Pembangunan Pasar Turi Ancam Ambil Alih Pemkot

SURABAYA – Pasalnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini akan mengambil alih pembangunan Pasar Turi bila, Investor tidak mampu lagi menyelesaikan pembangunannya pada 14 Oktober mendatang  langkah yang dilakukan oleh Walikota Perempuan pertama di Surabaya ini mendapat dukungan dari pedagang Pasar Turi. Mereka menilai, saat ini ketika dibawah pengelolaan investor, pedagang sudah banyak dimintai uang. Baik untuk cicilan maupun untuk service charge. Padahal, tidak satupun pedagang menempati stan untuk berjualan.


Wakil Ketua Tim Pemulihan Pasca Kebakaran (TPPK) Pasar Turi, Kho Ping mengatakan, sesuai jadwal memang pembangunan pasar yang terbakar tujuh tahun silam itu harus selesai pada Oktober. Namun kenyataan di lapangan, pembangunannya sangat lamban. Sehingga banyak stan yang belum selesai. Ini terjadi karena  petugas bagian mechanical engeneering-nya banyak yang tidak masuk kerja. Saat ini, hanya sebagian kecil saja stan yang sudah tuntas. Sedangkan  lainnya belum seperti pada lantai  ground, lower ground, blok  9, 10 dan 12. “Tidak masalah jika Pasar Turi diambil alih pemkot. Justru kami mendukung,” katanya.


Pedagang produk elektronik ini menjelaskan, jika pembangunan stan benar-benar molor, maka penderitaan pedagang semakin bertambah. Untuk mendapatkan kunci stan, pedagang harus membayar Rp7, 4 juta investor. Tidak itu saja, Oktober nanti,  pedagang sudah dibebani service charge sebesar Rp1, 2 juta per bulan . Jika pada Oktober pedagang tidak bisa berjualan karena pembangunan belum selesai, tentu mereka akan menderita kerugian. Apalagi pedagang Pasar Turi yang sudah terpuruk karena tak bisa berjualan selama tujuh tahun. “Yang kami khawatirkan lagi, ketika diambil alih pemkot, terus ada gugatan dari investor. Kemudian nanti ada gugat menggugat, yang dirugikan pasti pedagang juga,” ujarnya.


Dia menegaskan, jika diminta memilih, pedagang akan lebih mendukung ketika Pasar Turi dibangun dan dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Ketika dikelola investor, para pedagang sudah banyak menderita kerugian. Meski begitu, pihaknya tetap akan melakukan kontrol dan pengawasan atas rencana pemkot mengambil alih pembangunan pasar yang menelan investasi lebih dari Rp1 triliun ini. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang menyebabkan pemkot mengambil alih Pasar Turi. “Langkah apapun dari pemkot tetap akan kami dukung. Tapi kami tetap curiga apakah ada pihak tertentu yang ‘bermain-main’ dalam rencana pengambilalihan ini. Tapi mudah-mudahan itu tidak benar dan pemkot murni berjuang untuk pedagang,” katanya.


Direktur Utama PT Tata Bumi Raya, selaku kontraktor Pasar Turi, Jamhandi membantah jika pekerjanya terutama bagian mechanical engeneering tidak ada yang bekerja. sebaliknya, saat ini mereka berupaya keras mengerjakan  untuk mengejar target agar bisa tuntas pada Oktober nanti. Jika  dilihat dari bentuk fisik, stan itu sendiri sudah selesai. Hanya sekarang  adalah tahap penyelesaiaan akhir. Makanya pekerjanya  sekarang terus berusaha menyelesaikan tepat waktu. “   Soal mekanisme pembagian kunci, itu hak PT Gala Bumi Perkasa (investor dan sekaligus pengelola Pasar Turi). Kami hanya sebatas mengerjakan  pembangunan dalam bentuk fisik,” kilahnya.



Sementara itu, Ketua DPRD Kota Surabaya sementara, Armuji enggan menanggapi polemik dalam pembangunan bekas pusat grosir terbesar di Indonesia timur ini. Menurut dia, perjanjian dalam proyek Pasar Turi itu hanya melibatkan pedagang, investor dan pemkot. DPRD sendiri tidak menjadi bagian dari lembaga yang terlibat didalamnya. “Itu (keputusan mengambil alih Pasar Turi) kewenangan penuh wali kota. Apakah mengkaji kembali atau mengambil alih Pasar Turi dan mengalihkan ke pengembang lain, itu domainnya ada di wali kota. Tapi saya kira pemkot harus lebih serius lagi dalam mengontrol pembangunan Pasar Turi. Pemkot harus benar-benar memastikan investor mampu menyelesaikan pembangunan tepat waktu,”  katanya. ( Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement