Surabaya
Newsweek - Layanan Kesehatan yang merupakan pelayanan
yang sangat vital untuk kepentingan masyarakat, komisi D DPRD Kota Surabaya yang
selama ini terus menyoroti, awalnya terkait perijinan kini membias terhadap
alat- alat medis tentang akurasi di sejumlah Rumah Sakit , khusunya RSUD BDH dan RSUD Dr Soewandhi, yang diduga
banyak yang ilegal.
Bahkan, jutaan orang telah mendapatkan pelayanan
dikota Surabaya, baik itu warga setempat maupun luar daerah . Era computer dan
digital kini, menjadi alat kesehatan kebanggaan di setiap tempat layanan
kesehatan, baik di klinik maupun rumah sakit, disamping sangat mempermudah dan
membantu kinerja para dokter, juga menjadi kebanggaan karena dianggap modern.
Akan tetapi, banyak pertanyaan apakah, selama ini
pasien mendapatkan pengobatan melalui, pemeriksaan sejumlah alat kesehatan
modern secara benar, karena tak satupun dari tempat layanan kesehatan yang
berani transparan terhadap kondisi alat kesehatan yang sedang digunakannya.
Sugito anggota Komisi D DPRD Surabaya mengatakan, jika data yang terekam dari alat kesehatan ,ternyata tidak akurat dan kemudian digunakan oleh dokter sebagai acuan medis (pengobatan), maka dampaknya akan sangat fatal dan si pasien bisa mengalami kematian.
“Bayangkan, jika alat yang dipakai akurasinya telah melewati batas toleransi, karena setiap alat kesehatan tertera jelas keterangan deviasi yang diperbolehkan, lantas data itu digunakan begitu saja oleh dokter, untuk acuan medis, tentu akan sangat membahayakan pasien, bisa saja terjadi pasien sakit biasa masuk kategori gawat atau sebaliknya,” jelas politisi asal partai hanura.
Masih Sugito, itulah pentingnya kalibrasi karena dampaknya sangat fatal, jangan hanya larena menggunakan alat-alat yang katanya baru dan canggih sudah pasti akurat, belum tentu, dan siapa yang menjamin, jika tidak dilakukan kalibrasi secara periodic.
”Kalibrasi alat utamanya alat kesehatan itu harusnya ada record rutin, mulai harian, mingguan dan bulanan serta, tahunan, apalagi alat kesehatan tersebut, dianggap sangat vital karena,
Sugito anggota Komisi D DPRD Surabaya mengatakan, jika data yang terekam dari alat kesehatan ,ternyata tidak akurat dan kemudian digunakan oleh dokter sebagai acuan medis (pengobatan), maka dampaknya akan sangat fatal dan si pasien bisa mengalami kematian.
“Bayangkan, jika alat yang dipakai akurasinya telah melewati batas toleransi, karena setiap alat kesehatan tertera jelas keterangan deviasi yang diperbolehkan, lantas data itu digunakan begitu saja oleh dokter, untuk acuan medis, tentu akan sangat membahayakan pasien, bisa saja terjadi pasien sakit biasa masuk kategori gawat atau sebaliknya,” jelas politisi asal partai hanura.
Masih Sugito, itulah pentingnya kalibrasi karena dampaknya sangat fatal, jangan hanya larena menggunakan alat-alat yang katanya baru dan canggih sudah pasti akurat, belum tentu, dan siapa yang menjamin, jika tidak dilakukan kalibrasi secara periodic.
”Kalibrasi alat utamanya alat kesehatan itu harusnya ada record rutin, mulai harian, mingguan dan bulanan serta, tahunan, apalagi alat kesehatan tersebut, dianggap sangat vital karena,
untuk pengobatan pasien, ini menyangkut nyawa, jadi
jangan main-main apalagi meremehkan,” tambahnya.
Sugito juga mengaku pernah bertanya kepada Febria Rachmanita (Feny) Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya soal, kalibrasi alat-alat kesehatan di sejumlah tempat layanan kesehatan milik pemkot Surabaya, yang ternyata, mendapatkan jawaban yang mengagetkan, karena mengaku jika dilakukan setiap 6 bulan sekali tanpa control harian.
“Kalau 6 bulan sekali baru dilakukan check list terhadap alat-alat kesehatan, ini benar-benar keterlaluan, dan menurut saya sudah waktunya menjadi perhatian khusus dan harus dilakukan perubahan pemahaman, kepada seluruh staf dan praktisi di tempat layanan kesehatan di Surabaya agar, sadar soal betapa pentingnya Kalibrasi alat yang dipergunakan itu,” tandas Sugito. ( Ham )
Sugito juga mengaku pernah bertanya kepada Febria Rachmanita (Feny) Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya soal, kalibrasi alat-alat kesehatan di sejumlah tempat layanan kesehatan milik pemkot Surabaya, yang ternyata, mendapatkan jawaban yang mengagetkan, karena mengaku jika dilakukan setiap 6 bulan sekali tanpa control harian.
“Kalau 6 bulan sekali baru dilakukan check list terhadap alat-alat kesehatan, ini benar-benar keterlaluan, dan menurut saya sudah waktunya menjadi perhatian khusus dan harus dilakukan perubahan pemahaman, kepada seluruh staf dan praktisi di tempat layanan kesehatan di Surabaya agar, sadar soal betapa pentingnya Kalibrasi alat yang dipergunakan itu,” tandas Sugito. ( Ham )