Surabaya Newsweek- Kota Surabaya Ibaratnya sudah diatas angin bagi
pemerintah Kota Diluar Pulau dalam pelaksanaan penataan Kota dan tidak heran
bila pemerintah kota ( Pemkot ) diluar pulau ingin belajar dalam penataan kota
terutama dalam kebersihan kota seperti kota yang terkenal dengan julukan Kota
Pahlawan.
Terbukti Pemkot Palu belum lama ini sowan di bali Kota Surabaya Surabaya untuk mengetahui kiat-kiat Pemerintah
Surabaya (Pemkot) dalam mewujudkan good governance.
bersama rombongannya yang dipimpin langsung oleh Walikota Palu Rusdy Mastura, tiba Rabu
(28/5/2014) pagi. Mereka diterima oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,
didampingi jajaran pejabat Pemkot Surabaya.
Walikota Palu, Rusdy
Mastura mengatakan, dirinya tahu banyak dari media massa tentang prestasi dan reputasi kota Surabaya sebagai kota yang bersih dan
indah di bawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharin. Karena itulah,
pihaknya ingin melihat langsung dengan datang ke Surabaya.
“Kami kagum. Dalam hal
kebersihan dan keindahan, Surabaya lebih baik dari Jakarta. Karena itu, kami
ingin belajar dari Surabaya untuk mewujudkan Kota Palu sebagai kota yang bersih
dan indah,” tegas Mastura.
Walikota Surabaya lantas
mengajak walikota Palu beserta rombongan ‘jalan-jalan’ mengelilingi Kota
Pahlawan. Tetapi bukan jalan-jalan dalam artian sebenarnya melainkan berkeliling Surabaya melalui
paparan yang disampaikan Walikota Tri Rismaharini.
Walikota Risma memulai
paparannnya dengan menjelaskan keberadaan rumah kompos di Surabaya. Tahun ini,
Pemkot Surabaya sudah memiliki 23 rumah kompos yang tersebar di berbagai
kelurahan. Rumah kompos ini merupakan solusi untuk mengurangi biaya angkut
sampah. Walikota lantas memaparkan keberadaan kampung-kampung di Surabaya yang
bersih dan bebas puntung rokok, serta dilengkapi IPAL komunal juga komposter.
“Itu semua warga yang
mengelolanya. Nanti saya bawakan komposter untuk Pak Wali yang bisa diterapkan
di Palu,” tegas Walikota Risma.
Walikota perempuan pertama di
Kota Surabaya yang sarat prestasi ini
kemudian memaparkan tentang pemberdayaan ekonomi warga melalui kegiatan
pahlawan ekonomi di mana ada banyak warga Surabaya yang sudah sukses
menjalankan usaha kecil menengah. Termasuk beberapa mantan pekerja seks
komersial di lokalisasi Dupak Bangunsari yang sudah ditutup, kini mereka sukses
memproduksi produk UKM seperti batik dan keset. Bahkan, mereka sudah bisa
mengekspor produk tersebut.
Rombongan Pemkot Palu semakin
terlihat antusias ketika Walikota Risma menjelaskan tentang pelaksanaan
e-government, e-budgeting dan e-Musrenbang di Surabaya. Beberapa dari mereka
terlihat serius mendengarkan paparan dan mencatatnya.
“Semua tugas pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan di Surabaya, dilaksanakan dengan arah yang
jelas. Apa yang kita lihat di media bukan hanya pencitraan tetapi kenyataan,”
ujar Anshar Sutiadi, Asisten II Sekkota Palu.
Asisten II Sekkota Palu yang
membidangi ekonomi dan pembangunan ini lantas menanyakan tentang banyaknya
taman kota yang dibangun di Surabaya, juga bagaimana ilmunya untuk bisa
menggerakkan masyarakat agar mau ikut berpartisipasi dalam membangun kota,
serta bagaimana upaya mendorong aparat untuk melaksanakan e-government.
Walikota Risma lantas
menjelaskan bahwa taman-taman di Surabaya dibangun tidak hanya di atas lahan
biasa. Beberapa taman malahan dibangun di atas lahan bekas SPBU, sawah dan juga
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti di Taman Keputih. Sementara untuk
mendorong partisipasi warga, Walikota Risma menybut yang dibutuhkan adalah
keteladanan sehingga dirinya sering turun langsung ke warga untuk mengikuti
kerja bakti setiap Jumat pagi.
“Kalau untuk e-government,
intinya administrasi kita harus simple supaya ada waktu untuk turun ke
masyarakat. Kita juga ada kerja sama antar kota. Kalau pak wali mau, silahkan,”
sambung walikota Risma.
Sesuai acara, Walikota Risma
dana Walikota Palu lantas bertukar cindera mata berupa simbol kota
masing-masing. ( Ham )