Surabaya
Newsweek- Meskipun, batal menjadi pasangan
Bacakada lantaran hanya muncul satu pasangan untuk Pilkada Surabaya 2015,
sehingga KPU menghentikan proses penetapannya, namun, Risma mengaku tetap tidak
merasa kecewa karena, memang tidak pernah punya keinginan untuk menjadi
Walikota Surabaya, kecuali atas kehendak rakyat dan Tuhan.
Diruang kerjanya, Tri Rismaharini
Walikota Surabaya, yang saat ini menjadi pasangan Bacakada bersama Whisnu Sakti
Buana Wawalikota yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, mengatakan jika
dirinya tidak merasakan apa-apa, apalagi kecewa mendengar jika KPU menhentikan
prosesnya dan berpotensi di tunda ke tahun 2017.
“Ya tidak apa - apa, mungkin memang kehendak Tuhan seperti
itu, mau apa, pasti Tuhan mengatur yang terbaik,” ucapnya. Rabu (5/8/15)
Merasa jika dirinya telah mengajukan
pansiun dini dari PNS, Risma mengatakan jika akan beraktivitas di bidang
swasta, meskipun tidak menjelaskan secara detil jenis kegiatan dan tempatnya.
“Aku mau beraktivitas di swasta, karena kemarin itu masih PNS bisa
menjadi dosen tetap, sekarang kan tidak bisa,” tambahnya.
Namun secara Tegas Risma juga
mengatakan, jika dirinya masih komitmen untuk mengemban tugas dari DPP PDI
Perjuangan, menjadi pasangan Bacakada untuk daerah Surabaya, hingga saat ini.
“Yang jelas, sampai sekarang saya
masih komitmen dan saya katakan bahwa, saya tidak akan mundur, sudah saya sampaikan
kepada PDIP dan saya tidak akan melakukan transaksi yang tidak sesuai
aturan,”terangnya.
Ditanya soal kesiapannya untuk
Pilkada Surabaya tahun 2017, Risma mengaku jika dirinya tidak tahu. “Tidak tahu
, mungkin saja saya sudah di amerika,” sahutnya.
Dalam obrolan santainya dengan
sejumlah wartawan yang ngepos di pemkot Surabaya, Risma menjelaskan jika
dirinya, tidak pernah keinginan untuk menjadi walikota, karena diyakini akan
menghalalkan segala cara. Dirinya bersedia asal menjadi kehendak masyarakat dan
Tuhan.
“Intinya harus tetap sesuai aturan, saya
loh nggak kepingin jadi itu (walikota),
karena nggak boleh kepingin itu, karena kalau kepingin, apapun tak tempuh,
mangkanya aku punya prisip nggak boleh, saya juga wanti-wanti mas Whisnu, ojo
loh yo, karena saya ingin ini benar-benar turun dari Gusti Allah,” jelasnya.
Menanggapi soal pejabat sementara
yang akan menggantikan posisinya sebagai orang nomer satu di Pemkot Surabaya,
Risma hanya menghimbau agar, penggantinya tetap menjalankan amanah rakyat, yang
telah tertuang dalam RPJM dan RKPD, serta KUA-PPAS.
“Sebenarnya yang saya lakukan itu
kan sudah sesuai RPJM dan RKPD, jadi untuk PJ cukup melakukan langkah-langkah
itu aja, karena itu amanahnya rakyat, termasuk yang tertuang dalam KUA-PPAS,
dan dampaknya ke pertanggunjawaban,” tandasnya.
Risma juga menyampaikan bahwa, untuk
menjadi Walikota atau pejabat Walikota harus bisa menguasai segala bidang,
termasuk sumber daya manusia, karena berhadapan dengan masyarakat secara
langsung.
“Jadi walikota itu harus melakukan
semua bidang, tidak bisa pilih – pilih , kita prioritaskan infra struktur, kalau SDM nya tidak kepegang juga tidak bisa,
karena Bupati dan Walikota itu berhadapan langsung dengan masyarakat,” pungkasnya.
( Ham )