PKS Kecewa Partai Demokrat Tidak Konsisten




      


Surabaya Newsweek- Tanggapan dingin yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), terkait Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Demokrat yang saat ini, sedang melakukan komunikasi politik acara intens, untuk mengusung Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana, dalam pertarungan pemilihan walikota pada bulan Desember nanti.


Padahal, Partai Demokrat sudah menyatakan komitmen bersama bergabung, dalam koalisi Majapahit. Namum disisi lainnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC PDIP Surabaya, kemarin menyatakan jika saat ini, Demokrat dan PDI Perjuangan, sedang melakukan komunikasi politik, dan mengusung salah satu calon demi kerbersamaan membangun kota pahlawan kedepan.  


“Yang kita lihat saat, deklarasi Koalisi Majapahit kemarin Ketua Plt Partai Demokrat Surabaya hadir di hotel Majapahit, waktu menyatakan komitmen bersama dalam membangun koalisi bersama,” kata Ketua DPD PKS Kota Surabaya Ibnuh Shobir. Rabu (1/7).


Pria yang juga menjadi anggota  Komisi D DPRD Surabaya ini menyatakan. Deklarasi tersebut, dilakukan untuk duduk bersama, dengan pimpinan partai guna, melakukan komunikasi politik yang sangat sulit sekali. Jika ketua partai hadir semua dan duduk bersama serta, membuat komitmen bersama membangun koalisi besar, ini akan menghasilkan langkah yang luar biasa.


“Adanya koalisi ini bukan untuk menakut-nakuti inchumbent, melainkan mematuhi amanah dari Undang-undang pemilukada, dalam menciptakan demokrasi, dalam pemilihan Walikota dan wakil Walikota  nanti. ujarnya..


Sembari menjelaskan, kehadiran Ketua Plt Partai Demokrat dalam deklarasi sudah mengukuhkan, adanya sebuah komitem dari Partai Demokrat, yang memiliki visi dan misi bersama bergabung dalam koalisi Majapahit.


“Kehadirian ketua Demokrat Surabaya di deklarasi Majapahit secara devakto mereka bergabung namun, mereka  malah melakukan komunikasi diluar dari koalisi, ya itu hak dan pilihan dari Demokrat,” tegasnya.


Masih menurut Ibnu, Inchumbent jangan takut adanya koalisi Majapahit, yang dibangun oleh enam partai. Pasalnya, adanya koalisi ini juga bukan untuk menakuti-nakuti, namun hanya untuk memenuhi persyaratan dalam melakukan pesta demokrasi.


“ Jika didalam Undang-undang memperbolehkan untuk mengusung calon hanya 10 persen atau lima kursi ya, PKS gak akan susah-sudah bangun koalisi, namum apa yang telah di amanahkan dalam UU, harus 10 kursi atau 20 persen, mau gak mau harus membangun koalisi,” ungkapnya. ( Ham ).


Lebih baru Lebih lama
Advertisement