Surabaya Newsweek- Kepedulian terkait kasus anak menjadi perhatian prioritas Pemkot Surabaya
yang mengadeng, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota
Surabaya untuk ikut
bersama- sama menangani
permasalahan anak-anak yang menjadi korban efek buram keberadaan lokalisasi.
Sebab, jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan anak-anak tersebut akan
menularkan “efek buruk” tersebut kepada anak-anak lainnya.
Hal
tersebut ditegaskan,Walikota Surabaya Tri Rismaharini
di sela acara pengukuhan pengurus dewan pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota
Surabaya periode 2015-2020 di Graha Sawunggaling, Lantai VI Kantor Pemkot
Surabaya, Rabu (11/3). Ikut hadir dalam acara tersebut, Asisten IV Sekkota
Surabaya bidang Kesejahteraan Rakyat, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota
Surabaya, dan juga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Surabaya
Meski
demikian menurut walikota, keberadaan lokalisasi
di Kota Pahlawan sudah dialihfungsikan, tetapi Pemkot dalam beberapa kesempatan
razia, masih menemukan ada beberapa anak yang terkena imbasnya. Diumur yang
masih bocah, mereka sudah kecanduan narkoba dan juga kecanduan seks. Kebanyakan
mereka bukan anak-anak Surabaya, melainkan berasal dari luar Surabaya.
“Ini pekerjaan
rumah (PR) kita bersama. Mohon kami dibantu. Kita harus menyelamatkan mereka.
Ibu-ibu juga ikut aktif. Karena kalau tidak disembuhkan, dia akan menulari
temannya. Kalau tidak segera diselamatkan, anak-anak itu akan hancur masa
depannya,” tegas Risma.
Masih
Walikota, dirinya
sudah meyakini sejak lama bahwa keberadaan
lokalisasi akan bisa berimbas pada kemunculan anak-anak yang sex addict ataupun narkoba addict. Dan keyakinan itu benar adanya.
Dari hasil sweeping di kawasan eks
lokalisasi Sememi beberapa waktu lalu, ditemukan anak-anak yang kecanduan seks
dan narkoba.
“Mereka lalu
kita rawat di shelter. Kami nekad menutup lokalisasi karena saya yakin, akan
muncul anak-anak yang kecanduan seks. Dan itu benar. Bahkan ada anak yang
tingkat kecanduannya sudah sangat berat sehingga harus ditangani psikiatri karena psikolog
menyerah,” sambung walikota.
Nanis Chairani Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas)
KB Kota Surabaya, menambahkan, pihaknya bersama dengan personel Satpol PP dan
juga kepolisian, rutin melakukan sweeping
di tempat-tempat eks lokalisasi. Termasuk juga di diskotek yang diketahui
memperkerjakan anak-anak.
Dalam
hal pengukuhan pengurus dewan MUI Kota Surabaya periode
2015-202, Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhari menegaskan, MUI siap
untuk diajak berkontribusi dalam
membangun Kota Surabaya. Terutama dalam hal pembinaan umat, tatanan masyarakat,
pendidikan, efek prostitusi ataupun penggusuran PKL.
“MUI bisa
membantu walikota dalam bersama-sama membangun Surabaya. Tentunya sesuai
porsinya. Karena itu, pengurus dewan MUI
Kota Surabaya harus memiliki kemampuan untuk menjabarkan masalah yang ada,”
tegasnya.
KH Abdussomad
Bukhari juga mengapresiasi
kinerja dan prestasi
Walikota Tri Rismaharini dalam membangun Kota Surabaya. Terutama terkait upaya
untuk menutup dan mengalifungsikan lokalisas-lokalisasi di Surabaya. Dia juga
menegaskan bahwa MUI tidak terlibat dalam kepentingan politik dan bargaining apapun.
“Kami sangat
mengapresiasi Bu Wali. Surabaya menjadi kota yang hebat. Tetapi tentunya, meski
tata kota, ekologi dan ekonomi nya sudah
bagus, akhlak juga harus hebat. Pembangunan tidak cukup materi tetapi juga
dengan akhlak,” jelasnya. ( Ham )