaya, menggelar acara bertajuk Tunjungan Art 2015
yang diikuti sekitar 400 partisipan selama tiga hari.
Dengan mengusung tema “Rek Ayo Rek Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan,”
selama tiga hari para pengunjung akan dimanjakan dengan sajian berupa bazar
kerajinan tangan, pameran seni rupa, pertunjukan teater, tarian dan musik oleh
para pelaku seni dari Kota Surabaya.
Kepala Seksi Seni dan Budaya Disbudpar Kota Surabaya, Herry
Purwadi menjelaskan, tujuan acara ini adalah membangun kembali suasana keemasan
Jalan Tunjungan. Dahulu kawasan tunjungan dikenal orang sebagai kawasan emas
yang ramai pengunjung. Bahkan sampai ada lagu tentang Jalan Tunjungan.
“Acara ini dipersebahkan bagi seluruh insan kreatif, agar mereka
dapat unjuk kebolehan kegiatan seni mereka. Selain terfokus di Museum Surabaya,
dibeberapa titik sekitar jalan Tunjungan akan ada kegiatan seni. Ini untuk
memancing rasa penasaran para masyarakat yang melintas, dan agar mereka mau
datang ke kawasan Jalan Tunjungan. Secara tidak langsung, ini adalah salah satu
cara untuk menghidupkan kembali kawasan Tunjungan,” imbuh Herry.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini secara seremonial membuka
Tunjungan Art 2015 dengan menggoreskan cat di atas papan mural. Dihari pertama
(16/9), masyarakat disajikan pameran lukis kaligrafi, sktesa, mural, cokekan,
fashion show di bagian dalam Museum Surabaya. Sementara, pada hari kedua
(17/9), akan ada workshop menggambar yang diikuti oleh pelajar dari Kota
Surabaya, berkeliling Museum Surabaya, Gito Maron, dan Keroncong, dan di hari
ketiga, akan ada tari ning tunjungan, geguritan, dan nembang macapat.
Sementara, pada malamnya, selama tiga hari di kawasan sekitar Tunjungan, akan
ada musik perkusi, dan patrol dari berbagai komunitas.
Eeb, pria asal Kenjeran dengan karya lukisan kaligrafi dengan
medium cowek memberikan kesan unik diantara banyaknya pedagang di bazar barang
seni. Pria yang sudah lima tahun berkecimpung di bidang lukisan cowek ini
merasa, dengan adanya acara seperti ini, ia merasa lebih tertantang untuk
semakin berinovasi dalam berkarya.
Herry menambahkan, bagi masyarakat yang ingin berkecimpung
langsung di kegiatan Tunjungan Art 2015, bisa langsung menghubungi panitia di
lokasi. Pada siang harinya, ada partisipan yang ingin unjuk kebolehan menari
sufi, dan langsung dicarikan waktu untuk menampilkan tarian tersebut.
Dalam menghidupkan kembali Kawasan Jalan Tunjungan, kedepan
pihaknya akan terus meramaikan dengan berbagai pertunjukan seni di Museum
Surabaya. “Wilayah terbuka museum surabaya akan terus kami gunakan sebagai
media unjuk kebolehan para seniman. Harapannya, dengan cara ini, masyarakan
akan kembali tertarik untuk berkunjung ke kawasan Tunjungan,” tambahnya. ( Ham )