Untuk
yang sekian kalinya Pemkot Surabaya melakukan penelitian bersama pakar satwa
kelas dunia dari Amerika Serikat selama 3 hari
di Kebun Binatang Surabaya , pertemuan 3 pakar satwa antara lain Yakni
Dr. Julia Grafin Maltzen, Dave Morgan, dan Profesor G Agoramoorthy.
ditemui Walokota Surabaya sebelum penelitian di KBS Surabaya diruang kerja Walikota.
Menurut
Wali Kota, KBS merupakan salah satu ikon kota pahlawan. Dari dulu sampai sekarang
KBS selalu menjadi jujugan warga surabaya maupun luar surabaya untuk liburan.
Selain itu, KBS juga menjadi tempat edukasi anak-anak untuk lebih mengenal
hewan.
“Saya berharap setelah saya menerima laporan
ini akan segera melakukan perbaikan. Kita semua memang menginginkan perbaikan
KBS segera selesai. Dan bisa kembali menjadi tempat wisata danm edukasi bagi
warga surabaya. KBS juga bisa setara dengan kebun binatang lain di Indonesia
atau dunia,” ujarnya.
Point
penting hasil observasi para pakar satwa dari Amerika Serikat ini yakni perlu
adanya pemugaran kandang dan penambahan jenis makanan bagi hewan. Menanggapi
hal itu, Risma mengatakan yang bisa dilakukan terlebih dahulu adalah menambah
jenis makanan bagai hewan. Sedangkan pemugaran kandang, menurut Risma masih
terkendala aturan dari pusat.
“Mengenai
pemugaran kandang kita selaku Pemkot masih terkendala dengan aturan pusat.
Soalnya izin konservasi masih belum turun, jadi kita tidak bisa berbuat
apa-apa. Namun, untuk penambahan jenis makanan bagi hewan bisa dilakukan
terlebih dahulu,” katanya.
Risma
menambahkan perbaikan KBS memang sangat berat untuk dilakukan. Semua dunia
menyoroti permasalahan yang terjadi di KBS. Bantuan para pakar satwa dunia
sangat membantu beban Pemkot untuk berupaya melakukan perbaikan kualitas KBS.
Sementara itu,
Profesor G Agoramoorthy salah satu pakar satwa Amerika Serikat mengatakan bahwa
permasalahan yang dialami KBS tidak hanya terjadi di Surabaya. Hampir di
seluruh kebun binatang dunis pernah mengalami hal sama. Menurutnya, KBS secara
keseluruhan sudah bagus, hewan-hewan yang berada di KBS rata-rata mereka
dilepas secara bebas. Kondisi fisik hewan pun sangat bagus.
“Untuk
melakukan perbaikan memang harus diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memumpuni. Kita tidak keberatan memberikan pelatihan kepada pekerja KBS.
Penanganan hewan hampir di seluruh dunia ada yang tidak bagus dan ada yang
bagus,” tuturnya. (Ham )