Penutupan Dolly Wawali Semprot Kinerja DPRD Kota




Surabaya Newsweek - Penutupan Dolly yang terkesan dipaksakan alhasil penutupan yang dijadwalkan tanggal 19 Mei 2014 membuahkan perlawanan warga yang terdampak dilokalisasi Dolly , sehingga pupus sudah rencana Pemkot untuk membuat Dolly bersih dari prostitusi , banyak hal yang harus diselesaikan Pemkot untuk bisa merealisasikan Dolly bersih dari prostitusi tapi, tidak dengan serta merta menutup tempat itu hanya memperhatikan Pekerja Sek Komersil yang diberi santunan namun terlebih bagi warga yang terdampak harus diperhatikan sejaum mana efek ekonomi yang dialaminya ketika Dolly itu ditutup.
Dalam pertemuan dengan seluruh warga Putat Jaya yang berjumlah 5 RW , Wisnu Sakti Buana meyakini bahwa misinya tidak sia-sia karena  mayoritas warga terdampak bisa memahami maksud dan tujuan program penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak.
Namun demikian, Wisnu juga tidak akan memaksakan pelaksanaannya dilakukan sesuai deadline yang telah dicanangkan yakni tanggal 19 Juni  2014, karena hasil pertemuannya menyimpulkan bahwa masih memerlukan proses dan bergantung kepada kesiapan pemkot Surabaya.
“kita semua kan bisa lihat bagaimana hasil pertemuan ini, karena ternyata hampir 90 persen mereka sudah mulai bisa memahami, artinya sangat mungkin bisa ditutup, tetapi sekarang justru tinggal bergantung kesiapan pemkot, yang penting seluruh masyarakat disini bisa terselamatkan semua,” Ucap Wisnu sesaat setelah pertemuan dengan warga Putat Jaya.
Terkait rencana penutupan tanggal 19 Juni 2014, Wisnu menjelaskan bahwa seluruh hasil pertemuan dirinya dengan seluruh warga terdampak akan dilaporkan apa adanya ke Risma Walikota Surabaya sebagai pemangku kebijakan
“ Kita lihat saja nanti,  apakah bisa di laksanakan tanggal 19 Juni atau tidak tergantung perkembangan hasil pertemuan ini sampai waktu yang tersisa dan kesiapan pemkot Surabaya, artinya soal penutupan itu sangat mungkin, dan kami juga akan berusaha bergerak cepat, tetapi kondisi riil yang ada juga akan saya laporkan ke ibu Walikota, yang penting jangan Walikota diberikan laporan yang tidak sesuai kenyataan,” Ungkap Wisnu.
 Menanggapi beberapa komentar anggota DPRD Surabaya melalui media, Wisnu mengatakan.”  jika menyelesaikan persoalan yang menyangkut nasib rakyat kita tidak bisa hanya dengan berbicara dan  berpangku tangan dibelakang meja, harusnya  terjun ke lapangan.

“ Biarkan saja dewan bicara seperti itu di Media, Dia ( Dewan – Red )  hanya bisa bicara saja dan tidak pernah  terjun ke lapangan, untungnya yang bicara bukan dari  Partai PDIP, karena jika ada dari partai PDIP , pastinya tak jewer sendiri bila perlu tak pecat sendiri, karena jelas ini menyangkut kebijakan partai, masalah seperti ini tidak bisa hanya diselesaikan di belakang meja saja , iya harus turun lah.” Jelasnya. ( Ham )

Lebih baru Lebih lama
Advertisement