Surabaya Newsweek - Pupus Sudah
harapan PDIP, untuk meraih kemenangan dalam pesta Demokrasi Pilkada yang akan diselenggarakan
pada 9 Desember 2015, tentu ini akan menuai penundaan Pilkada yang akan digelar
Februari 2017, gagalnya Pilkada 2015 disebabkan karena, kepentingan elite
partai politik , yang sangat ulet dengan
kepentingan masing- masing partai untuk mencari keuntungan
Terbukti, Pasangan Calon Abror –
Haries Purwoko menjelang penutupan pendaftaran Di Komisi Pemilihan Umum ( KPU )
Surabaya akhirnya hadir, rumor yang beredar dilingkungan KPU Surabaya, pasangan
ini memang sengaja melakukan pendaftaran di menit terakhir, karena di ributkan
masalah rekom yang belum terealisasi dari salah satu partai pengusung.
Ketika pasangan calon Abror – Haries
memasuki kantor KPU Surabaya untuk mendaftar, tidak lama kemudian Haries
Purwoko Nampak gelisah dan tiba- tiba keluar meninggalkan ruang pendaftaran di
KPU Surabaya, Bersamaan dengan perginya Calon Wakil Walikota Haries , tidak
lama kemudian datang rombongan kader PAN dan Demokrat lengkap dengan seragam
kebesarannya memasuki ruang pendaftaran .
Entah, apa yang terjadi pada calon
Wakil Walikota yang tiba- tiba meninggalkan ruang pendaftaran di KPU Surabaya,
namun informasi yang berkembang di lapangan menjelaskan bahwa , Haries meninggalkan
ruang KPU Surabaya, hanya untuk menghadiri
panggilan Gubernur Jatim.
Beredar kuat soal kabar bahwa
pasangan calon Abror- Haries yang diusung oleh PAN dan Demokrat masih
dibingungkan soal rekom DPP salah satu partai yang belum sampai hingga
detik-detik terakhir penutupan pendaftaran.
Kaburnya pendaftar
Calon Wakil Walikota Haries , disela – sela usai pendaftaran Abror menjelaskan , “ bahwa calon wakil Walikota masih mengambil
berkasnya untuk melengkapi persyaratan
sebagai calon.” ungkap Abror.
Entah apa yang sedang menjadi agenda
PDI Perjuangan, pada saat pasangan calon Bacakada Abro-Haries sampai di pintu
masuk, pada waktu yang bersamaan Whisnu Sakti Buana yang dikuti sejumlah
pengurus DPC PDI Perjuangan Surabaya, tampak keluar dari kantor KPU Surabaya.
Tak lama kemudian WS-sapaan akrab
Whisnu Sakti Buana mengampiri crew salah satu stasiun televisi,dilanjutkan
dengan sesi wawancara secara live terkait pelaksanaan Pilkada Surabaya.
Dikatakan oleh WS, bahwa pihaknya tetap akan melanjutkan gugatannya, karena
potensi munculnya pasangan tunggal tidak hanya terjadi di wilayah Kota
Surabaya.
“Kami tetap akan melanjutkan gugatan
yang sudah kami ajukan, dan berharap agar, para parpol tidak bersikap pengecut,
karena terbukti tidak berani berkompetisi. Kami juga melihat potensi
penggagalan pilkada 2015 ini sejak awal,” ucapnya. Senen (3/8/15)
Tempat terpisah, Adi Sutarwijono
ketua Bappilu DPC PDI Perjuangan Surabaya membantah, jika kehadiran rombongan
DPC PDI Perjuangan ke KPU Surabaya, yang dipimpin langsung oleh, WS sebagai
ketua berniat akan memantau langsung kondisi kantor KPU disaat jelang
penutupan, terkait kabar bahwa pasangan Abror- Haries ternyata, belum
mengantongi rekom sampai detik terkahir penutupan pendaftaran.
“Soal bakal calon itu kan ditentukan
saat penetapan nanti tanggal 24 Agustus, dan semua pihak juga melakukan
pemantauan, apalagi kami, tetapi kan tidak harus ke kantor KPU, yang pasti
kehadiran ketua (WS) ke kantor KPU, hanya karena telah menyanggupi untuk wawancara
dengan reporter televisi dan lokasinya minta di KPU, tidak ada agenda lain,
kalau janjinya ditempat lain seperti, di taman bungkul misalnya, tentu kami
tidak akan kesini (KPU),” jawabnya saat di konfirmasi. ( Ham )