Surabaya Newsweek-
Isu soal rekomendasi DPP PKB, yang menunjuk Samsul Arifin sebagai bakal calon
Walikota untuk Pilkada Surabaya 2015, ternyata sempat membuat kondisi intern Koalisi
Majapahit mulai meradang bahkan, mulai bermunculan berbagai opini miring.
Namun, seiring perjalanan dan strategi politik yang terus bergulir di Kota Surabaya ,
menyebabkan posisi Bacakada yang di usung dari Partai PDIP, menuai
ketidakyamanan bahkan untuk meraih kemenangan hanya tinggal mimpi saja, meskipun
pasangan calon tersebut memiliki
Pasangan calon Bacakada yang sangat
kuat.
Rumor yang berkembang sebelumnya
untuk mencopot nama Risma dalam bursa Pilkada ,alhasil tidak terealisasi, PDIP
tetap membawa Risma dalam pencalonan pilkada 2015, terbukti pendaftaran Bacakada di KPU Minggu (26 / 07 ) yang di
iringi oleh ribuan massa PDIP, menuju Gedung PDIP.tentu saja berimbas pada Koalisi
Mojopahit yang sulit memunculkan nama calon Bacakada.
Tidak munculnya calon yang diusung
Koalisi Mojopahit dalam bursa Bakada Surabaya 2015, barang tentu PDIP, tidak akan tinggal diam untuk menyusun
strategi Politik , bahkan di gembar –gemborkan akan, hadir calon boneka untuk
menepis kegagalan pilkada 2015. Ironisnya , calon Bacakada sungguhan dan Boneka selama sulit untuk di
deteksi
Belakangan ini, beredar isu bahwa DPP PKB menyatakan, jika rekomendasi untuk
Pilkada Surabaya 2015, menunjuk Samsul Arifin ketua DPC PKB Surabaya sebagai
bakal calon Wawalikota, meskipun secara kongkrit masih belum ditunjukkan ke
public termasuk ke Koalisi Majapahit.
Sementara, hasil fit & proper
test Koalisi Majapahit terhadap sejumlah calon Bacakada yang mendaftar telah
menghasilkan 4 bakal calon walikota yakni, Dhimam Abror, Samsul Arifin, Sukoto
dan Angga. Sedangkan calon untuk Wawalikota juga berjumlah 4 orang yakni, Alim
Basa Tualeka, M. Ilyas, A. Suyanto dan Siswandi.
Menanggapi soal rekom PKPB, H
Junaedi Sekretaris DPC Partai Demokrat Surabaya mengaku, jika dirinya belum
mengetahui secara pasti soal rekom PKB, yang jatuh kepada Samsul Arifin. Untuk
itu pihaknya meminta kepada PKB Surabaya , untuk segera melakukan rapat dengan
Koalisi majapahit untuk pembahasannya.
“Jika kabar itu benar, tentu partai
kami menyambut baik sekaligus berpikiran positip, hanya saja, hal itu segera dikomunikasikan dengan Koalisi
Majapahit, karena ada beberapa komitmen bersama yang harus dibicarakan,”
ucapnya. (27/7/15)
Juanedi juga berpendapat bahwa apapun
rekomendasi DPP, masing masing partai yang tergabung dalam koalisi, seharusnya
segera dikomunikasikan agar, tetap bisa menjaga soliditas Koalisi Majapahit,
karena keberadaan koalisi merupakan hasil komitmen yang dibangun secara
bersama-sama.
“Yang perlu diingat, koalisi ini
dibangun lebih dari enam bulan, artinya soliditas anggota harus tetap dijaga
apapun resikonya,” tandas ketua fraksi partai Demokrat DPRD Surabaya ini.
Sebagai salah satu anggota parpol
yang mendukung terbentuknya Koalisi Majapahit, Juanedi tetap berpandangan bahwa,
untuk mengusung figur calon Bacakada harus mempunyai kriteria yang baik, antara
lain jaringan, kemapuan finansial, elektabilitas, kredibilitas, visi/misi yang
kuat, serta memliki strategi kompetisi yang kuat di Pilkada.
“Prinsip, koalisi hanya akan
mengusung sosok dengan ekspetasi kemenangan, agar cita-cita membuat Kota
Surabaya lebih baik bisa terlaksana,” pungkasnya.
Tempat terpisah Syamsul Arifin mengaku,
dirinya telah mendapatkan rekomendasi dari DPP PKB sebagai Calon Walikota
dan sudah menyiapkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi apabila
dicalonkan. Mulai dari SKCK (Surat keterangan Catatan Kepolisian), LHKPN serta
persyaratan admoinistrasi lainnya.
“Kalau nama (saya) kan sudah
disebutkan oleh Ketum DPP PKB,” tandasnya ketika dihubungi, Senin (27/7), memang
soal pasangan calon masih belum klir di Koalisi dan untuk persyaratannya kalau
itu cepat, sudah kita siapkan semuanya,” paparnya.
Sementara, Ketua Kelompok Kerja
Koalisi Majapahit, AH. Thony, mengakui mendapatkan informasi soal rekomendasi
Syamsul Arifin dari DPP PKB. Namun, ia belum bisa memastikan apakah yang
bersangkutan akan dicalonkan.
“Tidak serta merta, untuk memastikan
akan tetapi, nanti kita bicarakan dengan partai lainnya di internal Koalisi
(Majapahit),” tegasnya.
Alumnus FISIP Universitas Gajah Mada
Yogyakarta ini mengungkapkan, Senin (27/7) malam Koalisi Majapahit akan kembali
bertemu untuk membahas masalah pencalonan dan evaluasi output kegiatan ketua
umum partai yang akan dilaporkan ke DPP masing-masing.
“Rumor yang berkembang kan Syamsul
gandeng sama Warsito (Hanura). Hal itu dibahas supaya tidak ada kecurigaan.
Karena selama ini Koalisi masih Solid,” tutur mantan Anggota DPRD Surabaya.( Ham )