Surabaya Newsweek- Olahraga bukan hanya sekadar hobi, melainkan sudah menjadi kebutuhan
warga metropolis yang harus dipenuhi. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kota
(pemkot) Surabaya memberi perhatian lebih pada pembangunan sejumlah fasilitas
olahraga.
Berdasar data Dinas Pemuda dan
Olahraga (dispora) Surabaya, sejak 2011 hingga 2014, pemkot telah membangun 39
lapangan futsal, 19 lapangan sepak bola, 51 lapangan basket, 65 lapangan voli,
7 lapangan bulu tangkis, 2 lapangan tenis dan 4 arena panjat tebing. Semua
lapangan tersebut dibangun di atas lahan milik pemkot. “Kebanyakan lapangan
dibangun di taman-taman kota. Meski tidak sedikit pula yang lokasinya ada di
tanah milik pemkot di wilayah permukiman,” terang Edi Santoso, Kabid Olahraga
Prestasi Dispora Surabaya.
Tidak berhenti di situ, tahun ini
pemkot berencana membangun 25 lapangan futsal baru. Jumlah tersebut terbilang
cukup banyak, lantaran penggemar olahraga futsal mengalami peningkatan
signifikan. Menurut Edi, futsal termasuk olahraga yang praktis, tidak
membutuhkan banyak biaya, sehingga cocok bagi semua kalangan.
Dari puluhan lapangan futsal di
Surabaya, lima lapangan di antaranya dilengkapi rumput sintetis. Kelima
lapangan tersebut terletak di taman kunang-kunang, Jl. Teratai, taman
Mayangkara, taman Ronggolawe dan taman Jangkar. “Semua lapangan tersebut bebas,
bisa dimanfaatkan warga secara gratis,” kata Edi.
Sedangkan sasaran pembangunan
lapangan futsal baru pada 2015 juga menyasar wilayah eks-lokalisasi. Edi
mengatakan, satu lapangan futsal di Putat Jaya diajukan melalui perubahan
anggaran keuangan (PAK) pada akhir tahun. Sedangkan dua lapangan futsal di
daerah Dupak Bangunsari sudah pada tahap lelang.
Dikatakan Edi, fokus pembangunan
sarana olahraga di eks-lokalisasi merupakan bagian dari upaya revitalisasi dan
alih fungsi. Harapannya, dengan sarana dan fasilitas umum yang sudah dibenahi,
kualitas manusia di kawasan tersebut menjadi lebih baik. Anak-anak menjadi
punya tempat untuk menyalurkan hobinya.
Di samping itu, satu lapangan futsal
di bekas tempat pembuangan akhir (TPA) Keputih juga sedang proses lelang.
“Semoga prosesnya cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan warga,” timpal pria
yang pernah berkarir di Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini.
Fokus membangun tidak membuat dispora
melupakan aspek pemeliharaan. Untuk menjaga lapangan tetap dalam kondisi baik,
dispora melibatkan peran satuan kerja (satker) khusus. Satker ini dihuni 10
personel yang tiap hari rutin berkeliling mengawasi sarana olahraga milik
pemkot. “Kalau ada yang kotor atau rusak, satker akan segera mengambil tindakan
pembenahan,” pungkas Edi. ( Ham )