SIDOARJO – Sejak adanya pemberitaan yang
dimuat edisi kemarin (0268/VIII) PT. Puspa Agro yang dimotori oleh Abdullah
Muchbudin tidak gentar sama sekali dilengser dari jabatannya sebagai pengelola
Puspa Agro. Hal ini dia selaku anak perusahaan dari PT. Jatim Graha Utama
merasa bukan menjadi tanggungjawabnya terhadap berbagai anggaran , PT Puspa
Agro hanyalah sebagai pengelola managemen Pasar induk modern aja.
“Jadi segala bentuk pembangunan maupun
perawatan adalah menjadi tanggungjawab dari PT. JGU yang diberikan kewenangan
oleh Pemprop Jatim dibawah naungan Erlangga Satria Agung,” ungkap Abdullah
Muchbudin menjawab pertanyaan.
“ Puspa Agro disini hanya sebagai
pengelola aja dalam managemen dan Puspa Agro hanya mengadakan event-event yang
bertujuan meramaikan pasar, sambung Hartoko ,humas Puspa Agro . Dan, kalau
Puspa Agro melepaskan diri dari PT JGU tidaklah mungkin, karena PT. JGU sebagai
induk perusahaan, tambah Hartoko.”Jelas-jelas disini bahwa awal gebrakan PT JGU
membuat gebrakan-gebrakan yang akhirnya membuat sengsara para pedagang. Betapa
tidak, sejak operasional dan sudah berjalan 3 tahun dan telah menyedot dana
APBD Jatim hingga hampir Rp 1 triliun sampai sekarang masih dalam
keadaan kosong-melompong.
Di mana para pedagang yang lama kelamaan
hilang dari peredaran entah kemana perginya. Hal ini disebabkan merasa tertipu
oleh janji-janji manis pengelola pasar Puspa Agro sehingga mereka terus merugi
karena sebagai pasar induk modern ini sangat sepi pembeli, terang Hartoko.
Menurutnya, di sisi lain masih banyak
pedagang yang masih tetap bertahan banyak menjadi korban janji-janji muluk
pengelola pasar Puspa Agro yang dimasukan web site di www.puspagrojatim.com .
dan condong hanya mengobral janji belaka. Dimana di web tersebut
ditampakan adanya fasilitas yang lengkap dan sangat menggiurkan dengan adanya
kawasan pergudangan ,cold storage,chille, gedung serbaguna, balai lelang,
jembatan timbang, perkantoran .restoran pujasera dan area parkir yang cukup
luas dengan kapasitas 1.500 truck, 500 pick up, 2500 rengkek serta disediakan
komposter sebagai pengelola sampah, sebutnya.
Selain itu, masih kata Hartoko, pengelola
Puspa Agro juga menjanjikan prospek bisnis yang cerah dengan dengan menggandeng
pengusaha dari beberapa Negara sehingga dipandang efektip menembus pasar
International serta menjadikan barometer perdagangan di wilayah Indonesia timur
khususnya. Dan dapat dioptimalkan omzet per tahun transaksinya bisa tembus
angka Rp 9 triliun sampai Rp 10 triliun per tahun.
Tapi, mana. Faktanya,Erlangga Satria Agung
pun sampai detik ini belum pernah merealisasikan janji-janjinya yang pernah
disampaikan pada pedagang dan terkesan hanya berangan-angan setinggi
langit dan belum tidak mau untuk ditemui dan dikonfirmasi S.Newsweek hingga
berita ini diturunkan, meskipun dihubungi melalui ponselnya bernomor
081339909... dan 08883008... terdapat nada aktif, tapi tidak diangkat.
Sedangkan, pertanyaan yang diajukan melalui sms hingga berita akan
naik cetak baru mendapatkan tanggapan dari yang bersangkutan. Dia menjanjikan
pertemuan dalam minggu depan.
Tanggapan
Pemkab Sidoarjo sejak berdirinya pasar
modern ini merasa tidak diuntungkan sama sekali dimana pembagian profit
sharingnya gak ada kejelasan dan mandul sampai tahun ini. Di mana
pemerintah Kab.Sidoarjo belum pernah mendapatkan jatah untuk pembagian
hasilnya. “Sampai sekarang kontribusi PAD (pendapatan asli daerah) dari pasar
modern Jemundo yang sekarang beralih nama menjadi Puspa Agro masih nihil dan
seharusnya ada kontribusi karena wilayah pasar induk berada di wilayah
Sidoarjo, “ jelas Agil Efendi ,SE dari komisi B DPRD Sidoarjo . Dan, saya akan
menjadwalkan untuk memanggil Bupati Sidoarjo dan meminta segera diadakan
pertemuan dengan Pemprop Jatim akan adanya kontribusi ini,” cetusnya
Dia mengaku heran dengan sikap yang
ditampakkan oleh manajemen Pasar Induk Agrobisnis (PIA) Jemundo yang berganti
nama menjadi Puspa Agro, karena tidak jelas bisnis yang ditangani. Mestinya,
kalau dari nama yang disandang harus focus pada usaha bidang pertanian yang
ditangani. Tetapi saya melihat ada macam-macam usaha yang ditangani sekarang,
seperti; rumah susun untuk pengungsi asal Sampang atau pameran-pameran yang
tidak berhubungan dengan bidang pertanian. Maka, semakin jelas bahwa konsep
yang digagas oleh Pemprop Jatim terkesan grusa-grusu atau
hanya menghambur-hamburkan uang Negara saja, katanya menandaskan.
Senada itu disampaikan Mochtar, pedagang
sayur asal Keputran,”Saya pernah memprediksi bahwa pedagang yang berada di PIA
Jemundo tidak mampu bertahan lama, sebab ongkos angkut dari luar kota antara ke
pasar Keputran dan ke Jemundo tidak ada perbedaan signifikan ongkosnya. Kalau
manajemen pasar di Jemundo memberikan subsidi pada pedagangnya sampai berapa
lama dapat dipertahankan subsidi itu. Jangankan disuruh membayar untuk
menempati stand-stand yang ada, digratiskan saja belum tentu ada pedagang yang
berminat untuk menempati stand yang tersedia. Karena konsumen atau pembeli
sudah mempunyai langgan tetap pada pedagangnya,” jelasnya.
Dia meyakini konsep yang digagas oleh
Pemprov maupun Pemkot terbilang mentah atau tidak memperhatikan keinginan
pedagang maupun konsumen yang membutuhkan barang dagangan, sehingga ketika
dibangun dan diterapkan tidak sesuai dengan kondisi riil yang sebenarnya.
Akibatnya, bisa ditebak pasar yang dibangun akan menjadi sia-sia karena tidak
diminati konsumen maupun pedagang yang mengisi stand tersebut dan pada akhirnya
meninggalkan stand yang ditempati. Kerugian bukan hanya ditanggung oleh
keuangan Pemerintah daerah setempat, tapi juga dialami oleh pedagangnya yang
tidak laku-laku jualannya dan untuk biaya operasionalnya, sergahnya.
Hingga berita ini diturunkan pejabat di
lingkungan Pemprov Jatim, yang menangani perekonomian masih belum memberikan
tanggapannya. Sedangkan, Moch.Basuki, Ketua komisi B,DPRD Jatim yang menangani
bidang perekonomian berkelit untuk menjawab pertanyaan yang diajukan terkait
salah konsep dalam pembangunannya dan meminta untuk menanyakan langsung pada
Komisi C, bidang Keuangan. “Lebih tepat, anda konfirmasi pada komisi C sebab
mereka yang detail menangani anggarannya,” kata politisi partai Gerindra.
Bersambung... (tim)