Surabaya Newsweek- Kembali lagi Kota Surabaya meraih Adipura Kencana kategori
kota metropolitan tahun 2014 yang merupakan untuk kali ketiga beruntun,
diharapkan tidak membuat segenap warga Surabaya berpuas diri. Sebaliknya,
penghargaan tersebut harus menjadi motivasi untuk lebih baik. Sebab, esensinya
bukan hanya meraih piala, tetapi lebih kepada memiliki budaya bersih dan juga
promosi kota di kancah global.
Penekanan itu disampaikan Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini di acara ekspose dan pembinaan Adipura 2014-2015 oleh
Kementrian Lingkungan Hidup dan Dewan Pertimbangan Adipura di Graha Sawunggali,
lantai VI kantor Pemkot Surabaya, Kamis (23/10).
Hadir di acara tersebut, Asisten
Deputi Pengolahan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup, R. Sudirman, Prof Johan
Silas selaku Dewan Pertimbangan Adipura, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya, Chalid Buchari. Serta elemen dari dinas, kecamatan, kelurahan,
sekolah, dan BUMD Pemkot Surabaya.
“Menurut Pak Dirman (Asisten Deputi
Pengolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup), grade Adipura yang diperoleh Surabaya
lebih tinggi ketimbang kota-kota lainnya. Tapi, sebetulnya tujuan bukan cuma
sebatas penghargaan,” ujar Risma -panggilan Tri Rismaharini-
Dikatakan walikota, sejatinya yang
lebih penting dari meraih Adipura Kencana adalah bagaimana menjadikan
kebersihan sebagai bagian dari budaya warga Surabaya. Karenanya, walikota
mengimbau seluruh jajaran SKPD, kepala UPTD, camat, lurah dan kepala sekolah untuk
memperhatikan kebersihan wilayahnya masing-masing.
Walikota menekankan masih ada
beberapa lokasi yang memerlukan peningkatan penanganan dalam hal kebersihan.
Diantaranya beberapa kantor kecamatan dan kelurahan. Dua tempat ini nilainya
masih belum sebagus lokasi lainnya. Karenanya, begitu acara dimulai, walikota
sempat mengecek absensi para camat dan lurah. Walikota yang pernah menjabat
Kepala Dinas Kebersihan ini juga menegaskan akan melakukan inspeksi mendadak ke
beberapa lokasi.
“Saya sudah punya catatannya semua.
Makanya saya cerewet soal ini karena orang lain akan menilai kita berbudaya
atau tidak. Betapa malunya kalau ada tamu tapi kantor kita kotor. Saya tidak
mau lagi ada kantor kotor atau toilet nya kotor. Karena itu sama saja dengan
menunjukkan diri kita,” imbuhnya.
Walikota juga menekankan, beberapa
bangunan kuno yang ada di Surabaya yang menjadi tempat publik, juga tetap harus
dijaga kebersihannya. Menurut walikota, tidak ada alasan karena bangunan lama
kemudian sulit menjadi bersih. “Justru kalau di luar negeri, bangunan tua itu
bersih-bersih,” sambung mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Poin penting lainnya menurut walikota
dari keberhasilan meraih Adipura Kencana adalah bagaimana menjadikan wajah kota
yang bersih dan asri sebagai jalan untuk mendatangkan income. Sebab, dengan
Surabaya tidak memiliki potensi pemandangan alam yang eksotis dan juga hasil
tambang yang tersimpan di bawah tanah, maka salah satu upaya adalah dengan
menjadikan kota menarik untuk dikunjungi tamu-tamu dari luar negeri.
“Kota kita harus bisa digunakan untuk
mendatangkan income. Caranya kota kita harus bersih, aman, nyaman, indah dan
sebagainya sehingga orang ke Surabaya itu senang. Kalau kota kita tidak cantik
dan tidak bersih, lalu kita punya apa? Karena Surabaya nggak punya hasil tambang
dan juga pemandangan alam,” sambung walikota pemegang gelar magister Manajemen
Pembangunan Kota ITS ini.
Sementara Asisten Deputi Pengolahan
Sampah Kementrian Lingkungan Hidup, R. Sudirman dalam paparannya menjelaskan
bahwa ada beberapa lokasi yang menjadi pemantauan wajib. Diantaranya permukiman
menengah dan sederhana, pasar, perkantoran, sekolah, taman dan juga fasilitas
pengolahan sampah skala kota. “Bobot lokasi paling tinggi adalah TPA (tempat
pembuangan akhir) lalu fasilitas pengolahan sampah skala kota kemudian pasar,”
ujarnya.
Kepala BLH Kota Surabaya, Musdiq Ali
Suhudi menambahkan, mekanisme penilaian Adipura dari tahun ke tahun selalu
berubah. Fokusnya pun tidak hanya pada satu lokasi saja “Tetapi juga menyeluruh
dan dilakukan terus-menerus,” ujar Musdiq. ( Ham )