Surabaya
Newsweek- Rekomendasi DPP PDIP untuk Pilwali
Surabaya 2015 ternyata, terus menjadi perbincangan masyarakat, bungkamnya Risma
meskipun, disebut-sebut sebagai Bacakada Surabaya terkuat, juga masih menjadi
teka-teki. Kini muncul opini jika PDIP, tidak akan menggandengkan Risma dengan
Wisnu Sakti Buana karena, keduanya dianggap belum bisa seirama.
Jelang pengumuman pasangan Bacakada
asal PDIP, untuk Pilwali Surabaya 2015, yang rencananya pada tanggal 1 Juni,
membuat kondisi politik sejumlah parpol di Surabaya mulai menghangat, karena
tak sedikit yang masih tertuju kepada sosok Tri Rismaharini, meskipun telah
melakukan penjaringan secara intern dipartainya masing-masing.
Diakui maupun tidak, tak sedikit
elemen masyarakat Kota Surabaya yang merasa penasaran bahkan, mulai beropini
untuk mengutak-atik perkembangan politik di tubuh PDIP terkait, Pilwali
Surabaya 2015, karena, hingga saat ini PDIP masih menjadi titik kunci namun,
belum transparan soal nama pasangan yang bakal diusung.
Namun menurut Iskandar salah satu
warga kota Surabaya, dikatakan jika PDIP, tidak akan berpaling dari Risma dan
Wisnu, karena keduanya dianggap sebagai sosok yang penting bagi masa depan partai
di wilayah Surabaya.
“kalau mas Wisnu sudah nggak usah
ditanyakan lagi, karena beliau adalah pimpinan partai di Surabaya, namun Risma
juga merupakan sosok yang penting karena, diakui semua pihak termasuk para
petinggi partai, sebagai salah satu kepala daerah hasil usungan PDIP, yang
berhasil,” ucap pria yang kesehariannya sebagai staf di perusahaan swasta ini.
Masih iskandar, saya yakin hanya dua
nama yang bakal muncul, yaitu Tri Rismaharini atau Wisnu Sakti Buana yang saat
ini, masing-masing masih aktif menjabat sebagai Walikota dan Wawalikota
Surabaya,
Namun, Iskandar juga memperkirakan
bahwa, keduanya tidak akan maju bersamaan, karena dianggap belum mampu bersinergi
satu sama lain, dan imbasnya DPP PDIP, masih kesulitan menyandingkan kembali
Risma dengan Wisnu di perhelatan Pilwali Surabaya 2015, sebelum keduanya bisa
menyatu secara personal.
“Menurut pengamatan saya, belum
menunjukkan tanda-tanda keharmonisan antar keduanya, maka besar kemungkinan
saat ini, DPP PDIP sedang menghadapi persoalan yang dilematis, apakah mungkin
Risma akan bersedia digandengkan kembali dengan Wisnu atau sebaliknya, justru
Wisnu yang tidak bersedia maju bareng Risma,” ucap alumni perguruan tinggi di
Surabaya yang mengaku aktif dibeberapa organisasi ini.
Untuk itu secara pribadi Iskandar
mulai membuat kesimpulan sementara bahwa, pasangan Risma dengan Wisnu masih
bergantung kepada keduanya, yang dinilai mempunya peluang yang sama di PDIP,
atau justru akan muncul pasangan baru yang salah satu pasangannya adalah Risma
atau Wisnu.
“Risma diyakini akan bisa membantu
elektabilitas PDIP, sementara Wisnu juga merupakan ketua DPC PDIP, yang dinilai
berhasil di wilayah Kota Surabaya. Maka, keduanya mempunyai posisi yang kuat,
tetapi untuk berpasangan akan sangat bergantung kepada kesiapan masing-masing,
jangan-jangan malah mucul pasangan baru, Risma dengan si A atau Wisnu dengan si
B,” pungkas pria berkaca mata tebal ini.
Terkait wacana yang berkembang
selama ini, Adi Sutarwijono wakil ketua DPC PDIP Surabaya yang saat ini,
dipercaya sebagai ketua badan pemenangan pemilu (Bapilu) hanya tersenyum saat
dimintai komentarnya terkait, isu Wisnu tanpa Risma atau sebaliknya.
Demikian juga dengan Didik
Prasetyono yang mengaku jika, untuk sementara pihaknya diperintahkan untuk
tidak berkomentar terkait, Pilkada Surabaya. “untuk sementara kami tidak
diperbolehkan berkomentar soal Pilkada,” jawabnya singkat. ( Ham )