Soekarwo Dikritik Soal Pilkada 2015



            

Surabaya Newsweek - Pernyataan dukungan kepada orang dekatnya bernama Rasiyo yang saat ini telah terdaftar sebagai bakal calon untuk Pilkada Surabaya dinilai tidak etis oleh berbagai pihak, termasuk LSM Lembaga Survei Penelitian Sonar Media Consultant (SMC) yang meminta agar Pakde Karwo mulai harus bisa menahan pembicaraannya, agar Pilkada serentak di Jatim bisa berjalan netral.


Bicara soal nama Soekarwo (Pakde), tentu akan sulit membedakan posisinya, kapan sebagai Gubernur Jatim dan kapan saat menjadi ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Untuk itu, beberapa pernyataan dukungannya terhadap Rasiyo yang saat ini telah mendaftar sebagai calon Bacakada di Pilkada Surabaya juga patut dipertanyakan.


Berikut adalah salah satu pernyataan Pakde Karwo di salah satu media, yang secara terang-terangan memberikan dukungannya kepada Rasiyo yang memang orang dekatnya. Hanya saja, pernyataan ini dikemukakan kepada sejumlah wartawan ketika di gedung Grahadi, artinya sebagai kal itu bisa saja dikatakan sedang sebagai Gubernur Jatim.


“Untuk Pilkada Surabaya, kita benar-benar tarung, ini asli calon betulan, bukan calon boneka atau sejenisnya, pak Rasiyo sangat bagus dan memiliki keseriusan dalam Pilkada kali ini. Makanya saya optimis pasti menang,” ungkap Soekarwo Gubernur Jatim saat di gedung Grahadi Surabaya.


Menanggapi hal ini, Adi Sutarwijono ketua Bappilu DPC PDI Perjuangan Surabaya mengaku tidak terganggu dengan pernyataan Pakde Karwo yang secara terang-terangan mendukung pasangan bakal calon Rasiyo-Abror di pilkada Surabaya 2015.


“Menurut saya, pengaruhnya terhadap posisi PDIP sebagai pengusung incumbent memang tidak ada, hanya saja pernyataan dukungan seperti itu akan sulit dipahami oleh masyarakat, karena posisi Pakde tidak bisa terpisahkan dengan jabatannya sebagai Gubernur Jatim,” tandasnya.

Namun, politisi yang akrab di panggil Cak Awi ini menganggap bahwa pernyataan dukungannya kepada salah satu calon Bacakada di pilkada serentak di Jatim akan kontradiksi dengan kewajiban Pemprov terkait penempatan beberapa personilnya yang akan ditunjuk sebagai Penjabat Walikota/Bupati Sementara (PJs) yang dikatakan harus bersikap netral di Pilkada serentak.


“Terkait penjabat Walikota sementara yang akan ditempatkan, memang harus bersikap netral, dan jika sudah menjabat, maka akan bisa dilihat dari sikap jajaran dan perangkat dibawahnya pada saat tahapan Pilkada Surabaya mulai bergulir,” tegasnya.


Menurut Lasiono.Sip Direktur Eksekutif Lembaga Survei Penelitian Sonar Media Consultant (SMC), apapun alasannya, sebaiknya Pakde Karwo harus bisa menahan keinginannya untuk memberikan dukungan kepada salah satu pasangan Bacakada di Jatim, karena sebagai Gubernur harus bisa mengedepankan netralitas.


“Pernyataan seperti itu tidak etis, pakde Karwo harus mampu menahan dirinya agar tidak menyampaikan sepatah katapun terkait dukungannya kepada salah satu pasangan Bacakada di Pilkada serentak Jatim, karena Jabatan sebagai Gubernur itu akan tetap melekat, meskipun, saat ini juga menjadi ketua DPD di Demokrat Jatim,” tandasnya.


Namun Lasiono juga menyampaikan kecurigaannya kepada PDI Perjuangan Surabaya yang mengaku, tidak terusik dengan pernyataan dukungan yang disampaikan oleh Soekarwo Gubernur Jatim.


“Kalau PDIP Surabaya merasa tidak terusik dengan pernyataan Pakde Karwo, yang secara jelas berpihak kepada pasangan Bacakada, yang menjadi lawan pasangan Risma-Whisnu itu, ya aneh bin ajaib, ini sebenarnya ada apa dengan mereka semua, ini pertarungan bener apa tidak,” kritiknya.


Masih Lasiono, Karena jika Pilkada Surabaya ini benar-benar sebuah pertarungan, maka partai pengusung akan meminta agar, Gubernur Jatim memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat termasuk semua pasangan Bacakada dengan bersikap netral,” tambahnya. ( Ham )


Lebih baru Lebih lama
Advertisement