PAN Dukung Rakercabsus PDIP Rekomondasi Risma – Wisnu










Surabaya Newsweek - Akhirnya dalam Rapat Kerja Cabang Khusus ( Rakercabsus ) PDIP di Gedung Wanita Jalan Kalibokor Surabaya, Incumbent Tri Rismaharini resmi menjadi kader PDIP, dengan seragam resmi serta jas berwarna merah. Walikota perempuan pertama dalam sejarah birokrasi di Pemerintahan Kota ( Pemkot ) Surabaya, berada di hadapan 2000 kader dan fungsionaris partai saat deklarasi.  




Untuk mengusung pasangan petahana Tri Rismaharini-Wisnu  Sakti Buana sebagai calon walikota-calon wakil walikota (cawali-cawawali). Sesuai surat rekomendasi DPP PDIP bernomor 275/DPP/in/6/2015, yang dibacakan Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi. "Surat rekomendasi sudah kami terima dua pekan lalu. Tapi rekomendasi tersebut, harus disampaikan pada saat rakercabsus," kata Kusnadi.

Setelah Risma mengikuti ujian kelayakan baru, Rekomendasi diturunkan yang digelar PDIP 8 Juni lalu. Selain itu, penetapan Risma-Wisnu dilakukan setelah mempelajari perkembangan politik di Surabaya dan demi kepentingan partai secara umum.

"Setelah rekomendasi ini turun, kami minta agar, segera mendaftarkan pasangan ini ke KPU. DPP juga menginstruksikan pada seluruh jajaran partai, untuk bersama-sama mengamankan dan memperjuangkan untuk terpilihnya pasangan ini," katanya.

Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDIP, ketika memberikan sambutan di acara rakercabsus mengatakan, pada 21 Juli nanti, partai mengadakan sekolah, untuk para calon kepala daerah angkatan kedua. Dalam acara ini, DPP meminta Risma memberikan kuliah umum. Harapannya, keberhasilan Risma dalam memimpin kota Surabaya bisa ditiru oleh calon kepala daerah lain.

"Sekolah ini menjadi solusi untuk mempersiapkan kepala daerah yang baik. Nantinya, setelah para calon kepala daerah ini mengikuti sekolah partai, mereka harus terjun langsung ke rakyat untuk menyerap aspirasi mereka. Dari aspirasi itu akan menjadi kebijakan," katanya.

Walikota Surabaya , setelah mendapatkan Kartu Tanda Anggota ( KTA ) PDIP , yang diserahkan langsung oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, ketika Rakercansus mengatakan,” Ini berat maju jadi cawali. Tapi ini adalah amanah," ucap Risma. Selain itu, Risma menegaskan statusnya sebagai PNS sudah berakhir sebulan lalu. "Aku wis pensiun rek satu bulan lalu," tambahnya.

keputusan pensiun dini , menurut Risma adalah keinginan itu sejak lama. Keputusan diambil karena dia sendiri tertarik, untuk beraktivitas di luar pemerintahan. Bahkan, sering mendapat undangan dari sejumlah perguruan tinggi, untuk menjadi dosen tamu.

"Bukan siap atau tidak siap. Tapi sekali lagi ini adalah amanah. Sebab, kalau saya nanti terpilih, saya harus menanggung nasib sebanyak 2,8 juta warga Surabaya. Nanti ketika terpilih saya akan tetap utamakan kesejahteraan warga," ungkapnya.


Sedangkan Isu yang berkembang saat ini, kekuatan Koalisi Majapahit yang diisi enam partai, juga mulai goyah. Seperti yang dilontarkan kader PAN Surabaya. Hingga saat kini, belum membahas kesiapan di pilwali. "Sampai saat ini belum ada keputusan, apakah partai terus bersama dengan Koalisi Majapahit atau tidak. Tapi Insya Allah kami tetap bersama PDI Perjuangan," ujar M Arsyad, anggota Komisi D DPRD Surabaya. 


Orientasi Risma untuk kembali maju setelah sebelumnya bersikap diam. Tidak lain hanya untuk Kesejahteraan warga Surabaya disebutnya jadi yang paling utama. Ia menceritakan beberapa waktu lalu, sempat kedatangan tamu dari Swiss, yang siap mendatangkan investor ke Surabaya.


"Saya bilang kepada tamu itu bahwa, mulai November saya sudah tidak jadi walikota. Tapi mereka tetap bilang ingin ketemu saya. Saya bilang lagi kenapa Surabaya, kok tidak Thailand saja, mereka bilang Surabaya tetap yang terbaik. Tapi saya tekankan bahwa, warga Surabaya jangan hanya dijadikan penonton," katanya. ( Ham )






 


Lebih baru Lebih lama
Advertisement