Surabaya Newsweek- Lamanya konflik yang tak
kunjung selesai antara pengelola KBS dan Pemkot Surabaya , menuai kabar Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa
(PDTS) KBS, Ratna Achjuningrum mengundurkan diri dari jabatannya. Diduga,
pengunduran diri Ratna itu karena tidak ada kecocokan dengan pola kepemimpinan
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Hal itu disampaikan Wakil
Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Edi Rachmat di DPRD Kota Surabaya
kemarin. Edi menceritakan, sebelumnya dia menggelar rapat dengar pendapat
(hearing) dengan Ratna untuk membahas aset KBS.
Disela-sela hearing itu, Ratna
mengaku sudah mengajukan pengunduran diri ke Badan Pengawas (Bawas) PDTS KBS. Oleh
Bawas KBS, pengajuan pengunduran diri itu diterima. Kemudian, Ratna oleh Bawas
KBS diberi waktu hingga 28 Januari mendatang untuk memimpin kebun binatang
kebanggaan warga Surabaya ini. "Pengunduran ini mungkin karena disposisi
wali kota ke Ratna soal pengelolaan KBS tidak jelas. Sehingga dia mengundurkan
diri," ujarnya.
Politikus dari Partai Hanura
ini menilai, anggaran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk KBS sangat
terbatas. Selama ini, kucuran anggaran hanya dialokasikan untuk logistik satwa.
Sedangkan untuk perbaikan dan perawatan kandang tidak dianggarkan.
Padahal, saat mengelola kebun
binatang, anggaran itu sudah menyatu antara logistik satwa dengan kandangnya.
Pengalokasian anggaran yang hanya diperuntukkan bagi satwa ini dikarenakan kandang
masih bermasalah. Kandang itu masih bersengketa karena kandang ini dianggap
asetnya perkumpulan. Begitu pula dengan Rumah Sakit Hewan (RSH) KBS yang juga
diklaim oleh perkumpulan. "Kalau ada perselisihan antara Risma (panggilan
Tri Rismaharini) dengan Ratna, saya kurang jelas. Tapi yang jelas tidak ada
sinkronisasi antara Pemkot dengan KBS," terangnya.
Direktur Utama PDTS KBS, Ratna
Achjuningrum belum dapat dikonfirmasi mengenai kabar pengunduran dirinya
tersebut. Saat dihubungi via telepon berulang kali tidak diangkat. Kemudian
ketika dikonfirmasi via pesan pendek juga tidak dibalas.
Sementara itu, pihak Bawas
PDTS KBS menyatakan, belum menerima surat pengajuan pengunduran diri Ratna
tersebut. Namun, kabar bahwa ,Ratna hendak mengundurkan diri itu sudah sejak
lama. Sejauh ini, kabar itu hanya angin lalu belaka karena hingga saat ini
surat pengajuan diri itu belum sampai ke meja Bawas. "Dulu dia (Ratna)
juga hendak mengundurkan diri. Tapi kami selalu menahan agar niatan itu
diurungkan. Sayang kalau dia mengundurkan diri. Orangnya itu pintar," kata
Ketua Bawas PDTS KBS, Heri Purwanto.
Heri mengungkapkan, selama
PDTS dipimpin Ratna, sudah banyak perubahan yang terjadi. Diantaranya,
pembelian makanan satwa sebelumnya tidak ada perhitungan sama sekali. Tapi
sekarang sudah ditata sedemikian rupa. Pembelian makanan satwa sudah tidak lagi
sembarangan.
Disisi lain, Ratna itu
termasuk sosok yang mudah bergaul dengan pihak manapun. Jika ada isu bahwa
mundurnya Ratna ini karena ada konflik di jajaran direksi PDTS KBS, itu tidak
benar. Justru sebaliknya, di jajaran direksi Ratna sangat disegani. Ratna
termasuk orang yang mengayomi semua pihak. "Hingga detik ini saya belum
menerima surat pengunduran dirinya. Kalau nanti surat itu saya terima, nanti
akan saya rapatkan dengan pengurus. Setelah itu akan kami sampaikan ke wali
kota," katanya. ( Ham )