Investor Claim Walikota Harus Buat Surat Resmi

Surabaya Newsweek - Statmen Walikota Surabaya beberapa hari yang lalu didepan Pedagang Pasar Turi, untuk mengambil alih Proyek Pembangunan Pasar Turi bila, sampai bulan Oktober 2014 proyek tersebut tidak kelar pasalnya, mendapat perlawanan dari pihak Investor PT Gala Bumi Perkasa yang menanggapi bahwa apa yang dikatakan Walikota Surabaya hanya sebatas omongan saja tidak  persedural dengan cara melakukan peringatan tanpa tertulis.
Dalam menangapi nyanyian Walikota Surabaya Tri Rismaharini terkait, batas waktu yang ditentukan dalam pembangunan Proyek Pasar Turi,  Santoso Tedjo Dirops PT Gala Bumi Perkasa menyatakan, jika Pemkot akan mengambil alih pembangunan dan pengelolaan. Pasalnya, sampai detik ini  belum ada surat  resmi pemberitahuan ataupun peringatan dari Pemkot Surabaya.

Lebih lanjut Santoso Tedjo juga mengatakan, seharusnya Pemkot Surabaya jika akan mengambil tindakan pengambilalihan, harus didahului surat pemberitahuan ataupun surat peringatan. Dengan demikian investor tidak dibuat bingung dengan keluarnya ancaman pengambil alihan pembangunan pasar Turi.

"Kami sangat mengapresiasi pernyataan dari ibu Wali Kota Surabaya. Dan kami siap meresponnya secara resmi bila itu memang sudah ada surat resminya juga," tuturnya.

Namun demikian, pihak investor menyatakan siap merealisasikan permintaan orang pertama di jajaran Pemkot Surabaya. Bahkan, warning dari walikota yang akan mengambilalih pembangunan Pasar Turi bila tidak selesai 14 Oktober mendapatkan apresiasi khusus dari PT Gala Bumi Perkasa.

"Kami sangat mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Walikota terkait hal itu. Hingga kini kami terus berusaha untuk menyelesaikan pembangunan sesuai dengan kontrak," Ujar Direktur Operasional PT Gala Bumi Perkasa, Santoso Tedjo saat dihubungi via telepon.

Menurutnya, sesuai perjanjian batas waktu penyelesaian pekerjaan investor hanya untuk 3.800 stan pasar Turi yang ada subsidinya. Sedangkan sekitar 1.000 stan yang dijual secara komersial tanpa subsidi berada diluar perjanjian kerjasama. Namun demikian perjanjian untuk stan komersial itu antara pembeli dan investor, dan tidak termasuk dalam perjanjian kerjasama yang ditanda tangani.

Disamping itu, tambah Santoso, dari 3.800 stan tersebut jika hanya ada 10 - 20 stan yang belum selesai dikerjakan apakah juga diartikan investor gagal menyelesaikan pembangunan pasar Turi. "Ini yang belum ada  kejelasan," ungkapnya.

Masih menurut Santoso, pihaknya mengharapkan pedagang melakukan serah terima stan. Pasalnya, hingga sekarang masih banyak pedagang pasar Turi lama yang mengambil kunci stan, karena sekarang ini pedagang  pasar Turi yang belum mengambil stan jumlahnya masih banyak. Dimana dari sekitar 3.800 stan yang telah selesai baru 1.000 stan yang telah dilakukan serah terima stan usai pengambilan kunci.

"Umumnya pedagang menyatakan baru akan mengambil kunci dan serah terima stan pada akhir September ini atau menjelang pembukaan," ujar Santoso Tejo dihubungi via telepon.

Dijelaskan Santoso, hingga sekarang ini hampir 3.800 stan pasar Turi telah rampung dikerjakan. Kalaupun masih ada stan yang belum selesai dikerjakan pada umumnya hanya untuk pemasangan instalasi listrik. Diperkirakan hingga akhir September ini pengerjaan pemasangan fasilitas stan sudah selesai dikerjakan semuanya.

Memang, diakui Santoso, jika dilihat dari luar progres pengerjaan pembangunan pasar Turi terlihat masih acak-acakan. Akan tetapi kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi didalam bangunan. Ini selain lantai granit yang hampir selesai terpasang, juga berbagai fasilitas dalam proses pengerjaan akhir. Mulai fasilitas kamar toilet, lift, eskalator, dan sebagainya sudah hampir selesai dikerjakan semuanya. Termasuk instalasi pengolah air limbah juga sedang dalam pelaksanaan.

"Yang pasti, kami kebut pengerjaan dalam bangunan pasar Turi dahulu semuanya," tutur Santoso Tedjo. ( Ham )


Lebih baru Lebih lama
Advertisement