Wisatawan asing yang
mengikuti paket city tour sebanyak 245 orang. Mereka akan menikmati suasana
Surabaya dengan mengunjungi Balai Kota, Pasar Bunga Kayoon, Monkasel, Patung
Joko Dolog, dan House of Sampoerna. Wisatawan asing di bagi menjadi dua grup,
pertama dengan mengendarai 4 bus sekitar pukul 09.00 wib tiba di Balai Kota
Surabaya. Sedangkan grup kedua, mereka datang sekitar pukul 11.00 wib.
Kedatangan wisatawan
dari berbagai Negara ini disambut tarian reog Ponorogo, terlihat di wajah
mereka sangat kagum, beberapa dari mereka tak luput untuk mengabadikan
pertunjukan reog Ponorogo. Tampak salah satu wisatawan juga tidak takut untuk
naik di pundak reog.
Setelah selesai
menikmati dan memotret Reog Ponorogo, mereka kemudai masuk ke loby Balai Kota
disambut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Wiwiek Widayati. Sebagai
souvenir setiap wisatawan diberikan udeng dan selendang. Sebelum menikmati
santap makan, mereka menikmati sajian tari Lenggang Suroboyo, saking senangnya
ada beberapa dari mereka yang ikut menari Lenggang Suroboyo dipandu si penari.
Menurut, Ida
Widayati, Kepala Bidang Objek dan Promosi, kapal pesiar yang
berkunjung ke Surabaya terus bertambah. Untuk bulan Maret sudah 10 kapal
pesiar. Belum lagi nanti rencannya bulan Juni ada kapal pesiar yang akan
bermalam di Surabaya. “Bulan Agustus nanti Surabaya rencananya akan dikunjungi
kapal pesiar yang lebih besar dari hari ini,” ujarnya.
Semakin banyaknya
kapal pesiar yang bersandar di Surabaya menandakan Surabaya masih menjadi
magnet bagi wisatawan mancanegara. Untuk itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Surabaya bekerjasama dengan agen perjalanan memilih lokasi-lokasi yang
diminati wisatawan.
“Semakin banyak kapal pesiar yang berkunjung ke
Surabaya, kita akan menyiapkan tempat baru yang menarik. Tahun depan, aktifitas
di pelabuhan Kalimas, Gereja Kepanjen, aktifitas Pasar Tradisional Pabean
menjadi salah satu lokasi yang akan dikunjungi. Jadi mereka sebelum menjual
paket biasanya sama –sama kita survei untuk tempat-tempat yang bisa dijual ke
wisatawan,” tukasnya. (*)