Surabaya
Newsweek- Kali ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi ruang kerja Walikota Surabaya di balai Kota,
kita ketahui bahwasannya, ketika KPK melakukan sidak di Istansi Pemerintahan,
di pastikan ada masalah yang berkaitan, dengan tindak pidana korupsi, namun
lain halnya, dengan kedatangan KPK kali ini di Balai Kota Surabaya, usut demi
usut KPK malah, memberikan Apresiasi
positif kepada Pemerintah Kota ( Pemkot
) Surabaya, karena telah secara aktif menggalakan semangat anti Korupsi di Kota
Pahlawan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menanamkan jiwa anti korupsi
sejak dini, kepada anak-anak.
“Terima
kasih kepada Bu Risma yang telah melakukan pembinaan tentang nilai-nilai anti
korupsi, kepada anak-anak masa depan di Surabaya,” tegas Ketua KPK Sementara,
Taufiqurrachman Ruki di acara pendantanganan, serah terima 1000 permainan anti
korupsi (Semai), untuk anak-anak dari KPK, kepada Pemkot Surabaya di Balai Kota
Surabaya.
Menurut
Ruki, tindakan pencegahan korupsi tidak hanya bisa dilakukan dengan melakukan preventif,
tetapi juga harus mundur ke pra preventif, di usia anak-anak. Karenanya, sangat
penting untuk menanamkan nilai-nilai keteladanan, kepada anak-anak sejak usia
dini. Dan itu juga melibatkan para ibu sehingga, kemudian muncul gerakan SPAK
(Saya Perempuan Anti Korupsi). Surabaya termasuk kota yang memiliki SPAK aktif
di Indonesia.
Menurut
Ruki, dulu, semangat tentang kerja keras, kejujuran dan nilai-nilai tentang
hormat kepada guru dan menyayangi teman, dengan mudah disebarkan kepada
anak-anak, melalui lagu-lagu anak-anak. Namun, sekarang ini, penghormatan
kepada orang lain mulai dilupakan.
“Persoalan
korupsi itu dimulai dari budi pekerti. Karena itu, dengan melakukan
internalisasi nilai kejujuran kepada anak-anak, kelak mereka akan tampil
sebagai pemuda yang bisa menghormati orang lain dan menghormati milik negara,”
sambung Ruki.
Wali
Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengamini pernyataan Ruki bahwa, pencegahan
korupsi harus dimulai dari anak-anak, dengan cara menanamkan kejujuran. Wali
kota mencontohkan, di Surabaya, jelang pelaksanaan Ujian Nasional, dirinya
mengumpulkan para kepala sekolah, untuk memberikan imbauan bahwa, yang
terpenting bukanlah hasil akhir. Tetapi, bagaimana anak-anak bisa menghargai
proses dengan cara bekerja keras dan tidak melakukan cara-cara instan yang
tidak dibenarkan.
“Saya
percaya, kita memang harus memulai (pencegahan korupsi – Red ),dari anak-anak.
Kita bangun komitmen dan integritas bangsa sejak dini. Sebab, pembentuka
karakter anak akan sangat berpengaruh, pada pola pikir mereka kelak,” jelas wali kota.
Wali
kota berharap, kedepannya, tidak hanya 1000 permainan Semai, yang diperuntukkan
bagi TK/PAUD di Surabaya, tetapi jumlahnya bisa bertambah.
Semai yang merupakan kepanjangan dari sembilan
nilai, mengajarkan anak-anak sembilan (9) nilai moral, yang diharapkan akan
menumbuhkan sikap atau perilaku anti korupsi sejak dini, dengan contoh perilaku
sehari-hari dan cara yang mudah.
Semai
terdiri dari papan permainan, kartu putih berisi sebuah situasi dan kartu merah
berisi satu pertanyaan. Permainan ini mengajarkan anak-anak tentang nilai
kesederhanaan, kegigihan,keberanian, kerja sama, kedisplinan, keadilan ,
kejujuran, bertanggung jawab, dan kepedulian.
Permainan
ini merupakan karya dari tim KPK, yang difasilitasi Australia Aid, untuk tindak
pencegahan korupsi. Ikut hadir dalam acara tersebut, Ester yang merupakan
perwakilan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta. “Saya sangat senang berada
di sini. Sungguh istimewa bisa bertemu dengan anak-anak, yang terlibat langsung
dalam gerakan ini,” jelas Ester.
Setelah
memberikan sambutan, wali kota bersama ketua KPK, lantas menemui beberapa
anak-anak PAUD, yang tengah asyik bermain Semai bersama pembimbingnya. Mereka
berasal dari beberapa TK/PAUD. Diantaranya TK Istana Balita, TK Gloria, TK
Imanuel
Kepala
Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan menuturkan, ini bukan kali pertama,
Pemkot Surabaya bekerja sama dengan KPK. Menurut Ikhsan, sejak beberapa tahun
lalu, Pemkot bersama dengan KPK, telah melaksanakan zona integritas untuk
siswa-siswi SD hingga SMK.
“Sebelum
ini juga ada dengan para bunda PAUD dan pelatihan guru. Nah, pengembangan dari
pelatihan tersebut, ya berbentuk alat
permainan ini,” ujarnya.
Nantinya,
sambung Ikhsan, permainan Semai ini akan disebar ke TK/Paud di Surabaya, sesuai
dengan kebutuhan. Permainan ini nantinya, tidak masuk mata pelajaran (Mapel)
secara khusus tetapi, menyatu dengan Mapel. “Jadi sekalian bermain karena,
permainan ini penting untuk motorik dan juga sensorik,” sambung mantan Kepala
Bapemas KB ini.( Ham )