Pembahasan RAPBD 2015 Terkesan Dipaksakan Oleh DPRD

Surabaya Newsweek- Bisa dikatakan keberadaan DPRD Surabaya selama ini  , hanya sebagai tukang stempel saja terbukti, saat pembahasan APABD , yang hampir dua minggu dinilai dipaksakan dalam pengesahannya.

Dalam pembahasan RAPBD  yang tidak efektif  disebabkan, adanya kunjungan kerja luar kota yang dilakukan komisi pada selasa ( 4/11 ) kemarin, dengan catatan untuk komisi D berangkat ke jogja untuk melakukan Kunker , sedangkan komisi A berangkat ke Bali dan juga komisi C juga melakukan kunjungan di luar kota sejak sore kemarin.

   
Ketika Wakil ketua Dewan, dharmawan  dikonfirmasi mengakui sejumlah komisi berangkat Kunker kemarin. “Ya memang ada yang Kunker, kalau tidak salah yang sudah berangkat Komisi D,” terang Dharmawan.

Sementara pendeknya pembahasan RAPBD 2015, dikeluhkan sejumlah anggota Dewan. Anggota komisi C, Vincencius atau akrab disapa Awey mengaku dalam pembahasan dengan sejumlah SKPD, dirinya menemukan berbagai indikasi kebocoran anggaran.  Karena singkatnya  dan cepatnya jadwal pembahasan , indikasi-indikasi tersebut tidak bisa dibahas secara optimal.

“Saya menemukan banyak indkasi kebocoran,  terutama pengadaan ATK di SKPD, yang menurut saya terlalu besar. Tapi karena jadwalnya yang cepat , apa lagi penyerahan RAK(Rencana Anggaran Kegiatan) yang diberikan hanya dalam waktu kurang dari seminggu, membuat pembahasan tidak efisien,” terangnya.

Atas hal tersebut Awey meminta agar, saat pembahasan anggaran selanjutnya baik PAK maupun RAPBD, eksekutif menyerahkan RAK setidaknya sepuluh hari sebelum pembahasan. 

“Saya tidak mau hanya sebagai tukang stempel,  ke depan RAK harus diserahkan setidaknya sepuluh hari sebelum pembahasan biar kami bisa memeriksanya,” terang pria yang juga pengusaha meubel ini.

Tanda pemaksaan pembahasan RAPBD 2015 ini, juga terlihat dari sempat meruncingnya diskusi anggaran Dinas perhubungan di Komisi C. Legislator Ahmad Suyanto yang mempermasalahkan anggaran kajian –kajian akademik terkait proyek Angkutan Massal sebesar Rp5,8 miliar, harus terhenti dengan keputusan pimpinan Komisi C yang hanya memberikan catatan pada pembahasan di tingkat Banggar.

Syaifudin Zuhri, ketua Komisi C saat itu menegaskan, sebagai bagian efisiensi waktu pembahasan RAPBD, maka masalah anggaran studi akademik terkait Angkutan Massal akan dijadikan catatan Komisi C, untuk diajukan pada tingkat Banggar.

Tak efektifnya pembahasan RAPBD 2015, akibatnya waktu pembahasan ditambah lagi  jadwal reses yang bersamaan  dengan anggota Dewan yang diadakan pekan depan . Saat reses semua anggota Dewan bakal vakum dari kegiatan persidangan di gedung DPRD karena, harus mengadakan jaring aspirasi masyarakat ke daerah pemilihan masing-masing.

“Ya jadwal reses memang diajukan menjadi tanggal 11 Nopember pekan depan,” ujar salah satu wakil kertua dewan yang dikonfirmasi wartawan.


Dengan demikian, selama dua minggu ke depan tidak akan ada agenda apapun di Dewan kecuali jaring aspirasi masyarakat.( Ham
Lebih baru Lebih lama
Advertisement