Surabaya Newsweek- Pentingnya teknologi dibidang pendidikan, dalam acara kenaikan
pangkat, 1045 Guru di Kota Surabaya, yang digelar di Gedung Convention Hall
Surabaya dengan Surat Keputusan ( SK ), Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga
menekankan pada Guru untuk lebih mengenal teknologi informasi supaya tidak
Gagap Teknologi ( Gaptek ).
Kepala Badan
Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi mengatakan,
sebenarnya jumlah guru yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya
sebanyak 1718 orang. dari jumlah
tersebut, penyerahan SK kenaikan pangkatnya dibagi dalam dua tahap. Untuk tahap
pertama ini sebanyak 1047 guru dan sisanya sebanyak 671 orang pada tahap kedua.
Ada dua guru yang sebenarnya masuk dalam tahap pertama tetapi karena masih
melengkapi berkas sehingga akan diikutkan pada tahap kedua.
“Penyerahan SK
dilakukan secara bertahap karena kan usulan dari dinas nya juga nggak bareng.
Tapi yang jelas, untuk yang tahap II, SK kenaikan pangkatnya akan diserahkan
dalam waktu dekat. Ini guru semua, kan tenaga fungsional,” tegas Mia Santi
Dewi.
Dari jumlah 1045
guru yang hadir tersebut, bila diklasifikasi menurut golongan, yang termasuk
golongan IV sebanyak 18 orang, lalu golongan III sebanyak 762 dan golongan II
sebanyak 265 orang. Sedangkan menurut tempat tugasnya, sebanyak 60 orang
merupakan guru DPK (guru yang diperbantukan di sekolah), sebanyak 393 orang
adalah guru Sekolah Dasar (SD), lalu 155 orang merupakan guru SMP. Untuk guru
SMA sebanyak 234 orang dan guru SMK sebanyak 203 orang.
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini, selepas menyerahkan secara simbolis SK kenaikan
pangkat, menyampaikan pengarahan. Walikota menekankan bahwa, dalam penyerahan SK
kenaikan pangkat ini, sama sekali tidak ada kolusi apalagi sogok-menyogok.
Semua guru yang mendapatkan SK, karena memang telah dinilai memenuhi
persyaratan. Walikota menegaskan, sama sekali tidak ingin ada pihak yang
mengambil keuntungan dari SK ini.
“Apakah
panjenengan lulus kenaikan pangkat ini mengeluarkan uang,” Tanya walikota yang
lantas dijawab kata “tidak” secara serempak oleh para guru
“Saya nggak mau
ada yang narik uang, jangan minta satu (1) rupiah pun ke guru. Panjenengan
tidak perlu susah payah untuk mengurus SK apalagi sampai mengeluarkan uang. Ini
bagian penghormatan saya kepada
panjenengan. Anda ngajar baik saja saya sudah bersyukur,” tegas walikota.
Sebagai bentuk
penghormatan terhadap para pendidik, walikota juga menegaskan bahwa Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya akan berupaya membantu mengatasi permasalahan domestik
(urusan pribadi) yang dihadapi para guru. Selama ini, ada beberapa laporan yang
masuk ke walikota terkait masalah domestic para guru. Diantaranya perihal guru
yang sakit keras, hingga permasalahan rumah tangga.
Walikota
mencontohkan, pernah ada seorang guru yang tinggal di kawasan bantaran sungai
yang melapor ke Dinas Pendidikan. Agar bisa lebih optimal dalam mengajar, sang
guru tersebut kemudian dipindah ke rumah susun (Rusun) milik Pemkot Surabaya.
“Kalau ada masalah silahkan lapor ke Dinas Pendidikan. Saya tidak mau masalah
di rumah dijadikan alasan untuk tidak bisa membuat anak-anak beprestasi. Karena
itu, kita ingin urusan domestic harus clear,” terang walikota.
Walikota
pemegang gelar magister manajemen pembangunan kota ITS ini juga mengimbau para
guru untuk terus belajar dalam rangka menambah ilmu. Tidak hanya dengan kembali
menempuh pendidikan di tingkat lebih tinggi, tetapi juga menambah ilmu melalui
membaca koran ataupun majalah. Termasuk juga belajar tentang teknologi
informasi sehingga tidak gagap teknologi. Apalagi, Pemkot Surabaya sudah
menyediakan fasilitas Broadband Learning Center (BLC) di beberapa lokasi agar
warga Surabaya bisa belajar teknologi informasi secara gratis.
“Panjenengan isi
waktu luang dengan terus belajar dan menambah ilmu. Jangan dipakai rasan-rasan.
Kita bisa dapat ilmu dari mana saja. Isi otak dengan hal-hal positif. Seperti
ceret (teko), kalau terus diisi, kan isinya penuh terus sehingga akan lebih optimal
untuk mendidik anak-anak,” terang walikota.
Menurut
walikota, sangat penting seorang guru memiliki kualitas yang bagus. Sebab,
anak-anak bila mendapat pengajaran maksimal, bisa berkembang menjadi dua kali
lipat. Walikota juga menekankan pentingnya pendidikan karakter. Walikota
meminta para pengajar di Surabaya mendidik muridnya agar terbiasa meraih sukses
dengan belajar dan bekerja keras. Bukannya dengan mencontek ataupun mencari
bocoran soal ketika ujian. Dengan begitu, anak-anak di Surabaya akan menjadi
anak yang tangguh dan tidak mudah menyerah.
“Tahun 2015
nanti kita sudah menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Kalau anak-anak
tidak dididiks ecara optimal, mereka akan kalah bersaing dengan anak-anak
bangsa lain. Saya tidak mau itu terjadi. Saya ingin anak-anak Surabaya kelak
bisa sejajar dengan anak-anak dari bangsa maju di seluruh dunia,” sambung
walikota.( Ham )