TPA Grade teratas Penghargaan Adipura




Surabaya Newsweek –  belum lama ini Pemkot Surabaya meraih Penghargaan Adipura untuk yang sekian kalinya namun untuk penghargaan Adipura kali ini bobot nilai teratas untuk penghargaan Adipura pada poin Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ), penghargaan Adipura Kencana 2014 kategori Kota Metropolitan. Baiknya pengelolaan TPA tersebut menyumbang nilai terbanyak bagi Kota Surabaya dalam penilaian penghargaan Adipura Kencana 2014.

tersebut disampaikan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ketika acara penyerahan Piala Adipura Kencana 2014 kepada DPRD Surabaya di halaman Taman Surya, Jumat (6/6). Ini merupakan Adipura Kencana ketiga beruntun yang diraih Kota Pahlawan.
Selain walikota, acara tersebut dihadiri Wakil Walikota Surabaya, Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Surabaya, Mochamad Machmud dan Wakil Ketua DPRD Surabaya, Armudji, serta jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya. Termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya , fasilitator lingkungan, tokoh masyarakat dan para pelajar.
“Yang paling mencolok (penilaiannya) untuk TPA karena sudah kita kelola dengan baik. Itu (TPA) membuat grade kita jauh di atas daerah lain. Kementrian Lingkungan Hidup juga telah menjadikan pengelolaan TPA di Surabaya sebagai percontohan di Indonesia,” tegas Walikota Tri Rismaharini seusai acara tersebut.

Walikota perempuan pertama dalam sejarah pemerintahan Kota Surabaya ini menjelaskan, penilaian untuk Adipura Kencana yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup dan Dewan Pertimbangan Adipura sangat menyeluruh. Selain TPA, yang menjadi sorotan penilaian adalah lingkungan perumahan, kantor pemkot/kecamatan, puskesmas,  sekolah, pasar, stasiun, dan juga taman-taman di Surabaya. “Jadi semuanya dinilai, bukan hanya lingkungan yang di jalan-jalan saja,” jelas walikota.

Ketika memberikan sambutan di hadapan Forpimda, SKPD dan juga warga yang hadir di Taman Surya, walikota mengatakan bahwa keberhasilan Surabaya meraih penghargaan paling bergengsi di bidang lingkungan ini merupakan hasil kerja kolektif antara Pemkot Surabaya, pekerja lapangan seperti pasukan kuning, pasukan hijau, satuan tugas pematusan, serta masyarakat.  Walikota menambahkan, sebenarnya yang paling penting bukanlah penghargaanya.

“Penghargaan ini milik kita bersama, bukan hanya pemkot yang bekerja tapi seluruh warga Surabaya. Dan yang penting, bagaimana warga Surabaya bisa jadi lebih sehat. Yang penting bagaimana kesehatan Surabaya bisa jadi lebih baik. Sehingga warga Surabaya bisa nyaman tinggal di kotanya sendiri,” imbuh walikota.

Ke depannya, Walikota Risma mengatakan, tantangan Surabaya belum berhenti. Dijelaskan walikota, seharusnya, setelah berhasil meraih Piala Adipura Kencana untuk kali ketiga beruntun, tugas Pemkot Surabaya hanyalah diwajibkan untuk membantu daerah lain agar bisa menjadi lebih baik. “Ternyata tidak, karena tahun depan ada yang namanya Adipura Utama. Yah kita masih harus berjuang lagi untuk  dapat yang utama,” jelas walikota.

Selain Adipura Kencana 2014, Kota Surabaya juga menyabet penghargaan Adiwiyata Mandiri 2014. Untuk tahun ini, hanya satu sekolah di Surabaya yang berhasil meraihnya, yakni SMK Katolik Mater Amabilis.  Karenanya, walikota berharap, untuk tahun depan, ada lebih banyak lagi sekolah di Surabaya yang bisa meraih Adiwiyata Mandiri. “Sebenarnya di lapangan, sekolah kita tidak jelek. Kita malah lebih bagus dari daerah lain, tapi laporannya yang kurang bagus. Jadi harus belajar lagi, mungkin nanti bisa ke BLH (Badan Lingkungan Hidup) sebelum membuat laporan,” kata walikota.

Sementara Ketua DPRD Surabaya, Mochamad Machmud mengatakan, untuk ajang Adipura Kencana, sudah tidak ada lagi kota di Indonesia yan menjadi lawan sepadan bagi Surabaya. Karenanya, dia menyarankan kepada walikota agar Surabaya mengikuti perlombaan kebersihan kota tingkat internasional. “Saya sampaikan kepada walikota agar Surabaya ikut perlombaan kota terbersih di dunia,” ujarnya.

Meski begitu, Mahmud menyebut Kota Surabaya masih harus terus berbenah agar ke depannya tetap menjadi yang terbaik. Salah satu pembenahan yang menurutnya signifikan adalah bagaimana melakukan pemerataan pembangunan dengan membuat kawasan di pinggiran kota menjadi seperti di tengah kota. Seperti misalnya di kawasan Rungkut, Keputih, Benowo, Semampir dan Menanggal. “Kawasan yang bagus dan bersih jangan hanya di pusat kota, tetapi juga harus merata di pinggiran. Jalan utama harus bersih trotoarnya juga bersih, harus menyeluruh seperti itu karena warga pinggiran juga membayar pajak yang sama dengan warga di pusat kota,” ujar Machmud.

Untuk  bisa meraih Adipura Utama di tahun depan, Machmud, menegaskan Dewan Surabaya akan mendukung dari pembuatan Peraturan Daerah (Perda) yang memang selaras dengan kebijakan itu. Seperti Perda tentang sampah. “Kita dukung dari perda, dan pemkot yang melaksanakanya. Kalau peraturan bagus dan pelaksananya juga bagus, pasti dapat Adipura,” sambung Mahmud.


Wakil DPRD Surabaya, Armudji menambahkan, bila semua elemen warga Surabaya bekerja sama dengan Pemkot Surabaya, dia optimistis Surabaya akan bisa meraih Adipura Utama di tahun depan. “Kalau kita semua bekerja sama, tidak ada yang tidak mungkin. Insya Allah tahun depan kita bisa merebut Adipura Utama,” ujar Armudji. ( Ham )
Lebih baru Lebih lama
Advertisement