Surabaya Nesweek- Peran serta Walikota Surabaya
dalam perduli tehadap Ujian Nasional ( Unas ) , bukan kali pertamanya namn [ada
tahun- tahun sebelumnya pernah dia lakukan , namun untuk sekarang ini Walikota
bertempu pada kejujuran kepada perserta Unas untuk bisa melkukan kegiatan
tersebut derngan percaya diri dan tak lupa Walikotya Surabaya mengajak
semua stake holder di dunia pendidikan di
Surabaya untuk mengedepankan pentingnya kejujuran dalam menghadapi Ujian
Nasional (Unas) yang akan dimulai pekan depan.
Ajakan walikota ini untuk merespon masih adanya kepala
sekolah, guru dan siswa-siswi yang menganggap Unas sebagai momok menakutkan.
Mereka merasa terbebani untuk sukses karena menganggap ukuran sukses adalah Unas.
Ironisnya, terkadang ada yang menghalalkan segala cara demi meraih keberhasilan.
“Saya harap tidak ada kecurangan dalam pelaksanaan
Unas nanti. Saya tidak mau ada yang pakai cara-cara tidak benar. Masa depan
anak-anak ini tidak tergantung hanya melalui Unas saja. Kalau terbiasa cari
jalan pintas untuk sukses dengan cara menyontek, nanti mereka bisa kena masalah
pada fase kehidupan mereka berikutnya,” tegas Walikota Risma ketika memberikan
keterangan kepada wartawan di ruang kerja walikota, Senin (7/4).
Walikota Risma menjelaskan, pihaknya tidak pernah
menargetkan pelajar di Surabaya harus mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan
pelajar dari kota/kabupaten lain di Jawa Timur. Menurut walikota, prestasi
seorang Kasek tidak hanya diukur dari pencapaian di Unas. Tetapi bagaimana para
Kasek bisa menjadikan siswa-siswi di Surabaya bisa sukses di segala bidang demi
menghadapi tantangan masa depan di mana mereka akan bersaing dengan anak-anak
di seluruh dunia.
“Saya tidak pernah menargetkan harus dapat nilai
tertinggi. Karena kalau begitu, khawatirnya justru akan melakukan apa saja.
Saya hanya ingin anak-anak Surabaya memiliki komitmen untuk berjuang,” sambung
walikota.
Namun, walikota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini
meyakini, angka kelulusan Unas di Surabaya bisa mencapai 100 persen alias semua
siswa-siswi peserta Unas lulus. Keyakinan walikota dipicu oleh persiapan yang
matang. Bahkan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, siswa-siswi di Surabaya lebih
siap menghadapi Unas tahun ini.
Ini karena pihak sekolah telah melakukan berbagai
upaya untuk melatih kesiapan siswa-siswi. Diantaranya melalui pelaksanaan try
out mandiri dari para guru di sekolah masing-masing, penambahan jam belajar khusus untuk persiapan
Unas, bimbingan belajar bersama per wilayah, doa bersama persiapan Unas, serta
koordinasi dengan wali murid bersama-sama memotivasi siswa dalam persiapan
Unas.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya juga telah
melakukan berbagai upaya seperti mempersiapkan try out online mulai SD, SMP,
SMA, SMK, mengumpulkan semua guru mata pelajaran Unas guna memotivasi guru
untuk menanamkan percaya diri siswa,
sosialisasi ke semua lembaga penyelenggara Unas, hingga penandatanganan pakta
integritas Unas pada Minggu (6/4/2014) yang dilakukan dihadapan Menteri
Pendidikan, M.Nuh.
Pemkot Surabaya, sambung walikota, juga sudah
memetakan sekolah mana yang kemampuan siswa-siswi nya dinilai kurang
berdasarkan nilai di rapor online. Untuk menggenjot kemampuan siswa-siswa
tersebut, Dispendik telah memberikan klinik khusus sejak enam bulan lalu.
“Tahun ini kita punya try out online. Untuk yang kelas
III, setiap hari ada ulangan. Kita punya bank soal yang memiliki pola-pola soal
seperti Unas. Karena itu, saya yakin persiapan anak-anak Surabaya jauh lebih
siap dibanding tahun lalu,” sambung walikota.
Dalam
kesempatan itu, walikota juga mengingatkan siswa-siswi peserta Unas, untuk
tidak mudah percaya dengan adanya pesan selebaran ataupun short message service
(SMS) yang berisi bocoran jawaban soal. Menurut walikota, selebaran maupun SMS
berisi jawaban itu sama sekali tidak benar. Ini karena kerahasiaan naskah soal
Unas sangat terjamin. Menurut walikota, pihaknya bersama jajaran Polrestabes
melakukan pengamanan naskah Unas secara maksimal. Naskah Unas itu dikunci
dengan tiga kunci yang dibawa oleh pihak yang berbeda dari kepolisian, dan
Dispendik. Walikota Risma juga menjamin tidak akan ada insiden soal tertukar
seperti pelaksanaan Unas tahun lalu.
“Tidak
mungkin kunci jawaban bocor. Anak-anak ini sudah siap, sudah cukup belajar dan
latihan mengerjakan soal. Intinya anak-anak harus percaya diri dan tidak
percaya adanya bocoran soal,” sambung walikota terbaik dunia versi citymayors.com
ini.
Fenomena
beredarnya jawaban soal, memang marak terjadi jelang pelaksanaan Unas. Apalagi,
dengan kemajuan teknologi seperti sekarang. Rumor bocoran jawaban soal itu bisa
beredar lewat SMS ataupun BlackBerry Messenger (BBM). Padahal, jelas walikota,
banyak siswa-siswi yang kondisi psikologisnya labil. Sehingga jika tidak
diberikan pengarahan dengan benar, bisa saja siswa-siswi percaya begitu saja
dengan bocoran jawaban itu. ( Ham )