Surabaya Newsweek- Sebanyak 92 lembaga pelatihan, kursus
keterampilan serta pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) “menawarkan”
berbagai skill dan keahlian kepada warga Kota Surabaya di acara Pameran
Pendidikan Non Formal Widya Wahana di Balai Pemuda, mulai Jumat (21/8). Pameran
yang digelar selama dua hari ini dibuka Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Hadir dalam
acara yang baru kali pertama digelar tersebut, Kepala Dinas Pendidikan
(Dispendik) Kota Surabaya, Ikhsan, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota
Surabaya, Arini Pakistyaningsih, beberapa anggota DPRD Surabaya, Dewan
Pendidikan Kota Surabaya, serta para guru dan pengajar PKBM.
Dalam
sambutannya, Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan bahwa keberadaan lembaga
pelatihan dan PKBM tersebut memiliki pengaruh besar dalam kaitan dengan
pendidikan non formal. Lembaga pelatihan dan PKBM tersebut sangat membantu
untuk menyelesaikan apa-apa yang tidak bisa diselesiakan di jalur pendidikan
formal.
“Pendidikan
tidak bisa didesain hanya formal, karena sukses tidak hanya karena kemampuan
formal tetapi juga skill. Lembaga-lembaga inilah yang mampu mengembangkan
kelebihan anak-anak yang terkadang tidak disadari di pendidikan formal,” tegas
Tri Rismaharini.
Disampaikan wali
kota, karena peranannya dalam menggali potensi dan mematangkan skill anak-anak
muda di Kota Pahlawan, keberadaan
lembaga pelatihan, kursus ketrampilan serta pusat kegiatan belajar masyarakat
tersebut sangat penting dalam mengenalkan tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015 kepada masyarakat.
Pemkot Surabaya
juga telah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan warganya menghadapi era
perdagangan bebas tersebut. Diantaranya dengan membangun Rumah Bahasa yang
mengajarkan kursus bahasa asing gratis, juga memberikan sertifikasi keahlian.
“Sejak dua tahun lalu, saya mendorong untuk melakukan upaya ini. Meski menurut
saya agak terlambat, tetapi kita masih punya waktu untuk mempersiapkan diri
jelang datangnya MEA pada akhir tahun nanti,” sambung mantan Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Wali kota
berharap, untuk stan-stan lembaga pelatihan, kursus maupun PKBM yang mengikuti
pameran tersebut, agar anak-anak yang tampil sebagai “public relations” nya.
Anak-anak muda diharapkan bisa memberikan penjelasan tentang kiprah stan
mereka. Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tampil, akan
mengajarkan kepada mereka tentang cara berkomunikasi dan mendorong mereka untuk
tidak takut ataupun malu.
“Saya berharap
anak-anak yang menjelaskan. Guru nya di belakang saja. Nggak apa-apa kalau misalkan
penjelasannya ada yang salah, namanya juga anak-anak. Ini penting supaya mereka
bisa belajar berkomunikasi. Supaya kelak bila mereka jadi pemimpin atau mencari kerja, mereka tahu cara
berkomunikasi yang baik,” sambung wali kota.
Pameran
pendidikan non formal widya wahana bertajuk “life skill dan kesetaraan kunci
utama hadapi MEA 2015” tersebut digelar selama dua hari sampai Sabtu (22/8.
Sebanyak 92 lembaga pelatihan, kursus ketrampilan dan PKBM yang berpartisipasi
dalam pameran tersebut diantaranya lembaga pendidikan akupuntur, kursus
kecantikan, kursus tata rias pengantin Pegon Surabaya, pelatihan membuat
hantaran pernikahan, pelatihan menata
rambut pengantin, tata busana hingga kursus menjahit.
Kepala Dinas
Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan menambahkan, pihaknya selama ini telah
melakukan berbagai upaya untuk memperbanyak pelatihan life skill bagi anak-anak
di Surabaya dengan menggandeng lembaga pelatihan, kursus ketrampilan dan juga
pusat kegiatan belajar masyarakat.
“Kita
bersama-sama berupaya meningkatkan ketrampilan warga Surabaya sehingga memiliki
ketrampilan yang lebih baik,” jelas Ikhsan.(
Ham )