Surabaya
Newsweek- Kurang
seriusnya Pemerintah Kota Surabaya (
Pemkot ), dalam mempromosikan wisata Surabaya, sudah terlihat
jelas dari dana yang dianggarkan melalui
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kota
Surabaya , yang hanya sekisar 1 % , sedangkan saat ini PAD mencapai 3 Trilium.
Head of International Hospitality and Tourism
Business Universitas Ciputra, Agoes Tinus Lis Indrianto mengatakan, untuk
menggenjot jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun, domestik Pemkot
Surabaya seharusnya, perlu menganggarkan dana promosi sedikitnya 4% dari PAD.
Namun demikian, Pemkot juga harus mengaktifkan
kembali badan atau lembaga yang khusus menaungi
promosi pariwisata atau Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) yang
kini mati suri.
“Selama ini, dana promosi dari Pemkot sangat
terbatas, tidak sampai 1%. Surabaya itu memiliki 40 obyek wisata menarik yang
harus dipromosikan,” katanya.
Menurut Agoes , keterbatasan promosi bukan hanya
dari Pemkot saja, tapi juga keputusan DPRD Kota Surabaya, yang berwenang
menyetujui pengajuan anggaran. Mungkin dalam promosi wisata anggota dewan tidak
memiliki visi yang sama dengan Pemkot. Di negara-negara seperti Singapura,
Malaysia, Thailand, bahkan Banyuwangi sudah mengalokasikan 4% dari PAD untuk
promosi wisata.
“Surabaya memiliki potensi wisata yang menarik bagi
wisatawan asing. Beberapa tahun terakhir ini, tren kunjungan wisman pun terjadi
melalui jalur kapal pesiar di Pelabuhan Tanjung Perak,” terangnya.
Dari data Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, selama
2015, diperkirakan banyak kapal pesiar yang bersandar di Surabaya dengan total
turis mancanegara sebanyak 13.627 orang. Kapal pesiar yang bakal bersandar di
antaranya seperti Caledonian Sky dan Sun Princess sebanyak dua kali.
Sepanjang semester I/2015, sudah ada beberapa kapal
pesiar yang telah datang antara lain, Crystal Symphony, Silver Win, Rotterdam,
Seabourn Odyssey dan Dawn Princess.
“Ada tiga
sektor penunjang perekonomian Surabaya, yakni perdagangan, hotel dan restoran
serta, angkutan atau transportasi. Seharusnya, PAD yang berasal dari sektor ,tersebut,
bisa digunakan untuk promosi,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota
Surabaya, Wiwiek Widayati mengaku pihaknya sudah berupa mempromosikan
tempat wisata Surabaya ke berbagai daerah, baik skala regional maupun nasional.
Bahkan pihaknya berpromosi ke Singapura. Pihaknya akan mengoptimalkan sejumlah
destinasi wisata yang sudah ada.
Diantaranya, Makam Sunan Ampel, Pasar Pabean dan
juga Museum House of Sampoerna (HoS). “Jumlah total destinasi wisata di
Surabaya itu ada sekitar 30-an. Sejauh ini kami belum berencana untuk menambah
destinasi wisata yang baru. Kami lebih fokus untuk mengoptimalkan wisata yang
ada dulu,” ujarnya. ( Ham )