Surabaya
Newsweek- Pemerintah Kota ( Pemkot) Surabaya , tidak pernah
berhenti untuk membuat formula perkembangan Kota , alhasil pemerintah pusat memberikan apresiasi dalam
pengelolaan sampah, ditambah lagi dengan penghargaan Inovasi Managemen
Perkotaan ( IMP), bidang pelayanan jasa perkotaan , rencananya acara penganugerahan penghargaan IMP 2014, akan
digelar di Balai Kota Surabaya, Kamis (12/3).
Kasubdit Penataan Kota Kecil Direktorat Jenderal
Bina Pembangunan Daerah Direktorat Penataan Perkotaan Kementrian Dalam Negeri,
Zaenal Arifin mengatakan, total ada 16 kabupaten/kota yang terpilih sebagai
pemenang untuk
IMP award 2014 sesuai penetapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada 6 Desember
2014.
Sebelumnya, total jumlah peserta yang mengikuti
program ini ada 103 kabupaten/kota. Setelah melalui tiga proses tahapan
penjurian, akhirnya ditetapkan empat kabupaten dan 12 kotamadya pemenang untuk sembilan bidang/sub bidang.
Proses penjurian dilakukan oleh tim independen yang berasal dari lima daerah
yakni Bandung (dua), Semarang, Yogyakarta dan Jember. “Kota Surabaya
berpartisipasi dalam tiga bidang IMP 2014 dan ketiganya juara semua,” tegas Zaenal Arifin ketika jumpa
pers di kantor bagian Humas, Rabu (11/3).
Dijelaskan Zaenal, penghargaan IMP award 2014 ini
memang baru bisa diberikan pada 2015. Ini karena proses untuk melakukan
penilaian dan evaluasi terhadap daerah yang dinilai, memang membutuhkan waktu
yang cukup panjang. Dia memaparkan, tahapan diawali dengan menjaring
kabupaten/kota yang mengikuti program ini. Penjaringan tersebut memakan waktu
sekitar empat bulan. Berikutnya, menyusun usulan/program yang diajukan
kabupaten/kota.
Kemendagri kemudian membentuk tim independen yang
bertugas mengevaluasi terhadap dokumen yang diajukan pemerintah daerah di mana
itu membutuhkan waktu dua bulan dan baru selesai pada Agustus. Tahapan
berikutnya, Kemendagri mengundang daerah yang masuk nominasi pemenang untuk
melakukan presentasi. Dan setelah mempelajari hasil presentasi di atas kertas, tim
independen lantas melakukan survey di lokasi untuk verifikasi lantas menetapkan pemenang.
Terkait acara penganugerahan IMP digelar di
Surabaya, Zaenal menyebut ini untuk kali pertama, penganugerahan IMP yang diadakan
dua tahun sekali ini digelar di luar Jakarta. Hal itu sesuai keinginan dari
Menteri Dalam Negeri. Ada beberapa daerah yang mengajukan diri menjadi tuan
rumah. Namun, Surabaya-lah yang akhirnya terpilih.
“Semua daerah sebenarnya ingin menjadi tuan rumah.
Tetapi tentunya kami melihat kelayakan dan kepatutan. Ada hal-hal tertentu yang
membuat Surabaya terpilih. Salah satunya karena Surabaya berhasil meraih juara.
Dan ketika Surabaya ditetapkan, tidak ada yang komplain,” sambung Zaenal.
Diakui Zaenal, Surabaya unggul dalam hal pengelolaan
sampah. Menurutnya, semua daerah memiliki program dalam hal penanganan sampah. Namun, Kemendagri melihat ada tidaknya
terobosan yang dilakukan Pemkab/Pemkot. “Intinya ada pada inovasi pengelolaan
sampah. Tim independen melihat dalam pengelolaan sampah dan inovasi, Surabaya
bagus sekali. Filosofinya, sampah se-minimal mungkin masuk ke TPA. Sebelum ke
TPA diolah dulu,” sambung Zaenal.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota
Surabaya, Chalid Buchari mengatakan, keberhasilan Surabaya meraih penghargaan
IMP award tersebut tidak lepas dari kerja keras dan kompak dari Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya hingga level kelurahan. Sebab, masalah
kota menurutnya tidak selesai di satu SKPD. “Tentunya juga karena peran aktif
masyarakat. Kalau ada saran dan masukan, langsung kita tindaklanjuti,”
jelasnya.
Menurut Chalid, SKPD dan warga Surabaya mampu
mengimplementasikan statemen Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di berbagai
kesempatan yang menyebut Surabaya tidak memiliki sumber daya alam sehingga cara
untuk menarik orang datang ke Surabaya sekaligus menaikkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) adalah dengan menjadikan Surabaya kota yang bersih dan cantik.
“Kita sudah punya banyak program untuk pengelolaan
sampah. Salah satunya SWAT (solid waste application transportation), teknologi
alur sampah ke TPA yang diadopsi daerah lain seperti Samarinda dan Batam,”
sambung Chalid.
Sementara Kabaghumas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser
menambahkan, ini bukan pertama kali, Surabaya meraih gelar IMP. Di tahun 2013,
Surabaya juga meraih IMP untuk dua kategori yakni penataan PKL dan sub bidang
pengelolaan santiasi. “Seperti yang sering disampaikan bu walikota, bahwa yang
kita cari bukan penghargaan. Tetapi bagaimana memaksimalkan pelayanan kepada
warga. Buktinya, meski sudah juara, tetapi DKP masih memiliki berbagai inovasi
yang akan dikembangkan lagi,” jelas Fikser.
Agenda penganugerahan penghargaa IMP 2014 rencananya
akan dihadiri oleh Mendagri Tjahjo Kumolo, Gubernur Jatim dan sejumlah
walikota/bupati. Selepas acara, rombongan akan melakukan city tour ke kebun
bibit Wonorejo untuk melihat pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau (RTH)
lalu ke Depo sampah Sutorejo dan Mulyorejo untuk melihat proses pemilahan
sampah dan juga ke Kenjeran untuk melihat lokasi drainase.( Ham )