Surabaya Newsweek - Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya mendapat sejumlah masukan dan kritik
membangun dalam upaya menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota
Surabaya 2015 secara lebih baik dan berintegritas.
Masukan dan
kritik cerdas itu secara bergelombang disampaikan oleh sejumlah pimpinan media
dan redaktur media baik cetak, radio, televisi dan online di Kota Surabaya yang
diundang secara khusus oleh KPU Kota Surabaya dalam rangka Gathering Pimpinan Media, pada Rabu (3/6/15).
Pimpinan Media
Berita.Jatim.com, Ainur Rohim menyatakan bahwa pelaksanaan Pilkada 2015 sangat
berbeda dengan pelaksanaan pilkada-pilkada periode sebelumnya baik di era Orde
Baru maupun di era reformasi.
Air, panggilan
akrab, Ainur Rohim yang juga menjabat Wakil Ketua PWI Jawa Timur itu mengatakan
bahwa peraturan dan regulasi yang mengatur pelaksanaan Pilkada Serentak 2015
telah berubah secara drastis.
"Pilkada
serentak 2015 kali ini sangat berbeda, dan dari sisi regulasi sangat berubah
total dari aturan pilkada sebelumnya. Karenanya, KPU dituntut sangat aktif
untuk mensosialisasikan bukan hanya soal tahapan semata, tetapi juga
seperangkat aturan yang dinilai lebih njelimet agar masyarakat lebih
paham," ungkap Air.
Air juga
meminta agar KPU secara lebih seksama melakukan proses pemetaan untuk semua
wilayah terkait partisipasi pemilih dan juga terkait tingkat kerawanan konflik
yang bakal muncul.
"KPU
perlu memiliki secara utuh peta wilayah rawan konflik yang ada di Kota
Surabaya. Ini perlu diingat dengan segenap aturan yang baru dan relatif njelimet
itu maka potensi konflik sangat mungkin terjadi. Untuk itu bila memiliki peta
wilayah rawan konflik hasil survei yang dilakukan KPU maka potensi konflik
sejak awal akan bisa diminimalisir," terang Air.
Redaktur
Harian Jawa Pos Firza Syahroni menyatakan pihaknya sering menemukan data
penduduk yang tidak sama antara kartu penduduk dan Kartu Keluarga dengan data
kependudukan yang ada di instansi terkait.
"Sinkronisasi
data pemilih ini menjadi sangat penting karena hal ini juga sangat rawan bila
tidak ditertibkan oleh KPU. KPU Kota Surabaya perlu secara serius untuk
melakukan pendataan ulang dan melakukan verifikasi data pemilih yang telah ada.
Agar bisa menghindari data pemilih ganda atau pemilih siluman yang sering
dikeluhkan," kata Oni panggilan akrab Firzan Syahroni.
Komisioner KPU
Kota Surabaya Divisi Sosialisasi, Nur Syamsi, S.Pd menyatakan apresiasinya
dengan masukan serta kritik membangun yang dilontarkan oleh sejumlah pimpinan
media dan redaktur media massa di Kota Surabaya.
"Hubungan
timbal balik yang berprinsip simbiosis mutualisme mesti terbangun antara KPU
Kota Surabaya dan media secara baik. KPU Surabaya sangat butuh kritik dan
masukan agar pelaksanaan pilkada Kota Surabaya bisa berjalan lebih maksimal dan
menghasilkan hasil kepemimpinan yang berintegritas," kata Syamsi.
Di sisi lain, Purnomo
Satriyo Pringgodigdo, SH, MH, Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Hukum,
Pengawasan, SDM, dan Organisasi menyatakan sebenarnya pihaknya telah mengajukan
sejumlah agenda yang juga merupakan masukan dari media center KPU Kota Surabaya
terkait upaya pemetaan potensi konflik dan tingkat kerawanan lainnya.
Sementara itu,
Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data, Nurul
Amalia menyatakan, pihaknya akan melakukan proses verifikasi data kependudukan
termasuk data pemilih setelah mendapatkan data pemilih secara nasional dari KPU
Pusat.
"Proses
verifikasi data pemilih akan dilakukan oleh Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih
(PPDP) dengan melakukan coklit hingga ke tingkat rumah tangga. Data hasil
verifikasi itu nantinya akan dijadikan dasar untuk menetapkan DPT," kata
Nurul.
Nurul
menambahkan, KPU Kota Surabaya akan sangat berhati-hati dalam melaksanakan
proses pendataan serta verifikasi data pemilih. "Intinya KPU akan
mengedepankan aspek kehati-hatian agar dapat mendapatkan data pemilih yang
valid dan maksimal khususnya menghindari adanya pemilih ganda namun sangat
ramah untuk memberi ruang kepada setiap warga Kota Surabaya agar bisa
menggunakan hak pilihnya secara benar," ujarnya. ( Ham )