Surabaya
Newsweek-
Kejadian di Tolikara , Papua , Walikota Surabaya Tri Rismaharini
menghimbau Warga Surabaya,
untuk tidak mudah terprovokasi dan menolak segala bentuk kekerasan dan
tindakan,
yang mengatasnamakan agama atau suku. Bahwa kedamaian dan kerukunan umat
beragama di Surabaya yang sudah terwujud, harus selalu tetap terjaga.
Imbauan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri
Rismaharini di acara penandatanganan naskah pernyataan sikap bersama dalam
rangka menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama di Kota Surabaya
yang digelar di area Tugu Pahlawan.
Acara yang digelar untuk memperkuat sinergi dan mengajak
umat beragama Kota Pahlawan agar,
tidak terbawa emosi dalam menyikapi insiden rusuh dengan mengatasnamakan, agama yang
terjadi di Tolikara, Papua pekan lalu,
Nampak hadir tokoh agama dan perwakilan umat beragama di Surabaya.
Juga hadir dalam acara tersebut, jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota
Surabaya, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/instansi, Muspika dan lurah di
lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.
“Mari bersama menjaga Surabaya agar tetap aman dan
kondusif. Kita adalah keluarga besar yang harus bergandeng tangan, untuk
melawan musuh yang sesungguhnya yakni kebodohan dan kemiskinan. Mari kita
tingkatkan tali persaudaraan sehingga,
kita bisa maju menjadi bangsa yang besar,” ujar wali kota dalam sambutannya.
Disampaikan wali kota, dipilihnya kawasan Tugu Pahlawan
sebagai tempat untuk menggelar acar ini bukannya tanpa sebab. Namun, ada maksud
mulia untuk menapaktilas jejak para pejuang yang pada 70 tahun lalu, berjuang
bersama demi meraih kemeredekaan,
tanpa mementingkan perbedaan agama dan suku.
"Para pejuang bahu-membahu tanpa memperdulikan agama
atau suku. Dengan ketulusan berjuang itu, kita bisa seperti sekarang. Kita
tinggal menjaga dan melanjutkan tanpa perlu khawatir di bom atau ditembaki
penjajah. Jadi kalau kita sekarang justru bentrok karena masalah sepele, itu
sama saja kita mundur 70 tahun," tegas wali kota.
Menurut wali kota, perbedaan adalah, keniscayaan
karena memang Tuhan menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Namun, yang
perlu dikedepankan adalah bagaimana menyatukan perbedaan tanpa perlu ada
gesekan.
“Saya berharap, kita bisa menyampaikan kepada masyarakat
dan keluarga,
untuk tetap meningkatkan persaudaraan. Kalau Surabaya terus aman dan kondusif,
kita nyari rezeki juga gampang,” sambung wali kota.
Sebelum penandatangan naskah tersebut, Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Kota Surabaya,
Soemarno membacakan poin-poin pernyataan sikap bersama. Beberapa poin
diantaranya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
keharusan, bahwa ke-bhineka-an di Surabaya merupakan anugerah Tuhan yang harus
dijaga, bahwa kedamaian dan kerukunan umat beragama di Surabaya yang sudah
terwujud harus selalu tetap terjaga, juga menolak segala bentuk kekerasan dan
tindakan anarkis yang mengatasnamakan agama.
“Kita juga mengajak kepada masyarakat untuk tidak mudah
terprovokasi, juga menjaga toleransi kehidupan umat beragama dan saling
menghargai kebebasan beribadah,” ucap Soemarno. ( Ham )