Sekitar 600 ayam mulai jenis ayam ketawa, ayam serama dan ayam
pelung dari berbagai kota di Indonesia, tampil dalam berbagai kontes nasional
yang digelar Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya. Ayam ketawa memamerkan
suaranya, sementara ayam serama menunjukkan kemolekan dan ‘aksi panggung’ nya.
Acara bertema “Surabaya Peduli Pelestarian Alam” ini merupakan rangkaian acara
untuk memeriahkan peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-721 tahun pada
31 Mei mendatang.
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini terlihat bersemangat ketika membuka acara kontes ayam
yang digelar tahunan tersebut. Walikota perempuan pertama di Kota Surabaya ini
bahkan ikut ngudangayam. Ketika ada satu ayam serama berdiri di
atas meja lomba sambil membusungkan dada nya diiringi iringan musik, walikota
ikut menyemangati sang ayam agar terus bergaya. "Ayo joged, ayo joged,”
ujar Walikota Risma sambil bertepuk tangan.
Sebelum membuka acara, Walikota Risma memberikan tali asih
kepada perwakilan komunitas pecinta satwa di Surabaya. Walikota mengatakan
menyambut positif kegiatan ini.
Menurutnya, ini
bukti bahwa di Surabaya ada beragam komunitas pecinta satwa yang memiliki aneka
aktivitas dan hobi yang bisa diakomodasi oleh Pemkot Surabaya.
“Kita coba akomodir keinginan dan hobi para pecinta satwa.
Karena saya yakin, hidup itu bukan hanya untuk mencari duit, tetapi juga
memberikan kesejahteraan lahir dan batin. Saya juga tahunya tahun lalu, ada
ayam kecil yang bisa bergaya.
Untuk itu, kami
berupaya agar seluruh hobi yang dikembangkan warga, bisa kami naungi,” tegas
Walikota Tri Rismaharini. Walikota menambahkan, kontes ayam maupun ikan sepeti
yang digelar di Taman Flora, juga penting bagi warga Surabaya untuk bisa
menjalin silaturrahmi dengan komunitas satwa dari luar kota dan bahkan dari
luar pulau. Sebab, peserta kontes ini memang bukan hanya berasal dari Surabaya,
tetapi dari berbagai kota di seluruh Indonesia.
"Itu yang
penting, dalam kontes ini kita dapat bersilaturrahmi. Warga Surabaya bisa
berkawan dengan teman-teman di luar daerah dan bisa menjadi satu kesatuan.
Semoga teman-teman dari luar kota bisa kerasan dan bisa menyatu dengan warga
Surabaya," sambung walikota.
Setelah membuka
acara, walikota lantas berkeliling meninjau stan pasar ikan hias dan stan
berbagai komunitas pecinta satwa seperti komunitas pecinta luwak dan burung
hantu.
Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya, Sigit Sugiharso
mengatakan, jumlah peserta kontes tahun ini meningkat pesat dibandingkan tahun
lalu. Dia menyampaikan, untuk kontes ayam serama diikuti oleh 200 peserta dari
berbagai daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lombok dan
Sulawesi Selatan. Untuk kontes ayam ketawa diikuti 350 peserta dari Jawa, Bali
dan Lampung. Sementara kontes ayam pelung diikuti 100 peserta. Dan untuk kontes
ikan cupang hias diikuti 600 peserta dari Jawa, Bali, Pekanbaru dan Riau.
“Respon para
pecinta satwa terhadap kontes ini sangat luar biasa. Buktinya, jumlah
pesertanya meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Artinya, mereka
antusias untuk ikut memeriahkan peringatan hari jadi kota Surabaya,” jelas
Sigit.
Sementara
Kepala UPTD Klinik Hewan, Gagat Rahino mengatakan, dalam kontes ayam ketawa
ini, ada tiga kelas yang dipertandingkan. Yakni kelas biasa, kelas
dangdut dan juga kelas show. Adapun metode penilaiannya, untuk kelas biasa,
ayam ketawa mendapat waktu untuk bersuara. Selama periode itu, akan dihitung
berapa kali ayam-ayam yang ditaruh di atas penyangga sejenis tripod ini
bersuara lantang. Sementara untuk kontes ayam serama, dinilai ayam mana yang
paling bergaya dengan memenuhi syarat penilaian.
"Ayam ketawa ini aset asli bangsa Indonesia. Suaranya ini
bukan rekayasa tetapi alami, ada vibrasinya," tegas Gagat.(*** )