Surabaya Newsweek- Bahayanya
pengguna Narkotika dan obat/bahan berbahaya,
yang mengancam masa depan generasi muda, setelah kemarin, Pemerintah
Kota Surabaya, bersama Dinas Pemuda dan Olahraga, mengadakan penyuluhan di
setiap Kecamatan. Kini, puncaknya Pemkot Surabaya bersama Badan Narkotika
Nasional (BNN) Republik Indonesia, meresmikan modul Kurikulum Anti Narkoba 2015
(Surabaya Resik Narkoba 2015), di Jatim Expo, Surabaya. Selasa (9/6) pagi
kemarin.
Acara yang dibuka oleh
Tari Remo Gagrak Anyar ini, dihadiri juga oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota
Surabaya, Kepala BNN Republik Indonesia, Kepala BNN Jawa Timur, Kepala BNN Kota
Surabaya , Jajaran Forpimda Kota Surabaya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur, Kepala Sekolah, Guru, Ketua Osis dan Pelopor Pelajar Perubahan Kota Surabaya.
Ikhsan selaku Kepala
Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan, bahwa kegiatan hari ini merupakan
bagian dari program-program Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka melindungi
dan mendampingi para pelajar di Kota Surabaya dari Bahaya Narkotika dan obat
terlarang.
"Ibu Walikota
bersama Pemerintah Kota sudah memberikan program bernama Konselor Sebaya dan
program tersebut sudah berjalan di seluruh sekolah di Kota Surabaya, hal ini
juga merupakan salah satu upaya agar terwujudnya program pemerintah kota yaitu
program Kampunge Arek Suroboyo," tegas Ikhsan di sela-sela laporannya
kepada Walikota dan BNN.
Ikhsan mengatakan,
nantinya akan dilakukan Peninjauan lebih lanjut Modul Anti Narkoba oleh Dinas
Pendidikan Kota Surabaya dan bersama BNN, dan secepatnya dapat disosialisasikan
oleh para guru di tingkat SMP sederajat dan SMA sederajat. Harapannya dapat
diterapkan secepatnya di seluruh sekolah di Kota Surabaya.
Kepala BNN Republik
Indonesia Anang Iskandar mengatakan, program kurikulum anti narkoba yang
pertama ini merupakan salah satu amanah undang-undang. Ia juga merasa bangga,
karena program ini diresmikan berdekatan dengan Hari Anti Narkotika Internasional.
"Hal seperti ini
sepadan, dikarenakan Indonesia merupakan negara di Asean yang tingkat
penyalahgunaan narkotikanya paling tinggi dan tingkat kesadaran anak kesembuhan
dari narkotika yang paling rendah," tegas Anang.
Selain peresmian
dilakukan juga penyerahan modul kurikulum anti narkoba kepada Musyawarah Kerja
Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SMP, SMA, SMK dan Sederajat.
Retno Pinasti selaku
Wakil Kepala sekolah bidang Kesiswaan SMKN 1 Kota Surabaya mengatakan program
seperti ini lebih bersikap menindaklanjuti agar generasi penerus tidak lebih
terjerumus bahaya narkotika.
"Hal seperti ini
kami sudah dilakukan jauh-jauh hari di Sekolah, program dari kesiswaan berupa
anti narkoba juga terus kami galakkan. Kami juga mengadakan seminar dan bekerja
sama dengan BNN sebagai Narasumber," ujar Retno.
Dini Ramadhani (17)
siswi SMAN 3 Surabaya mengaku bahwa tidak akan kesusahan kedepannya dengan
dimasuknya Kurikulim baru ini. "hal-hal yang baik dan berimbas secara
positif kepada diri kita sendiri, tidak akan menyusahkan kok, apapun hal
itu," Imbuh Dhini.
Di
akhir acara, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sempat melayani permintaan foto
bersama oleh para siswa-siswi yang datang ke Jatim Expo. Awalnya ia melihat
siswa yang malu-malu mendekat sembari
membawa handphone, kemudian siswa tersebut diminta Walikota mendekat dan
berfoto bersama,ternyata kemudian hal tersebut menginspirasi siswa-siswi
lainnya untuk ikut berfoto bersama. ( Ham)