Surabaya Newsweek - Sebagai anggota dewan baru asal partai
Nasdem, Vinsensius alias Awey mencermati soal kunjungan kerja (kunker) ke
luar negeri anggota dewan terutama dengan tujuan luar negeri seharusnya tidak
hanya sebagai acara saling balas kunjungan dan “SAY HALLO” karena tidak
dibekali dengan materi dan persiapan yang matang. Artinya, jika tidak siap,
jangan berangkat kunjungan ke luar negeri karena bisa masuk kategori pemborosan
keuangan negera
Hal ini dikatakan kepada sejumlah wartawan
setelah sebelumnya sempat terlibat acara penyambutan tamu delegasi dari Pemkot
Jiangmen China beberapa hari yang lalu. Dirinya merasa aneh karena yang banyak
bertanya justru dari anggota DPRD Surabaya, sementara tujuan delegasi asal
Jiangmen yang datang dengan tujuan ingin mengetahui kondisi Kota Surabaya.
Hal ini
diperparah dengan pernyataaan salah satu anggota DPRD Surabaya incumbent yang
mengaku bahwa dirinya telah dua kali berkunjung ke negeri tirai bambu itu,
namun masih tidak mengerti apa tujuan kunjungannya dan harus berbuat apa dengan
tamu dari Jiangmen.
“jika menerima
tamu apalagi dari luar negeri, harusnya disini (dewan-red) sudah harus siap
dengan slide yang berisi tentang profil kota Surabaya, sehingga mereka bisa
langsung memahami seperti apa kota ini jika dikaitkan dengan tujuan mereka
untuk berinvestasi, lucunya malah ada anggota dewan incumbent yang mengaku
telah dua kali berkunjung kesana tetapi tidak mengerti apa akan diperbuat,”
katanya.
Sebagai mantan
pengusaha meuble yang telah beberapa melakukan kerjasama dengan pengusaha di
China, Awey mengaku sangat menguasai dan memahami bagaimana kondisi masyarakat
sekaligus pelaku bisnis dinegeri tirai bambu ini. Apalagi kota Jiangmen
jaraknya hanya puluhan kilometer dengan kota nenek moyangnya yang memang asli
etnis Tionghoa.
“kemaren sempat
ada yang menyindir seakan-akan saya terlihat dominan saat menerima tamu dari
Jiangmen China, bagaimana tidak, lha wong saya ini asli etnis Tionghoa yang
menguasai bahasa mereka (mandarin-red), dan saya juga sudah beberapa kali
kesana dengan kepentingan bisnis dan kunjungan, karena jarak kota Jiangmen
sangat dekat dengan kampung nenek moyang saya,” jelasnya.
Awey berharap,
anggota dewan yang baru bisa merubah paradigma kunjungan kerja luar negeri
selama ini, karena hasil dan manfaatnya selalu menjadi sorotan sekaligus
pertanyaan berbagai kalangan, kalau tidak, maka bisa dituding sebagai tindakan
pemborosan keuangan Negara.
“siapkan
materinya, tentukan tujuannya, jika ingin membangun kerjasama dalam hal ekonomi
dan bisnis, maka anggota dewan tidak bisa pergi sendirian, tetapi harus
menggandeng pihak ketiga seperti Kadin atau yang lain, sehingga kunjungannya
benar-benar membawa hasil,”Ungkapnya.( Ham
)