Proses Kasus Pungli DPRD, Mahmud Nilai Tidak Serius

                       
Surabaya Newsweek- Dugaan kasus Pungli yang dilakukan oleh Anugerah Aryadi yang kini diproses oleh Badan Kehormatan ( BK ) DPRD Surabaya , Mahmud anggota Komisi C asal FPD , menilai  BK tidak melakukan apa- apa sejak kasusnya dipublikasikan dibeberapa media, yang kini disorot masyarakat.

Lambanya penanganan kasus korupsi disinyalir, adanya intervensi dari pihak lain, terbukti, BK belum respon dan melakukan kapasitasnya untuk menguak kasus dugaan Pungli  tersebut didalam kewenangannya sebagai Badan Kehormatan di DPRD Surabaya.

Bahkan,  kritikan tajam dilontarkan Mahmud kepada BK , yang mengatakan, hingga  saat ini BK belum merspon dengan baik untuk menguak kasus dugaan yang melanda kubu DPRD Surabaya.
        
 “saya belum melihat  apa yang dilakukan oleh BK, yang mana, kan tidak ada, ya nol persen,” tegas mantan ketua DPRD Surabaya periode lalu ini. (26/1/15)

Menurutnya, BK telah diberikan kewenangan untuk menertibkan prilaku seluruh anggota dewan tanpa terkecuali, dan sudah seharusnya mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan kasusnya, bukan malah bungkam.

“BK harus berani berinisiatif mencari data dilapangan untuk menindak tegas berdasarkan masukan yang sudah ada, ibaratnya BK ini telah diberikan pedang yang bisa digunakan untuk bunuh orang atau dibuat untuk mengupas buah agar, bisa dinikmati secara bersama-sama, jadi tergantung  pemegang pedangnya, tapi fakta dilapangan pedang itu tidak digunakan sama sekali,” Ungkap Mahmud.

Masih Mahmud , semestinya BK harus mempunyai strategi untuk menguak masalah yang berkaitan dengan etika dan moral anggota dewan, harusnya tetap harus ada action (tindakan kongkrit) dari BK meskipun, hal ini menyangkut kawannya sendiri,” Tambahnya.

Mahmud Sebagai wakil rakyat yang telah dipercaya untuk yang kedua kalinya,  merasa prihatin dengan pemberitaan sejumlah media dan tanggapan sejumlah masyarakat Kota Surabaya ,yang seakan akan telah memvonis bahwa prilaku anggota dewan semuanya sama.

“saat saya melihat berita di TV, baca di Koran dan dengar di radio, banyak rakyat yang mempertanyakan, kok dewan sekarang seperti itu, fatalnya lagi ada salah satu stasiun televisi yang memuat judul wakil rakyat peras rakyat, namun demikian saya juga berusaha memberikan pemahaman bahwa tidak semua anggota dewan bisa berlaku seperti itu, dan saya juga yakin masyarakat saat ini sudah bisa memilah dan memilih, siapa yang benar,” tandasnya.

Pernyataan salah satu anggota BK yang mengatakan jika, untuk memprosesnya masih harus menunggu laporan resmi dari masyarakat,” Ujarnya dengan mewanti- wanti namanya tidak boleh dipublikasikan.( Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement